20

199 7 2
                                    

Tenten membukakan pintu apartemen untuk Neji. Sudah sepuluh hari dia berada di apartemen Hinata. Dia memang sengaja memanggil Neji ke sini. Dia kawatir terhadap hubungan Hinata dan Sasuke. Selama dia menginap di sini, dia menghitung bahwa sudah dua kali sasuke berkunjung dan itu langsung menuju ke kamar Hinata.

Hubungan keduanya sudah seperti suami-istri saja. Padahal Hinata masih terikat pernikahan dengan Neji. Putusan sidang ditunda sampai Hinata melahirkan.

"Papa!" Hiro langsung menerjang Neji.

"Eh.. anak papa!" Neji langsung menggendong Hiro di pinggangnya, "Apakah kau jadi anak baik hari ini? Kau jaga adik dengan baik?"

"Ehm, tadi Hiro gendong adik. Terus mama suapin adik. Adik kenyang terus tidur.'

'Anak pintar." Neji menoel hidung Hiro.

Acara penyambutan Neji usai sudah. Hiro bermain di karpet sementara Hitomo dipangku Neji. Tenten meletakkan teh di meja depan Neji.

"Terima kasih."

Tenten mengangguk, lalu duduk di samping Neji. Neji merangkulnya dan mencium keningnya.

"Neji."

"Hem," Neji menatap mata Tenten.

"Apakah Hinata sudah memberitahukanmu kalau anak kalian laki-laki?"

Neji seketika sumringah,"Jadi.. laki-laki?"

Kentara sekali kalau Hinata belum memberitahukannya pada Neji.

"Jadi kau belum tahu? Hinata tidak memberitahukanmu?"

"Mungkin dia sibuk. Intinya adalah aku tahu sekarang. Apakah dia dan bayi sehat?"

"Ya, mereka sehat. Tapi... Neji... kau benar-benar...uuuhhh!" Tenten gemas dengan perilaku Neji.

"Ada apa?"

"Aku tidak tahu bagaimana bisa aku jatuh cinta padamu. Dasar tidak peka! Kalau pun Hinata tidak memberitahumu, setidaknya telephon dia. Dia masih istrimu. Dia juga sedang mengandung anakmu. Mungkin ini sebabnya dia kekeh ingin menceraikanmu."

Neji jengah juga,"Aish... sudahlah.. iya.. nanti kita bertemu dengannya, tahu kabarnya."

"Aish! Terserahlah!" Tenten mengibaskan tangannya.

"Oh ya.. kita pulang besok. Hari ini aku ada bisnis yang harus kuurus, aku mungkin pulang malam."

Tenten hanya bisa menggelengkan kepalanya, tak habis pikir dengan perilaku Neji.

---*---

Pintu apartemen terbuka. Hinata yang masih mengerjakan tugas di sofa ruang tamu mendongak. Dia tersenyum melihat sosok yang akhirnya datang.

"Sasuke.."

Sasuke mencium pelipisnya. Lalu duduk sambil merangkulnya.

"Kau tidak jaga malam ini?"

Sasuke menyandarkan kepalanya di kepala Hinata,"Yah... besok aku jaga malam. Aku akan menginap malam ini. Hem.."

Hinata tersipu.

"Apakah kau lapar? Aku buatkan nasi goreng?"

Sasuke menggeleng,"Tidak perlu. Aku sudah makan di rumah sakit tadi. Kau belajar apa?" Sasuke melongok laptop Hinata.

"Ada praktek Farmakologi besok. Aku harus belajar untuk pre-test."

"Oke, aku mandi dulu. Aku tunggu di kamar ya?"

Hinata mengangguk. Sasuke mencium perut Hinata. Pada saat itu Tenten keluar kamar. Sasuke sudah beralih mencium bibir Hinata lalu menoel hidungnya.

"Halo, Tenten." sapa Sasuke.

Woman in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang