14.

211 9 2
                                    

Hinata memasuki rumah dan melihat Neji, Tenten dan Hiro bercengkerama sebagai keluarga. Hinata tidak memperdulikan itu dan langsung masuk ke kamarnya. Ketiganya tentu saja melihatnya.

Merasa ada hal penting yang musti dibicarakan, Neji membututi Hinata. Hinata sedang duduk di ranjang dan mencopot sepatu saat Neji masuk ke kamarnya.

"Dari mana, Hime?" Tanya Neji

Hinata menatap neji sengit, menghela nafas lalu menjawab,"Dari mana pun. Di mana pun yang bisa menenangkan pikiranku."

Neji bersedekap,"Kau bahkan tidak pulang malam ini. Tidak ada satu pun Hyuga di kota ini. Kau tidur di mana?"

"Kau pikir aku tidak bisa menginap di hotel?"

"Hinata, aku tahu aku salah. Tapi tolong.. sikap rebelmu ini akan menambah masalah."

Hinata merasa tidak terima. Dia berdiri dan berkacak pinggang,"Rebel? Aku rebel? Setidaknya aku tidak menghamili gadis, sok tidak mengakui anaknya lalu tetap menggaulinya."

'Kau... melihat..."

Hinata semakin membusungkan dada. "Ya, aku melihatnya. Kau bilang dia berselingkuh tapi kau masih menjilatinya. Apa-apan itu?"

Lalu, Hinata membuka kemejanya dengan cepat. Dia memamerkan perbuatan Sasuke semalam,"Kau lihat! Aku juga bisa!"

"Plak!"

Tamparan keras diberikan Neji di pipi Hinata. Tamparan yang mampu membuat tubuh Hinata berbalik, jatuh telungkup di ranjang dan langsung pingsan.

Bunyi "plak' dan "gedebug" membuat Tenten dan Hiro terkejut. Tenten segera membuka kamar Hinata dan kaget melihat Hinata yang terkapar di ranjang dan Neji duduk di lantai, menangis sambil membekap lututnya.

"Neji," Tenten duduk menenangkan Neji.

'Aku... aku..." Pria itu memeluk Tenten dengan erat.

"Tenanglah," Tenten mencium dahi Neji.

Hiro mendekati Hinata dan menoel-noel punggungnya,"Tante..."

Panggilan Hiro membuat Tenten menyadari kondisi Hinata. Ketidakberdayaan Hinata membuat Tenten cemas. Dia melepaskan diri dari pelukan Neji dan duduk di tepi ranjang.

Hinata sama sekali tak bergerak. Tenten membalikkan tubuh Hinata. Dia terkejut melihat pipi Hinata yang memar. Dia mendekatkan telunjuknya di hidung Hnata. Hembusan nafas masih terasa. Tenten pun merasa lega.

"Kau keterlaluan, Neji." Tenten mengomeli Neji.

"Dia... dia berselingkuh..," kata Neji gusar.

"Lalu apa bedanya dengan kita?"

Tenten menormalkan posisi tidur Hinata. Dia melonggarkan ikat pinggang Hinata. Lengkungan bawah perut Hinata membuat Tenten menyadari sesuatu. Tenten pun menoleh pada Neji dan semakin kesal pada pria itu.

"Keluarlah, Neji."

"Tapi...,"

"Keluar aku bilang!'

Pria itu kaget lalu keluar kamar dengan ribut. Hiro juga kaget karena Ibunya bisa membentak ayahnya seperti itu.

"Hiro, waktunya tidur siang. Masuk ke kamarmu dan tidur. Mama mau merawat tante dulu."

Hiro menatap Hinata dengan perasaan kasihan. "Tante sakit apa, Ma."

"Tante... hanya capek. Dia butuh istirahat. Jangan ganggu tante dulu. Makanya kau tidur siang ya.. Hiro?"

"Ehm," anak itu mengangguk.

Tenten mengamati Hiro hingga anak itu keluar dari kamar.

Tenten segera merawat Hinata. Hinata adalah wanita kaya yang manja. Namun, Neji Hyuga telah membuatnya menderita. Tenten juga menyadari bahwa dia salah satu yang membuat Hinata menderita. Dia merasa bersalah untuk itu.

Woman in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang