"Oh ya?" Kaguya tertawa ngakak. Tingkahnya membuat Naruto curiga. Pria itu menatap penuh rasa ingin tahu dan berbisik,"Siapa?"
Namun Kaguya hanya menyentuhkan telunjuk ke bibir, isyarat agar Naruto diam. Naruto seketika cemberut. Sementara Menma yang dipangkunya, bermain-main dengan dasinya.
"Oh, itu menarik. Baiklah, aku ambil kasusnya," kata Kaguya sebelum tertawa lagi.
Naruto jadi semakin sewot. Dengan menggendong Menma, dia mendekati Kaguya, lalu merangkulnya. Berharap bisa mencuri dengar pembicaraan istrinya itu dengan seseorang di telephon. Menma jadi merangkak dari pangkuan Naruto ke pangkuan Kaguya. Kaguya mencium pipi anak itu, membuat anak itu terkekeh.
Sementara itu, tangan Naruto sudah menelusup ke dalam kerah gaun Kaguya yang memang rendah, mengelus dan mengusap-usap puting Kaguya sambil menjilati lehernya.
Kaguya sekuat tenaga menahan hasratnya. Seseorang di telephon belum selesai bicara tapi suami usilnya yang pencemburu tengah berusaha mencuri atensi. Susah payah dia fokus pada materi yang dibicarakan, dan dia lega karena akhirnya orang itu selesai bicara.
"Baiklah, terima lasih, Profesor Orochimaru." Suara Kaguya agak bergetar ketika mengakhiri telephon.
Naruto yang sedang mencium pipi Kaguya jadi kaku. Dia mengangkat wajahnya dari Kaguya dan menatap penuh tanya.
"Puas?" Tanya Kaguya.
Naruto nyengir sambil mengusap-usap tengkuknya.
"Cemburuan nggak habis-habis. Sudah punya Menma juga." Kaguya ngomel.
Naruto merasa tak terima sehingga berkata,"Kau juga cemburu jika aku dekat dengan cewek lain."
"Kapan?"
"Dulu, waktu sama Sakura."
Kaguya menghela nafas. "Kau juga tahu kalau dulu itu pengaruh hormon."
'Jadi, sekarang aku boleh dekat-dekat dengan Sakura? Atau dengan cewek-cewek lain?"
"Coba saja kalau berani? Aku sunat sampai pangkal nanti!" Kata Kaguya sambil menggerakkan telunjuk dan jari tengahnya mirip gunting.
'Au!" Naruto jadi memegangi pangkal paha.
Kaguya menghela nafas. Dia berdiri sambil mengangkat Menma di gendongannya, lalu berjalan menuju ruang makan. Naruto mengikutinya lalu bertanya,"Memangnya apa yang dibicarakan oleh Profesor Orochimaru?"
Kaguya menjawab sambil meletakkan Menma di Baby chair,"Hanya proyek penelitian. Dia menunjukku sebagai tim."
"Oh,"
Naruto menarik kursi Kaguya sehingga Kaguya bisa duduk nyaman. Dia melebarkan serbet di pangkuan Kaguya sementara Kaguya memasangkan celemek pada Menma.
"Makan ya, Nak."
Kaguya memegangkan sendok pada tangan putranya. Menma dengan geraksn khas balita langsung menyendok buburnya dan makan walau belepotan.
Kaguya tersenyum melihatnya. Wanita itu beralih ke Naruto lalu meladeni suaminya, memasukkan nasi dan sayur ke mangkuk Naruto. "Kau juga makan, Bayi besar."
Naruto terkekeh. Sama seperti putranya, pria itu juga menggali makanannya tapi dengan gerakan yang rapi dan dewasa. Kaguya juga mulai memasukkan makanan ke mangkuknya sendiri dan makan. Sesekali dia mengelap mulut Menma yang belepotan bubur.
"Bagaimana disertasimu?" Tanya Kaguya.
"Tinggal satu data. Ah... kenapa harus banyak variabel di disertasi? Bikin pusing saja."
"Namanya juga disertasi, kan? Tapi kau harus bersyukur karena dua papper telah publish. Kau bisa langsung ujian hasil lalu promosi doktor."
Naruto jadi sumringah. "Itu karena bimbingan istriku yang cantik ini." Katanya sambil merangkul Kaguya dan mencium pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Woman in Love
FanfictionSiapa yang bisa menasihati wanita yang sedang jatuh cinta?