Hinata berjalan cepat di sepanjang lorong. Dia bahkan harus sedkit menopang bagian bawah perutnya. Tentu saja dia tidak berani lari dalam kondisi ini. Apalagi di usia kehamilan yang hampir lima bulan ini.
Dia juga tidak menyangka bahwa dia bisa bangun kesiangan. Dia yakin sudah menyetel alarm semalam. Mungkin dia terlalu kelelahan akibat perjalanan St. Chambridge - Pensilvania semalam.
Dia berhenti sebentar saat sampai pintu kelasnya. Dia mengatur nafas sambil mencari alasan keterlambatannya. Merasa siap, dia mengetuk pintu.
"Masuk!"
Suara teriakan dari dalam kelas.
Hinata masuk ke dalam kelas. Maksud hati ingin minta maaf karena terlambat. Namun, dia hanya terngaga seperti orang bodoh.
"Apakah Bumil akan meminta maklum atas kesalahannya di hari pertama masuk kuliah?"
Pertanyaan dengan bahasa Inggria biasa. Namun, subyek yang membuatnya terkejut itu menanyainya dengan seringai sinis. Hinata masih tetap mematung. Dan pria di depannya menjetikkan jemarinya tepat di depan matanya.
"Rupanya bumil gagu juga" canda dalam bahasa Inggris lagi.
Semua yang hadir di kelas tertawa.
"Maaf," akhirnya Hinata mendapatkan suaranya lagi.
"Duduk langsung, Nyonya. Anda beruntung saya yang datang. Jika itu Profesor Jiariya... anda pasti sudah habis." Pria itu menunjuk pada deretan bangku.
Hinata segera duduk. Teman sebelahnya yang berambut ceri berkata,"Aku Sakura Haruno."
"Hinata."
"Oke.. oke.. kita lanjutkan lagi." Pria yang berdiri di depan kelas melanjutkan kinerjanya. Dia menulis di papan tulis." My name is Uchiha Sasuke."
"Oh.. sasuke.." para cewek semakin ribut
'Saya adalah asisten dari profesor Jiariya. Kalian boleh panggil saya "senior". Baiklah.. saya akan menerangkan apa yang harus kalian lakukan. Kalian akan diberikan tiga kasus setiap minggu. Kaji kasus tersebut dengan mencari minimal tiga puluh referensi per kasus. Masing-masing harus presentasi setiap minggu. Kedua... tugas anda adalah membaca minimal dua ratus halaman per hari. Saya akan membagikan link setor bacaan. Kalian harus mengisi resume dari pustaka yang kalian baca, minimal 2 halaman."
Semua mahasiswa mulai mengeluh. Sasuke tahu itu dan berkata,"Jangan mengeluh. Ini penting untuk menata mental kalian. Ini juga cara untuk identifikasi ketertarikan kalian sehingga kalian tidak perlu bingung untuk daftar program spesialis."
"Dia tampan," desah Sakura. Tangannya menangkup pipinya dan pandangan matanya tak lepas dari Sasuke.
Hinata hanya bisa memutarkan bola matanya.
"Oke. Cukup untuk hari ini. Silahkan ambil masing-masing mahasiswa tiga rekam medis. Rekam medis tidak boleh dibawa pulang. Terserah bagaimana cara anda. Salinlah yang kalian anggap perlu. Dan kalian tidak boleh memfoto."
"Baik, Senior."
Sasuke keluar dari ruang kelas dan para mahasiswa membagikan rekam medis dengan tertib. Hinata yang mendapatkan rekam medis yang pertama segera membacanya.
"Dapat apa?" Tanya Sakura sambil melirik rekam medis yang dipegang Hinata.
"Aku baru baca." Hinata mendesah," Sudah tiga tahun sejak aku membaca rekam medis."
"Perlu kuajari?"
Hinata tersenyum," Aku hanya sedikit lupa, tapi belum tentu aku tidak ingat."
"Kalau aku... jika aku meneruskan di Harvard, aku sudah semester 3 sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Woman in Love
FanfictionSiapa yang bisa menasihati wanita yang sedang jatuh cinta?