9.

225 6 0
                                    

Kaguya meringkuk, menyelami rasa sakit karena perutnya yang mengencang. Akhir-akhir ini kontraksi palsu semakin sering dia rasakan. Kehamilannya sudah semakin tua, bahkan semakin menurun.

Kaguya memutuskan kembali lagi ke rumah keluarganya. Putra kembarnya merawatnya. Dia sekali lagi memutuskan hubungannya dengan Naruto. Dia merasa perkataan Tsunade benar. Bersatunya dia dengan Naruto adalah hal yang tidak baik.

Dia masih ingat saat hari itu. Saat dia berdiam diri memikirkan hubungannya dengan Naruto. Naruto mendatangi apartemennya. Dan mengabarkan bahwa dia lulus wawancara.

"Aku adalah mahasiswa program doktoral sekarang. Profesor Orochimaru menerima proposal penelitianku. Dia yang akan jadi promotorku."

Naruto memeluk Kaguya erat. "Oh, senangnya... doamu pasti terkabul. Aku akan menjadi doktor tiga tahun lagi. Kau pasti bangga padaku.

Mereka merelai pelukannya. Kaguya membelai wajah Naruto. "Selamat, Naruto."

"Besok kita ke makam ruang tuaku, ya? Lalu mendaftarkan pernikahan kita, hem?"

Kaguya mengangguk.

"Bagaimana kalau kita ke restoran untuk merayakannya?"

Kaguya menggeleng, "Aku sedikit lelah. Kita di rumah saja."

"Baiklah. Kita pesan makanan online."

"Ehm," Kaguya mengangguk dan berusaha tersenyum.

Naruto segera mengambil ponselnya, memesan makanan sebanyak-banyaknya. Kaguya melihat itu dan hanya tersenyum.

Lalu pria itu pergi mandi. Kaguya menata meja makan dan saat makanan tiba Kaguya menata makanan itu di meja. Naruto segera memeluknya dari belakang. Kaguya hanya menikmati pelukan itu sesaat lalu menepuk pipinya,"Makanlah, kau pasti lapar."

Naruto malah mencium leher Kaguya, membuat kaguya yang merasa geli terkikik,"Sudahlah.. ayo makan dulu."

"Baiklah,"

Naruto menarik kursi untuk Kaguya, lalu Kaguya duduk. Pria itu memastikan Kaguya duduk dengan nyaman lalu duduk di kursinya sendiri. Kaguya mulai meladeninya, memasukkan makanan ke dalam piring Naruto.

"Kita akan seperti ini selamanya. Kau meladeniku setiap makan."

"Makanlah, kau yang memesan makanan sebanyak ini. Dan kau harus habiskan." Kata Kaguya setelah selesai dengan makanan di piring Naruto dan memasukkan makanan di piringnya sendiri.

"Aku memesan ini untukmu. Kau dan anak kita harus makan banyak... ehm... demi kesehatan kalian."

Kaguya menghentikan kegiatannya. "Terima kasih." Dia menyuapkan makanan ke dalam mulutnya sendiri.

"Sebenarnya, jika kita keluar tadi, aku ingin sekalian membelikan baju pengantin untukmu." Kata Naruto sambil mengunyah makanan.

"Baju pengantin?"

"Ya, walau pun kita hanya menikah di catatan sipil, aku ingin melihatmu dengan baju pengantin yang indah. Kau pasti sangat cantik."

Kaguya jadi tersentuh,"Naruto, kau membuatku tersanjung. Tapi, lihatlah... aku mengandung... tidak akan ada baju pengantin yang muat. ' kaguya mengusap-usap perutnya.

"Pasti ada. Aku akan pastikan itu."

Kaguya hanya bisa terdiam. Perkataan Tsunade masih terngiang di telinganya. Naruto, pria tanpan ini berakhir dengannya? Apakah itu adil untuk Naruto?'

Hingga makan malam selesai, pun, Kaguya masih terdiam. Seperti biasanya, Naruto memeluknya di atas ranjang setelah selesai mencuci piring. Dia mendesah saat Naruto menciumi pipi dan pundaknya lalu mencium gundukan dadanya.

Woman in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang