Topan (11)

54 9 1
                                    

Crime thriller itu apa sih? Lomba apa tuh maksud elo?

Lomba menulis skenario. Pan elu paling jago ngarang cerita. Ikutan, Pan, yuk. Kapan lagi lah ada kesempatan kece kayak gini.

Delapan tahun yang lalu, Topan antara menyesali atau mensyukuri anugerahnya, memenangkan lomba kepenulisan skenario film yang diselenggarakan suatu platform menulis daring, khusus mencari skenario film layar lebar dengan genre chrime thriller. Khususnya lagi sebagai wajah baru dalam kepenulisan naskah film, skenario film garapan Topan kala itu langsung mencetak box office wahid, dengan capaian spektakuler enam belas juta penonton seluruh tanah air, jauh melambungkan fee awal Topan yang enam puluh juta satu naskahnya dibeli putus tanpa royalti.

Berkat fee yang bagi Topan ketika itu sangat lumayan besar, si lelaki berhasil mempersunting sang almarhumah istri, Kemala Summa yang baru berusia dua puluh dan belum menamatkan kuliah. Topan sendiri sudah lulus, usianya dua puluh dua, masa depan kariernya terasa tanpa batas, apalagi pendamping hidupnya adalah perempuan seelok bunga yang diidamkan oleh kaum Adam. Summa, rekan satu kampus yang digilai banyak laki-laki. Tak dinyana, Summa membalas perasaannya yang menggebu, dan mereka segera membangun mahligai cinta setelah Topan dinyatakan pemenang hadiah utama dalam lomba perdananya.

Sejak kemenangan itu, satu demi satu kesempatan terbentang bagi Topan, memperkenalkannya pada sutradara kenamaan dan produser film berkocek tebal. Topan punya spesialisasi yang memberinya gelar si Raja Toksik. Korban pembunuhan dalam crime thriller garapannya rata-rata mengalami keracunan dan tewas sangat mengenaskan, mulanya memberi kepuasan batin bagi Topan yang merasa punya kuasa atas nasib "korban-korbannya". Topan lalu meralat, korban-korbannya adalah tokoh-tokoh film yang dikisahkan menemui ajal karena aksi kejahatan sang pelaku. Ia sendiri bahkan tak sampai hati membunuh semut.

Namun, Summa akhirnya meninggal dunia. Kekasih pertama Topan, sekaligus istri yang dinikahinya dengan berjuta harapan gemilang, hanya dimilikinya sekejap saja, padahal si perempuan baru berusia dua puluh, hidupnya baru saja dimulai. Ujaran lama tidak keliru, katanya kebeliaan bukan alasan bagi seseorang untuk tidak menemui maut, bila waktunya memang sampai.

Summa punya firasat akan tetapi. Sejak perjumpaan pertama mereka, perempuan tercinta Topan dari jurusan filsafat ini kerap membahas soal kematian. Karena baginya ada sesuatu yang misterius soal kematian, sekaligus menantang keingintahuan setiap orang, apa yang terjadi atas sukma manusia yang menghembuskan napas terakhir di dunia, apakah jiwanya akan bergentayang beberapa saat sebelum terangkat ke alam akhirat, ataukah awan-awan sebersih kapas akan menjemput segera mereka yang berpulang, lalu apakah surga dan neraka itu sama-sama ada di langit biru, ataukah neraka terpuruk di pusat bumi terdalam yang membara, seperti kata orang, alam neraka di lapis ketiga belas, sementara surga ada di langit ketujuh yang sangat tinggi, bahkan teknologi antariksa paling mutakhir pun mustahil mengungkapkan lapis langit tertinggi itu. Itulah rahasia Sang Kuasa.

Topan melanjutkan hidupnya, meskipun seluruh sukmanya remuk redam. Mulanya, hanya saat menulis naskah, ia merasa jauh lebih baik, jauh lebih hidup dan jauh lebih bersemangat. Namun, paranoia aneh hadir tak diundang, tepat di tahun kedua puluh lima hidupnya, tiga tahun sesudah kematian Summa yang begitu tiba-tiba. Mulailah ia berkenalan dengan Ellin Sugono, psikiater ternama, cantik jelita, ketika itu usia si wanita tiga puluh dua. Ellin tujuh tahun di atas usia Topan, tetapi hubungan mereka dekat di luar klinik, menjadi sahabat akrab dengan perbedaan usia lumayan tajam. Apalagi Ellin awet muda, baik dari lahiriah maupun pembawaan jiwanya, bahkan kini di usia tiga puluh tujuh, Ellin masih terlihat sangat muda dan rapuh.

Gerak-gerik Ellin yang gemulai dan warna suaranya yang merdu mengingatkan Topan pada ibu kandungnya. Almarhumah ibunya? Bukan. Topan bukan mengingkari takdir kematian, pasalnya jasad ibunya beserta jenazah ayahnya tak pernah diketemukan setelah bersama-sama tenggelam di danau biru. Hilang sama misteriusnya dengan dasar danau yang kelam, bukankah kata ibunya tiap-tiap danau punya misteri tersendiri, yang tidak terselami manusia biasa?

Hening Cipta TopanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang