Pintu besi di ujung koridor menderit dengan kasar. Topan di tidurnya yang dangkal bermimpi pintu itu dibuka oleh ibunya, ibu yang bersembunyi darinya dua puluh satu tahun yang silam. Jari jemari Topan terlihat kecil. Rupanya aku kembali ke usia sembilan tahun, Topan merenung murung. Bahkan ia tidak bahagia dalam dekap ibundanya yang tersedu dengan haru, syukur, dan kelegaan. Rambut ibunya terlihat lembap, agaknya cuma dikeringkan seadanya sesudah berenang lama.
"Nak, Topan. Syukurlah kamu tidak tenggelam, Nak. Syukurlah aku dan papamu menarikmu tepat waktu. Syukur kepada Tuhan!"
"Ma, Topan tidak tenggelam, Ma. Topan diam-diam pintar menyelam. Topan mau kasih kejutan ke papa mama. Sebenarnya Topan gak tenggelam, Ma. Mama papa salah paham."
Ibu Topan tidak menggubris. Si ibu muda tetap menganggap putranya selamat dari tenggelam. Pelukannya semakin kukuh, seakan bila ia merenggangkan sedikit saja, sang putra akan direnggut dari sisinya, seketika itu juga. Topan merasa terpasung, karena sang ibu yang merengkuhnya menjelma rantai besi yang dingin, berkebalikan dengan pelukan kasih ibunya yang hangat. Rantai besi itu membelit kian kuat, cuma leher ke atasnya yang bebas, namun Topan kesulitan mengambil napas karena dadanya tertekan oleh rantai baja.
"Ma! Mama! Jangan, Ma!" Topan berseru lemah.
"Pak! Pak Topan! Bangun, Pak! Ada tugas yang menanti Bapak. Pak Topan?"
Kesadaran Topan menggenap, tersentak ia dari mimpi dangkalnya. Tidur dangkal selalu menghadirkan mimpi yang tidak-tidak. Kesemutan akibat kaki kelamaan menekuk menyadarkannya, ia ada di balik jeruji dingin, dalam penahanan polisi atas sangkaan penyelundupan barang haram dalam paket kupu-kupu awetan. Yang ia pikirkan sekarang, mungkinkah Iptu Ananda menjebaknya melalui skenario sempurna, penggerebekan yang melibatkan Tegas Kawilarang, suami baru Ellin Sugono?
Sekarang penjebaknya itu tepat ada di hadapannya. Iptu Ananda membangunkannya, dan derit pintu di ujung koridor itu, bukan dari Ibu Topan, tapi si polisi muda yang membukanya. Jeruji-jeruji buram di latar belakang perlahan fokus, menyadarkan Topan, ia terlibat kasus yang serius, apalagi Iptu Ananda kini memberinya tugas yang tak main-main.
"Pak Topan. Kapolda Jawa Barat sudah turun tangan. Penahanan Pak Topan ditangguhkan sementara. Pak Bima sedang diperiksa. Ayo, lekas, sesuai rencana semula, kita musti bergerak."
Perintah yang tergesa-gesa, meskipun disampaikan tidak lantang, tetap menggelisahkan Topan yang tak mengira, skenario yang harus dijalaninya begitu menantang. Baiklah, demi seorang gadis yang ia pedulikan, ia harus bisa dan harus berani bertindak. Demi Hening semata dan belaka, yang diperkirakan Topan tidak lagi berada di Bukit Tinggi, baik di Rumah Gasik maupun paviliun milik mereka selama tiga hari belakangan ini.
Hening diculik dari paviliun kaki bukit oleh kakak kandungnya sendiri. Penculikan ini, menurut Iptu Ananda memang disengaja dibiarkan, karena Hening adalah umpan bagus demi memancing sang pelaku biang keladi. Pelaku disinyalir menyelundupkan barang terlarang berkolaborasi dengan Bima Sakti Galaksi, kapolres Danu Anyar yang sementara menjabat, dan oknum polisi itu sudah mengatur menukar barang haram sitaan dengan tawas.
"Liontinnya sudah terpasang kan, Pak Topan? Bapak melaksanakan perintah saya, kan?" Iptu Ananda mencecar namun nada suaranya lembut.
"Sudah, Pak Ananda." Topan menyengguk gamang. Kini, operasi yang penting akan melibatkan dirinya secara penuh.
Sunya pasti bersembunyi, dan tak mungkin ditemukan di Rumah Gasik yang mentereng, apalagi di taman kupu-kupu yang sudah ditutup sementara waktu. Perempuan mirip Hening yang diintainya tempo hari, dipastikan adalah Sunya yang menyamar sebagai Hening, yang bersangkutan mendatangi taman kupu-kupu untuk mengawasi pekerjaan Topan, demi kepastian yang bersangkutan tidak mengutak-atik isi paket yang sensitif.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hening Cipta Topan
Mystery / ThrillerTopan Antara Dika dan Hening Sidara Gasik. Sepasang manusia yang dihantui kematian orangtua yang misterius. Topan yang paranoid dengan racun dan kematian. Psikiater memvonisnya punya otak kriminal dan harus berhenti dari pekerjaannya sekarang. Untu...