Satu bulan kemudian ...
Hening pias menyaksikan Bibik Lik berkemas. Padahal perempuan kepercayaannya itu sudah setuju bermukim di Kuningan, namun tiba-tiba saja sebuah musibah menghancurkan kesepakatan itu. Orangtua Bibik Lik menumpang bus bersama anak bungsunya - adik Bibik Lik - berwisata ke Cihampelas, Bandung. Namun, bus terlibat tabrakan beruntun bermula dari truk ayam yang hilang kendali oleh rem blong. Begitu saja, kejadiannya terlalu mendadak dan riuh rendah. Ketiga orang yang dikasihi Bibik Lik patah tulang beberapa anggota tubuhnya.
"Nona, maaf ya, Bibik harus pulang merawat orangtua dan adik Bibik. Apalagi adik Bibik patah tulang belakang dan patah tangan. Nona tahu kan, adik Bibik itu janda, tanpa anak, orangtua Bibik juga patah kaki, jadi semuanya perlu perawatan panjang. Maaf, Nona."
"Bibik. Bibik bakal kembali lagi, tidak?" Hening dengan kekanakan merajuk, namun sikapnya dewasa, jemarinya mengusap bulir mata si Bibik yang tersedu.
"Belum tahu, Nona. Maafkan Bibik. Untuk semua kesalahan Bibik, mohon dimaafkan ya, Nona."
"Kenapa harus sekarang, Bik? Tiga hari lagi saya dan Topan akan menikah. Bibik baru pergi setelah selesai resepsi saja, gimana?" Hening memohon sekali lagi.
"Maaf sekali lagi, Nona. Keadaannya sudah seperti ini. Bibik harus segera ke RS merawat keluarga Bibik. Lagipula Nona kan sudah ada yang menjaga. Jadi Bibik tenang sekarang. Topan itu anak baik, Nona."
Haru hari-H perpisahan membekukan hati Hening, yang tak sanggup menangis meskipun sang Bibik bersimbah air mata pamit, terus menerus mohon maaf atas kesalahannya yang lalu. Hening tahu, Bibik Lik tak berdaya memerinci maafnya, maaf untuk perbuatannya bekerjasama dengan Sunya, maka Hening dilepas dari kurungan kamar agar mendatangi Topan, si pria warga baru Danu Anyar yang sedianya dikurbankan sebagai kambing hitam paling ideal. Kambing hitam Sunya Gasik dalam siasat yang dipetakan paripurna.
Hening bukannya tak memaklumi ketakberdayaan Bibik Lik. Meskipun hati sang asisten berpihak pada Hening, namun Sunya yang menguasai keuangan keluarga, dan gaji si Bibik diatur olehnya tiap bulan. Tidak menurut pada Sunya pastilah sangat susah, karena sang kakak yang mendiang itu paling berang ditentang, apalagi bila orang itu ada di bawah ketiaknya. Sunya yang tidak amat menonjol kepintarannya, tapi selalu sukses menjadi ketua di mana pun ia berada. Bahkan saat ia tiada pun, Hening tidak dilepasnya secara penuh.
Sunya mengembuskan napas terakhirnya dengan menggenggam seutas rambut panjang. Itu rambut milik Hening yang dipotong Sunya saat mereka bersembunyi di rumah terbengkalai Dokter Harun. Pasti itu rambut yang sama, karena tak lama setelah Sunya dan Harun menerima hukumannya, Hening membabat rambut sepinggangnya hingga sedikit saja melewati bahu. Kata Bibik Lik, potongan rambut pendek selain membuat penampilan lebih menyegarkan, juga punya makna membuang sial dan menolak bala bencana.
"Bik, semoga kita bisa bertemu kembali, Bik, di lain kesempatan." Hening tak berdaya membuang pandang, ia berucap pada dirinya sendiri, sementara taksi biru yang ditumpangi Bibik Lik mengecil di kejauhan, sebelum menghilang di kelokan tajam berplang nama jalan. Jalan Timur Djati. Nama jalan rumah tinggal Hening di Kuningan.
Tiga hari lagi, hari penting Hening akan datang akhirnya. Ia dan Topan bersanding sebagai suami dan istri, tak peduli usia belianya terpaut sepuluh tahun di bawah sang suami. Tak masalah, kata Bibik Lik satu bulan yang lalu. Hening akan genap 21 tahun nanti, satu bulan setelah pernikahan sakral di Kuningan. Mereka sepakat meninggalkan Danu Anyar selama-lamanya. Kenangan paviliun kaki bukit terbawa jejak langkah Hening, yang menyulap rumah baru di Kuningan serupa suasana paviliun dulu, dulu menjadi rumahnya bersama Topan sepanjang tiga malam mendebarkan. Mebel yang dipilih Hening mirip sekali perabotan dalam paviliun mungil itu.
Perihal wali pernikahan sempat membuat kelimpungan. Untunglah, tante Hening, dipanggil Tante Ambil Pusing oleh Sunya, nama aslinya Anneta Ambarwati, bersedia menjadi wali Hening, sementara Topan diwalikan oleh paman dan bibi yang merawatnya dulu. Sepasang lansia yang sepuh ini khusus datang ke Kuningan, menginap beberapa hari, dan sudah tiba dua hari sebelum akad nikah dilangsungkan. Hening menjamu mereka bak orangtua kandungnya sendiri.
![](https://img.wattpad.com/cover/340897307-288-k936634.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hening Cipta Topan
Mystery / ThrillerTopan Antara Dika dan Hening Sidara Gasik. Sepasang manusia yang dihantui kematian orangtua yang misterius. Topan yang paranoid dengan racun dan kematian. Psikiater memvonisnya punya otak kriminal dan harus berhenti dari pekerjaannya sekarang. Untu...