Rumah asing bagi Hening sudah cukup mengecilkan hati, apalagi bila kakak satu-satunya, Sunya, menjadi asing baginya, jelas Hening merasa tidak ada lagi yang memahaminya di dunia ini. Seumur hidupnya, Hening hanya hidup untuk mengenali dua rumah saja, Rumah Gasik yang dibencinya, dan rumah kecil di kaki bukit yang merupakan kesayangannya. Namun rumah kebenciannya itu, bagi Hening tak ubahnya rumah bunuh diri, masih menjadi rumah yang ramah selama Sunya mau menjadi ibu kedua yang mencintainya.
Ibu Hening bukan ibu yang sesungguhnya. Ibu kandungnya, namun ia tidak pernah menjadi ibu dalam dambaan hati Hening. Ibunya punya kekasih gelap, itu rahasia umum dalam keluarganya. Ayahnya membiarkan, selama nama baik keluarga mereka tidak tercemar, selama bisnisnya masih menjadi ladang uang yang menjanjikan, ayah mereka permisif dan mengiyakan saja perbuatan sang istri tersebut.
Ibu Hening tak bisa membagi cintanya secara adil. Selingkuhan ibunya, yang dirahasiakan namun tercium juga gelagat jeleknya, merupakan tangan kanan keluarga mereka, dan ia punya seorang putri dari pernikahan terdahulu. Ibu Hening lebih mencintai si "putri tiri", melebihi kasihnya kepada putri yang dilahirkannya ke dunia. Lebih jauh lagi, si putri tiri dijadikan asisten kepercayaan di rumah mereka, apalagi tugas-tugasnya begitu ringan seakan ia nona besar sederajat dengan Sunya dan Hening, dua nona Gasik yang sesungguhnya.
Setahu Hening lagi, Sunya amat cemburu terhadap si putri tiri, dan satu tahun yang lalu, putri tiri yang menyita cinta dan hati ibu mereka itu, meninggal secara misterius. Tepat di tahun yang sama, Hening menderita gangguan psikologis yang sulit dimengerti, dan orang-orang curiga, ia pelaku utamanya, perbuatan keji yang ia lakukan dalam keadaan kejiwaan yang guncang.
Namun, rahasia Sunya berada di tangan Hening. Ia yakin, Sunya pelaku pembunuhan itu, karena mimpi-mimpi jelek yang dialaminya membenarkan, Hening menyaksikan dengan mata kepala sendiri, Sunya membekapkan bantal empuk ke kepala putri tiri ibu mereka. Namanya Griyanti, dan ibu mereka memanggilnya mesra, Titi.
Titi yang sudah tiada itu jadi bukti, Sunya tak segan melakukan apa pun, sepanjang itu dipandangnya berguna bagi dirinya. Seperti perbuatannya kepada Hening kali ini. Atas nama cinta dan perhatian, Sunya menyekapnya dalam rumah asing yang diakuinya rumah milik Dokter Harun - pria bernama Run si dokter gila - yang tidak ditempati. Rumah itu tak bedanya mimpi buruk bagi Hening. Eternitnya mengelupas oleh kebocoran yang tak ditanggulangi. Cat dindingnya berjamur. Rumah itu luas, berkamar lima, mestinya dulu rumah yang apik dan menyenangkan dihuni. Hening tidak diikat di ranjangnya, dan ia bebas menjelajahi rumah barunya dalam pengawasan Sunya.
Mata batin Hening merasakan, ada pria yang disekap di lantai dua. Rumah ini satu lantai setengah, ada setengah lantai yang dijadikan ruang pembantu dan dak tempat menjemur pakaian dan mencuci. Sunya melarangnya naik. Alasannya tangganya licin, belum lagi handrail atau pegangan tangganya rapuh dan berbahaya. Hening tahu Sunya itu siapa sesungguhnya, maka yakinlah ia, memang ada rahasia besar di lantai dua, tak ada jalan lain, Hening sementara waktu mesti tunduk agar Sunya tak mengamuk kepadanya.
"Adikku Hening tersayang. Mulai sekarang Kakak tak memberimu obat lagi. Sekarang yang penting kamu harus lebih gemuk, hatimu harus gembira, karena operasimu sudah dijadwalkan minggu depan, Sayangku."
"Rumah ini bocor parah, Kak. Kita pindah ke tempat lain saja, bagaimana?"
"Oh, jangan, Sayangku. Rumah ini paling dekat ke rumah sakit, dan lokasinya juga sepi. Menemukan rumah ini tidak gampang, lho. Artinya tidak ada yang tahu soal keberadaan kita, adikku sayang."
Selama ini, Sunya tak tahu rahasianya yang berpura-pura terbaring lelap. Hening sadar, operasi yang dimaksud Sunya adalah lobotomy. Prosedur kejam dengan pelopor pertama kali seorang ahli saraf asal Portugal, Antonio Egas Moniz. Pembedahan yang marak merajalela dari tahun 1935 hingga 1980-an ini punya inti yang sama, meskipun prosedurnya bervariasi dari waktu ke waktu. Tujuannya merusak atau memotong jaringan-jaringan otak dalam lobus prefrontal yang terletak di bagian depan kepala. Dengan demikian, gejolak emosi dan gangguan perilaku pasien akan jauh mereda.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hening Cipta Topan
Mystère / ThrillerTopan Antara Dika dan Hening Sidara Gasik. Sepasang manusia yang dihantui kematian orangtua yang misterius. Topan yang paranoid dengan racun dan kematian. Psikiater memvonisnya punya otak kriminal dan harus berhenti dari pekerjaannya sekarang. Untu...