9. Mau jadi Humaira saya?

969 105 2
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Aku petantang-petenteng hari ini, revisi gus Ikhwan, nulis Al Zeidan. Tapi ga papa, demi kalian hehe

Bantu koreksi jika ada typo ataupun kesalahan tanda baca

Jangan lupa

Bismillahirrahmanirrahim

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Assalamu'alaikum, hello epribadeh." Arsen memasuki rumah Zeidan seenak perutnya. Dengan langkah riang dan senyum sumringah ia berjalan menuju Zeidan.

Zeidan yang melihat itu hanya acuh, sudah terbiasa dengan ketidak sopanan sahabatnya itu.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," balas Zeidan, kemudian laki-laki itu kembali fokus pada laptopnya.

"Waalaikumussalam, abang!!!" Seru Zidan heboh, bocah itu tadi duduk disamping sang abang sambil menggambar kini berdiri tak kalah riang menyambut kehadiran Arsen.

"Halo kecil," sapanya pada Zidan. Ia duduk didepan keduanya.

"Nih, om Eza nyuruh lo ngerjain ini," kata Arsen sambil menyerahkan berkas itu pada Zeidan.

"Satu belum selesai, udah nambah lagi." Pemuda itu menghela nafas pelan, lalu menyambut berkas itu. Zeidan kembali fokus pada kerjaannya, dan membiarkan Arsen dan Zidan yang sibuk menggambar.

"Padahal gak ada yang order."

Otak Arsen mendadak berhenti berfungsi, apanya yang tidak diorder? Dirinya ataukah berkas yang dibawanya?

Namun suara riang Zidan membuatnya tak ambil pusing.
"Zi, seneng kalau abang Arsen main ke rumah," kata Zidan membuat Arsen tersenyum senang.

"Kenapa tuh, cil?" Tanya Arsen antusias.

Zidan tersenyum menampakkan gigi ompongnya. " Soalnya abang pintar baanget, bisa ngajarin Zi banyak hal."

"Terjerumus pada kesesatan," sahut Zeidan yang masih tetap fokus pada laptopnya, namun dirinya menguping seakan takut adiknya terpengaruh hal-hal aneh yang menular dari sahabatnya.

"Mau abang ajarin lagi gak?" Tanya Arsen tanpa memperdulikan Zeidan yang ada didekatnya.

Pada akhirnya Zeidan menoleh pada Arsen, kemudian ia mencubit lengan laki-laki itu.
"Awas aja lo ngajarin yang aneh-aneh!" Sentaknya memperingati.

"Aneh-aneh, apaan?" Tanya Arsen pura-pura tidak mengerti.

"Kupu-kupu malam itu lo yang ngajarin?" tanya Zeidan sambil berbisik.

"Ohhh iya, soalnya adik lo yang nanya," balas Arsen sambil terkikik pelan. Padahal hari itu ia hanya bercanda, tidak menyangka jika Zidan bercerita pada abangnya.

Al Zeidan (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang