Sore itu sehabis pulang sekolah Eka memandang satu-persatu orang yang duduk di sofa menatap gadis itu dengan wajah kepo, tumben sekali mereka melakukan rapat negara.
"Gue mau ketemu sama cowok online yang gue kenal,"
"Siapa? Emang ada cowok yang mau sama lo ya, secara lo kek kuda," Celetuk Rahma dan langsung dihadiahi gaplokan maut dari Yas.
"Diem deh, banyak bacot lo!" Rahma yang mendapat geplakan di kepalanya hanya bisa meringis dan mengelus kepalanya yang nyut-nyutan.
"Heh seharusnya yang kayak kuda itu lu bukan gue, lagian gue anggun dan manis gini dikatain kuda, emang anjing lo!" Kesal Eka, bahkan perempuan itu melempar bantal sofa kearah Rahma, untung aja reflek Rahma bagus. Jadi kena bantalnya.
"Gue juga tau, nanti janjian ditempat yang sama aja gimana?" Celetuk Vivi, kedua gadis itu saling berpandangan dan berteriak.
"YEAYYY ADA TEMEN, EMANG KAMU SAHABAT TERBAIKKU MONYET,"
"Bajingan lo," Sinis Vivi dan berakhir masalah berakhir, intinya Eka mau ditemani bertemu dengan laki-laki kenalannya di media sosial.
"Kalian gak takut apa nanti mereka bukan orang baik? Zaman sekarang makin ngeri kalau kenalan online gitu," Dewin melirik kedua anak muridnya sekaligus teman dekatnya selama ia tinggal disini dan sampai kapanpun itu.
"Insyaallah enggak, soalnya gue udah kenal dua tahun tapi, kalau Eka, gue gak tau!" Jelas Vivi, Dewin mengangguk mengerti sebelum memberikan kedua gadis itu gps kecil, katanya untuk jaga-jaga semisalnya ada kejadian diluar prediksi BMKG.
Di lain sini, tepatnya di taman komplek ada sepasang kekasih yang sedang kasmaran, siapa lagi kalau bukan Olip dan Joshua.
"Emang kamu gak mau aku kasih tas Prada? Kata adikku besok ada versi baru," Olip menggeleng gadis itu lebih memilih dibelikan produk make up Dior, katanya mah brand ambassador nya Jisoo blackpink.
"Ya udah deh, besok kita ke mall sehabis sekolah,"
"Makasih ya, padahal gak perlu mahal-mahal biasanya aku beli yang murah aja,"
"Murah pale bapakmu!" Celetuk Reyhan, entah sejak kapan laki-laki itu duduk dibawah pohon mangga, menggunakan style baju merah dan celana jeans.
"Bacot lo friendzone, tuh temen lo diajak pacaran dulu," Mendengar ejekan itu Reyhan langsung melengos serta mencibir sepasang kekasih itu.
"Emang rada gila dia, kamu pasti tau lah," Olip mengangguk sebagai jawaban bahwa ia setuju. Lagian semua orang didunia tau kalau Reyhan itu rada punya kriteria calon penghuni rumah sakit jiwa.
Di bawah pohon rindang yang terdapat sepasang ayunan itu terdapat satu gadis dan satu laki-laki yang tengah mengobrol ringan, seperti layaknya orang berbicara kepada kekasihnya sendiri.
"Emang kamu gak bosan makan kayak gitu?"
"Ini minum, bukan makan. Kamu gimana sih? Masa gitu aja gak tau," Kesal gadis itu, laki-laki itu tersenyum hingga kedua matanya hilang.
"Gak gitu maksud aku sayang, kamu ini sensian banget kayak Sagara sehabis jatuh dari tangga," karena gemas laki-laki itu mencubit pipi pacarnya yang tembam, walaupun gak tembam tembam amat.
"Sakit tau, kamu kejam banget..., Aku aduin bang Fael nanti yah!" Tatapan tajam gadis itu tertuju pada sang kekasih yang terkekeh kecil, sungguh tidak ada yang lucu disini.
"Kayaknya kamu cocok masuk rumah sakit jiwa sama Reyhan deh,"
"Heh!" Peringat laki-laki itu dengan muka kagetnya, hal itu membuat gadis yang asik minum susu itu tergelak.
KAMU SEDANG MEMBACA
We're Friends Forever
Teen Fiction☾15+☽ Segerombol pelajar sekolah menengah atas yang memilih tinggal di kos-kosan di daerah Yogyakarta, kawasannya yang rindang dan tidak berisik membuat mereka betah berlama-lama disana. Walaupun beberapa tidak lagi menduduki bangku sekolah menengah...