Pagi tadi Salsa panik dan menghampiri juru kunci disana, ia baru sadar laki-laki tadi malam yang ia temui bukan dadah-dadah kearahnya namun laki-laki itu tenggelam.
"Udah nak, gak usah khawatir itu udah biasa di sini, untung kamu gak nolong orang itu kalau sampai kamu nolongin yang ada kamu dibawa mereka kealam mereka," ternyata kebolotan Salsa dapat membantu menyelamatkan nyawanya yang hampir melayang.
"Pantesan perasaan gue gak enak," batin Irene.
"Emang pesona pacar gue itu sampai kealam lain ya? Pantesan gue terpesona, emang cantik!" Azriel nampak memandang Salsa yang bernafas lega karena ia tidak membiarkan orang mati tenggelam, tapi membiarkan hantu tenggelam lagi.
"Gak usah alay deh lo," hardik Aksa, iri sekali dia dengan Azriel. Salah siapa jomblo.
Pemandu wisata mengarahkan mereka ke kebun teh dan buah-buahan. Semuanya nampak senang, Salsa dan Azriel sendiri sudah heboh menuju perkebunan strawberry dan anggur.
"Ih, ini tinggi banget! Mana sampe gue," Via mendengus kesal, sudah memakai alat untuk memetik buah masih saja tidak bisa.
"Kalau gak bisa ngomong aja, gak perlu sungkan," Sagara mendekap tubuh Via dan membantunya memetik buah alpukat yang masih berada di pohon.
"Ehem, hati-hati yang ketiga biasanya setan!" Celetuk Angkasa, Arel yang disamping Angkasa mengangguk setuju.
"Lo pada setannya!" Sindir Reyhan, emang dia ini spesies manusia gabut in the world.
"Sayang, kira-kira apel disini itu semanis apel dari Jepang gak ya? Yang biasanya aku beli di mall seharga dua juta buat empat buah," Olip nampak memilah-milah apel yang akan dia ambil.
"Enggak tau, coba aja satu. Aku bawa air mineral biar higienis," Olip mengangguk setuju dan mulai memakan satu apel yang sudah ia petik, rasanya manis dan asam ia suka.
"Kamu mau?" Joshua mengangguk dan mereka memakan satu apel untuk bersama, Reyhan yang menyaksikan itu bergidik ngeri dan memilih pergi.
"AZRIEL KAMU UDAH DAPET BUAHNYA?!" Teriak Salsa, Azriel membalas dengan berteriak kembali. Azriel dengan entengnya membawa dua keranjang yang masing-masing diisi dengan alpukat dan mangga.
"Makasih sayangku,"
Mina dan Rahma hanya dapat memandang pasangan yang tengah memadu kasih sayang, mereka bahkan dengan tidak santainya memakan apel yang diambil dari keranjang buah milik Olip dengan tidak santainya.
"Kenapa lo selalu ngikutin gue terus?!" Sinis Mina kepada Rahma, begitupun sebaliknya.
"Najis, mending gue ngejar cinta gue buat Angkasa!" Setelah itu Rahma berlalu mengejar Angkasa yang berlari saat mendapati Rahma mendekat, sialan memang Angkasa itu.
Disisi lain Yas tengah memetik strawberry dengan tenang tanpa gangguan, hingga tiba-tiba laki-laki bernama Marlon datang mengganggunya.
"Hey neng, sendirian?"
"Menurut lo? Mending gak usah nanya kalau udah tau!" Sinis Yas kepada Marlon, Marlon hanya terkekeh dan menyerahkan sesuatu kepada Yas membuat perempuan itu terdiam.
"Gak mahal, tapi semoga suka ya!" Setelah mengucapkan itu Marlon pergi berlalu meninggalkan Yas yang mematung.
You & I we make it right
uri dure majimak Rally point
Yeah we run it run it
We burn it burn it burn up
FLASH!Lagu dari boygroup K-Pop itu diputar oleh Via dan Vivi, mereka berdua nampak menyanyikan lagu itu dengan kencang. Ocha yang mendengarnya menjadi biru, alias sedih.
"GUE ADA TEBAK-TEBAKAN!" Teriak Salsa tiba-tiba, disusul dengan Azriel yang berlari mengejar tingkah kekasihnya yang mirip kuda, alias banyak tingkah.
"Grup, grup K-Pop apa yang katanya debut lima tahun justru cuma lima bulan?!" Alis Salsa nampak naik turun menggoda Ocha yang tengah menahan emosi untuk tidak mengigit ginjal milik gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
We're Friends Forever
Teen Fiction☾15+☽ Segerombol pelajar sekolah menengah atas yang memilih tinggal di kos-kosan di daerah Yogyakarta, kawasannya yang rindang dan tidak berisik membuat mereka betah berlama-lama disana. Walaupun beberapa tidak lagi menduduki bangku sekolah menengah...