Jenaka rasanya saat mendapati seorang Mina dan Reyhan yang berkelahi hanya karena tomat yang berada di pizza mereka berdua.
"Buat lo aja!"
"Apa sih ay, gak mau ah. Buat kamu aja!" Mina melempar tomat itu kembali ke Reyhan, sedangkan Reyhan melemparkan tomat yang Mina beri kepadanya kembali ke orang yang memberi.
"Enggak usah sayangnya Mina, ini ya Mina kasih tau kalau Mina itu cantik jadi ayang Reyhan suka dan cinta sama Mina. Mina apresiasi ayang Reyhan karena udah kasih tomat buat Mina, tapi Mina gak mau. Buat ayang aja!"
"Pede bener lo, gue gak suka tomat!" Mereka berdua masih asik berdebat sedangkan yang lain hanya dapat memandang sepasang manusia itu dengan tatapan jengah.
"Sayang ini sayuran buat kamu aja ya!" Azriel memberi Salsa sayur rebus ke mangkuk mie ayam Azriel.
"Kamu gak suka? Ya udah buat aku aja!" Azriel mendengus kesal, kenapa pacaran tidak peka sekali bahwa ia ingin mengejek Reyhan dan Mina.
"Ribet deh lo berdua!" Olip langsung mengambil potongan tomat di pizza Reyhan dan Mina. Bukan untuk dia makan, namun ditaruh ke mie ayam Salsa, gadis itu tidak protes sama sekali, wajahnya lempeng sambil lanjut makan mie ayam miliknya.
"Lihat tuh bocil anteng, gak kayak lo berdua!" Olip menyindir Mina dan Reyhan.
Setelah menyelesaikan makan siang mereka, mereka kembali ke hotel dengan masing-masing dari mereka membawa dua kantong oleh-oleh dari Bali.
"Oleh-oleh di Bali itu-itu aja, seharusnya gue bawa bule bohay buat jadi mantu emak gue!" Celetuk Angkasa, memang laki-laki ini agak lain.
"Biar gue aja yang bawa, kasihan nanti tulang lo patah!" Marlon membawakan belanjaan Yas, Yas mengangguk patah-patah karena sejujurnya ia juga sedikit kaget dengan perilaku Marlon yang tiba-tiba.
Disisi lain Ocha tengah berdebat dengan Navier masalah membeli es krim, Ocha sedikit ngotot bahwa ia yang akan membayarkan belanjaan Navier sebagai ganti telah menolongnya yang hampir tenggelam saat di pantai walaupun laki-laki itu masih memakai ekor mermaidnya.
"Biar gue aja sih, gue gak semiskin yang lo kira ya!"
"Emang gue pernah bilang kalau lo miskin? Kapan ya? Kayaknya enggak pernah deh, mending gue aja yang bayarin," Navier tersenyum jahil sambil menjawil dagu Ocha membuat gadis itu merasa gondok alias kesal.
"Mas-mbak, jadi ini siapa yang mau bayar? Dibelakang udah banyak yang nunggu!" Akhirnya mbak-mbak kasir lah yang melerai perdebatan sengit mereka.
"Dia aja mbak!" Navier dan Ocha saling tunjuk satu sama lain, ingin rasanya mbak kasir yang ayu nan gemulai ini mengusir kedua curut ini.
"Lah kok jadi gue! Kan tadi lo yang ngotot buat bayar! Totalnya lima ratus ribu tuh!" Ocha bersedekap dada dan menatap Navier sinis.
"Gini ya cinta, bukannya lo yang ngotot buat bayar kali ini?"
"Eh mas, mas yang tadi jadi mermaid kan? Anak saya suka sama mas nih, mau minta akun Instagram mas nya!" Navier tersentak kaget lantas melihat anak remaja berusia lima belas tahun menatapnya malu-malu.
"Ah iya bu hehehe, sini handphonenya dek biar kakak yang ngetik sendiri!" Navier mengetik akun instagramnya dan kembali memberikan handphone itu kepada pemilik sah nya.
"Udah gue aja yang bayar, makasih ya mbak!" Ocha menatap Navier kesal dan menarik kerah kemeja laki-laki itu hingga keluar dari minimarket tersebut.
"MAKASIH ABANG GANTENG, SIAPA TAU KITA JODOH!" Teriak anak itu, Navier tersenyum manis, nyerempet genit sebenarnya kepada anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
We're Friends Forever
Teen Fiction☾15+☽ Segerombol pelajar sekolah menengah atas yang memilih tinggal di kos-kosan di daerah Yogyakarta, kawasannya yang rindang dan tidak berisik membuat mereka betah berlama-lama disana. Walaupun beberapa tidak lagi menduduki bangku sekolah menengah...