Ujian & Beach

20 5 53
                                    

Hari ini adalah hari terakhir ujian, pas sekali yang diujikan hari ini adalah Matematika dan Fisika.

"Aduh pusing banget, siapa sih yang bikin jadwal, mau gue gebuk rasanya!" Eka menggerutu kesal, ingin sekali menjambak yang membuat jadwal.

"Matematika, fisika, kimia, bahasa Indonesia. Mati aja lo deh, gue ikutan!" Sambung Irene, mereka mengobrol bisik-bisik takut ketahuan guru penjaga.

Setelah selesai melakukan ujian terakhir mereka langsung menghela nafas lega, walaupun mungkin saja akan ada remedial tapi mereka tetap yakin bahwa mereka pasti remedial. Alias pasrah aja sih, mengikuti alur Tuhan.

"Tadi nomer lima puluh gue ketemunya dua koma lima puluh, lo berapa deh?" Tia yang tak tahu matematika hanya bisa menggaruk kepalanya yang tak gatal, sedangkan Olip bingung dengan tanggapan Tia.

"Aneh lo, jawabnya itu dua koma lima puluh lima!" Sahut Sagara, Olip menatap Sagara tidak terima. Ia menghitung mendapatkan nilai dua koma lima puluh, bagaimana bisa menjadi dua koma lima puluh lima.

"Lo berapa deh Sal!"

"Dua koma tiga ratus,"

"Wahahaha, lo ngawur ya? Banyak bener tuh koma!" Yanis mentertawakan Salsa membuat gadis itu kian murung.

"Lah lo ketemu berapa Nis?"

"Dua koma seribu hehehe,"
"Yee bangsat, itu koma lo lebih banyak dongo!" Irene menempeleng kepala Yanis gemas sedangkan gadis itu terkekeh, dilihat-lihat ia goblok juga. Jadi sesama orang goblok tidak boleh saling mencerca satu sama lain.

Di sisi lain Mina dan Rahma saling bertatapan, mereka cekikikan tidak jelas.

"Anjir gue ketemunya lima juta, lo berapa nyet?" Rahma tertawa mengingat ia menjawab lima juta di lembar jawabnya.

"Bangsat lo, nyat nyet nyat nyet, omong-omong gue ketemunya sepuluh juta hahaha!" Mereka berdua cekikikan dan saling menabok satu sama lain, sungguh diluar nalar manusia.

"Bukannya ketemunya tiga ya? Gak ada koma sama sekali," Yas tiba-tiba bercelatuk, gadis itu merupakan juara tiga di kelas. Berakhirlah Sagara melawan dua gadis bar-bar berinisial Olip dan Yas.

"Aduh pusing banget, pengen nelen ikan piranha rasanya!" Tia mengacak-acak rambutnya frustasi karena ia menjawab lima miliyar, mana bisa begitu. Sudahlah.

"Makanya jangan suka malak juragan lele!"

"Bacot lo!" Tia mencibik Haikal, tak lama Navier menempeleng kepala laki-laki itu.

"Lo yang ketemunya sepuluh miliyar mending diem deh, udah sama-sama bego palah saling ngejek!"

"Bacot!" Sahut Haikal dan Tia bersamaan, apakah mereka jodoh? Tidak ada yang tahu.

•••

Sepulang sekolah mereka langsung berkumpul di taman di dekat kompleks yang memiliki banyak street food, enak-enak lagi. Contoh Eka dan Salsa yang sudah habis lima mangkuk mie ayam, kedua gadis itu stress sehabis ujian. Sedangkan Mina tengah asik menari-nari tidak jelas dengan Rahma.

"Besok Senin kan sekolah ngasih liburan ke pantai nih, kita ke Bali katanya!"

"Cuma ke pantai harus ke Bali? Jauh bener!" Vivi nyolot, padahal banyak pantai pasir putih juga disini, tapi alasan paling utamanya adalah ia malas jauh-jauh.

"Mang es podeng nya nambah ya!" Marlon berteriak frustasi, ia baru saja ditolak oleh Yas dengan alasan 'maaf kamu takut kalau lihat pocong', emang siapa sih yang tidak takut dengan pocong. Mungkin Damian iya, laki-laki itu hanya takut dengan x-man saja.

We're Friends Forever Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang