Tanpa mereka sadari mata elang Olip melihat sosok laki-laki yang ia kenal, kakak kandungnya yang meneruskan pendidikannya menuju S2.
"HEY, KAK!"
Mendengar teriakan itu laki-laki itu berlari dengan cepat, ingat! Tanda tangannya sangatlah ekslusif.
"KAKAK!"
••••
"KAKAK!" Teriak Olip kesetanan, perempuan berusia sembilan belas tahun itu mengejar sang kakak tertua dengan penuh tenaga, disusul perempuan lainnya.
Kini tinggallah seorang laki-laki yang bingung sendiri, otak jeniusnya tengah memikirkan bagaimana melepasnya diri dari sesuatu yang menjeratnya.
"SIALAN, IKATAN GUE BELUM KALIAN LEPAS!" Pemuda yang tak lain adalah Aldo berteriak frustasi dan hampir seperti orang gila karena rambut acak-acakan dan wajahnya yang kusut akibat gadis-gadis tadi yang naas nya salah satu dari mereka adalah adik sepupunya.
Mata tajam Aldo melirik kearah John dan Bian yang tertawa terbahak-bahak, "kalian berdua, lepasin gue!" Teriaknya.
"Ah kagak mau gue, noh si John aja!" Setelah berkata seperti itu Bian berjalan santai mencari tempat persembunyian agar misi para mahasiswa baru gagal, siapa tau mereka akan mendapatkan hukuman.
"Tiba-tiba Camilla telpon gue!"
Setelah beralasan seperti itu John menyusul Bian pergi, meninggalkan Aldo dengan segala kesialannya hari ini. Pemuda tampan itu menundukkan kepalanya frustasi.
"Sialan!"
•••
Di lain sisi Olip akhirnya berhasil menangkap kakaknya dan meminta tanda tangan ekslusif.
"Bisa lepasin jambakan kamu dari rambut kakak gak?" Perintah kakaknya tersebut.
"Eh lupa hahaha, maafkan adik cantikmu ini wahai kak Sam!" Pria berusia dua puluh lima tahun itu mendengus dan meraba-raba kepalanya yang terasa nyut-nyutan karena jambakan sang adik.
"Udah kan? Kakak mau lanjut, ada jadwal untuk jadi pengganti dosen yang mengajar hari ini!" Dengan dingin laki-laki itu berjalan menjauh, namun kesialannya bukan hanya pada tim adiknya dan tim satu lagi yaitu, tim Mina yang asik mengikuti tim Olip itu.
Baru berjalan sepuluh langkah dia kembali dikejar oleh seorang laki-laki yang jauh cinta kepadanya.
"Kak Samuel, Rizal suka sama kakak!" Teriak laki-laki berbokong semok itu, Sam atau Samuel bergidik ngeri dan berlari menjauh.
Di sisi kanan laki-laki muda itu terdapat kekasih dari Samuel yaitu, Isabella, "heh banci, udah ya lo ngejar-ngejar cowok gue! Cowok gue masih normal anj!" Sindir perempuan cantik itu.
Boty yang selama ini mengejar-ngejar Sam hanya menatap sinis perempuan garang disampingnya, "ih tapi i suka sama you punya cowok! Handsome kali lah, lagian i cucok meong sama abang Sam, apalagi sampai kita married dan punya ana-"
Belum juga Rizal atau biasa ia ingin dipanggil Riri ini selesai berbicara, mulut sexy miliknya ditampar oleh Isabella dengan buku tebal miliknya.
"Ri lo itu bertitid, mana ada lo punya rahim, mau ditampung dan dibuahi pake apa sperma cowok gue nanti, masa iya pake tai lo, yang bener aja deh. Be realistic, dasar gila!" Setelah itu Isabella berjalan menjauh untuk menuju fakultas Sastra Inggris. Gadis itu benar-benar terlalu bicara ceplas-ceplos tanpa filter sama sekali yang membuat tawa para gadis keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
We're Friends Forever
Teen Fiction☾15+☽ Segerombol pelajar sekolah menengah atas yang memilih tinggal di kos-kosan di daerah Yogyakarta, kawasannya yang rindang dan tidak berisik membuat mereka betah berlama-lama disana. Walaupun beberapa tidak lagi menduduki bangku sekolah menengah...