Seseorang yang kemarin baru saja terjatuh dari tangga kini hanya bisa berdiam diri di kamarnya, sedangkan yang lain hanya bisa memenuhi kamarnya yang sudah terasa sesak.
"Berisik!" Celetuknya.
"Kalian kalau mau ngoceh terus mending jangan disini deh, gue mau tidur," Lanjutnya, para laki-laki yang tadinya berisik karena menonton film horor langsung menoleh.
"Aelah sensian amat lo bro, lagian ini bukan kamar lo sendiri," Mereka langsung mengangguk setuju dengan perkataan Marlon, sedangkan Sagara hanya bisa menghela nafas, nasib sih ngekos menyewanya yang share house.
"Bener kata Sagara, lagian lo pada kagak prihatin banget liat temen berbaring lemah gitu,"
"Bahasa lo alay banget Sa," Cerocos Arel, Aksa yang gondok langsung mengusir mereka semua dari kamar.
"Lo ngapain masih disini? Gue mau tidur," Aksa melirik sekilas Sagara yang memang sudah terlihat mengantuk dan kini laki-laki itu tengah menatap Aksa dengan tatapan mata yang tajam.
"Iya-iya gue keluar, awas dikeloni mbak Kunti." Setelah itu Aksa keluar kamar, dia memang sangat perhatian kepada kondisi para sahabatnya jadi ia menutup pintu kamar, coba kalau yang masuk sejenis Marlon, Arick, Damian, dan Reyhan, pasti empat makhluk hidup itu akan langsung ngacir tanpa menutup pintu.
•••
"Shibbal annyeong," Sapa Mina.
"Lo yang shibbal, bukannya bantu bersih-bersih kamar palah ngacir di alun-alun ya," Semprot Tia yang sibuk merapihkan susunan buku dimeja belajarnya, kasur milik Tia dan Rahma sudah bersih berbeda sekali dengan milik Mina yang masih amburadul.
Diputusin pacarmu
Ditinggalin pacarmu
Jangan curhat denganku
No comment aku
No comment itu sih derita elo
Masa bodo gak mau tau
No comment itu sih derita elo
Gak peduli siapa elo
No comment itu sih derita elo
Masa bodo gak mau tau
No comment itu sih derita elo
Aduh, aduh kasian deh loeTerdengar nyanyian merdu, ya merdu (merusak dunia) dari dalam kamar mandi. Karena kepo Mina membuka pintu kamar mandi yang tertutup rapat, walaupun tidak dikunci.
"Anjir lo ngapain turu?" Tanya Mina kepada Rahma yang tidur tengkurap di kamar mandi.
"ANJIR?" Celetuk Tia tiba-tiba, Tia hanya bisa diam tanpa berkata-kata setelah melihat Rahma yang tiduran di kamar mandi, seperti tidak ada tempat higienis yang lain saja batinnya.
Perlahan-lahan Rahma bangkit dan menatap Mina dengan tatapan penuh dendam, "ANJIR YA LO, GUE LAGI BERSIH-BERSIH PALAH LO BUKA PINTU!" Kesalnya.
"Lah kan gue kepo, kirain ada emak-emak masuk kamar ini,"
"Gue lagi bersih-bersih, tetiba lo buka pintu, aduh pantat gue kagak suci lagi gara-gara cipokan sama pintu! Pokoknya sekarang giliran lo yang bersih-bersih!" Karena memang tadi Rahma tengah bersih-bersih kamar mandi dan membelakangi pintu kamar mandi, namun tiba-tiba dengan tak berdosa nya Mina palah membuka pintu, dan berakhirlah dirinya tersungkur tidak aesthetic mencium lantai kamar mandi yang masih licin akibat belum disiram air oleh Rahma.
Dengan pakaian yang basah dan beberapa terdapat busa, Rahma menyerahkan sikat kamar mandi dan ember kepada Mina. "Selamat bersih-bersih, gue mau numpang mandi di kamar bocil!" Setelah itu ia minggat dengan membawa pakaian ganti menuju kamar Salsa yang berada di lantai dua.
Brakk
"WOE SABAR NAPA, JANTUNG GUE MAU NJEBLUK RASANYA!" Teriak Tata dari lantai satu, sedangkan kucing milik Salsa tengah shock berat karena gebrakan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
We're Friends Forever
Ficção Adolescente☾15+☽ Segerombol pelajar sekolah menengah atas yang memilih tinggal di kos-kosan di daerah Yogyakarta, kawasannya yang rindang dan tidak berisik membuat mereka betah berlama-lama disana. Walaupun beberapa tidak lagi menduduki bangku sekolah menengah...