Lagi-lagi karena berita palsu membuat liburan selama weekend mereka gagal total, Haikal bersandar pada tembok kelas.
"Ya mana gue tau kan! Gue dapet kabar dari pak Agus!" Dewin menggeleng frustasi, setelah diselidiki oleh dirinya ternyata berita itu palsu. Entahlah, ia juga bingung.
"Sekarang semu kelas jam kosong, jadi kalian gak ada kegiatan. Tapi gak boleh keluar dari area sekolah!" Seru Galih, mereka bersorak gembira lantas berlari keluar kelas.
Beberapa dari anak kos-kosan berada di kantin karena merasa lapar.
"Pesan apa lo!" Mina melirik kearah Rahma sinis.
"Boombastic side eye!" Vivi langsung menampar bibir Eka yang menyeletuk tidak jelas.
"Icy Itzy mangifera foetida" Mina termenung tidak mengerti dengan titipan Rahma, ia sudah berbaik hati menawari jasanya untuk membelikan jajan di kantin palah di buat bingung.
"Jus buah bacang, buah pakel kalau lo gak tau!" Mina mengangguk dan segera memesan menu yang diminta. Aslinya Mina tidak tau walaupun sudah dijelaskan oleh Eka.
"Gue dengar hari ini ada pertandingan basket antar kelas lagi ya?" Irene yang tengah asik menuntaskan panggilan alam langsung serius mendengar percakapan para gadis diluar bilik toilet.
"Iya tuh, katanya sih buat hiburan soalnya gak ada jam pelajaran. Mending nonton yuk, terakhir itu seru tau, si Rahma anak kelas sebelah kena bola basket kan?"
"Sal lu diem deh, gak usah ketawa!" Salsa yang menahan tawa di bilik toilet sebelah Irene langsung saja tertawa kencang. Untung saja para gadis itu telah melenggang pergi.
•••
Arkan kini menatap tajam Angkasa yang tengah duduk sambil memantulkan bola basket, kebetulan anggota yang lain tengah bersiap-siap.
"Sebenernya ini pertandingan antarkelas apa antargeng?" Arkan langsung terlonjak kaget sedangkan Via hanya bisa mengangguk anggukkan kepalanya.
"Sejak kapan lo ada disini!" Via tersenyum lebar, ia tahu bahwa Arkan kaget karena dirinya.
"Sejak tadi, lo aja yang sibuk memandangi ayang Angkasa kan? Lo belok?!" Via nampak terkejut tak lama terdengar teriakan yang berasal dari Mina yang mengejar Rahma.
"BALIKIN SOMAY GUE SHIBBAL!" Arkan nampak termangu memandangi Rahma yang berlari, padahal jika tatapan orang biasa menatap Rahma, gadis itu nampak seperti gembel yang dikejar polisi pamong praja atau satpol PP.
"Lo kenapa dah? Serem banget gue liat!" Tak lama datang Bima dan antek-anteknya.
"Gue udah siap!" Arkan langsung tersentak dengan kesadarannya yang kembali.
"Oh, udah selesai ya? Ya udah nunggu tim lain selesai dulu,"
"Hey neng cantik, ngapain disini?" Jerry bertanya pada Via yang memandang kikuk lima orang itu.
"Cabut, tim kelas lo ada disana, bukan disini!" Sagara menggendong tubuh Via yang membeku karena ditatap oleh Jerry, pentolan sekolah, sebenarnya Sagara juga pentolan sekolah. Bedanya Jerry pentolan berandal sedangkan Sagara pentolan murid kesayangan guru.
"Ciee...," Ocha meledek Via yang terduduk disampingnya, sedangkan Navier melemparkan handuknya kemuka Eka membuat gadis itu memekik kesal.
"Bajingan, bau got!" Navier melenggang pergi menuju lapangan bola yang berada di lapangan outdoor.
"Semangat yah! Walaupun gak dapet mobil Lamborghini Aventador tapi gak papa!" Salsa nampak menyemangati Azriel sambil mengelus rambut laki-laki itu penuh kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
We're Friends Forever
Teen Fiction☾15+☽ Segerombol pelajar sekolah menengah atas yang memilih tinggal di kos-kosan di daerah Yogyakarta, kawasannya yang rindang dan tidak berisik membuat mereka betah berlama-lama disana. Walaupun beberapa tidak lagi menduduki bangku sekolah menengah...