Ansel tau kalau keputusan yang dia ambil tidak sepenuhnya benar. Kalau boleh jujur, dari dulu dia memang sudah memiliki rasa pada Adena. Tapi kalau ditanya sekarang, Ansel tidak tau harus menjawab apa. Satu hal yang Ansel tau dengan jelas, Adena hanya mencintai Maldio.
Ansel mendekati dapur, disana ada mama dan papanya yang sedang sarapan.
"Tumben kamu bangun pagi banget" ujar Nisa pada sang anak
"Ma, pa. Aku mau ngomong"
"Ya ngomong aja, kenapa musti ijin dulu" ujar Alex pada sang anak
"Tapi mama sama papa harus denger sampe akhir dulu, jangan potong ucapan aku"
"Tumben kamu serius gini"
"Aku mau nikah"
Nisa dan Alex kompak menghentikan kegiatan makanya dan menatap sang anak dengan tatapan yang sulit dijelaskan.
"Kamu tau kan, papa dan mama gk pernah nuntut kamu nikah muda"
"Dengerin dulu pa"
Ansel menarik napas panjang sebelum menjelaskan semuanya pada kedua orang tuanya.
"Ini mendesak, Ansel harus bantu Adena"
"Dengan nikah?" Tanya Nisa bingung
"Mama tau kan gimana kolotnya om Dimas, dia gk mungkin biarin Adena membesarkan anaknya sendiri"
"Maksud kamu Adena hamil??" Kali ini tatapan Nisa sarat akan kekecewaan
"Kurang ajar, saya tidak pernah mengajarkan kamu jadi laki laki tidak bertanggung jawab. Sekarang kita temui Dimas dan jelaskan apa yang sudah kamu perbuat" Emosi Alex memuncak
"Bukan aku pa.."
"Terus kenapa kamu yang mau tanggung jawab??" Tanya Nisa menggebu
"Karna Ansel gk bisa biarin Adena melalui ini sendiri ma"
"Apa kamu pernah sekali aja mikirin perasaan papa dan mama saat kamu mengambil keputusan seperti ini?"
"Percaya sama aku ma, pa."
Alex menggusar rambutnya prustasi, di satu sisi dia bangga dengan putranya yang memiliki rasa peduli yang tinggi. Namun disisi lain, dia tidak setuju dengan keputusan sang putra.
"Kita bicarakan ini nanti" ujar Alex, lalu pergi dari ruang makan
.......................
Pagi harinya, Vallerie kembali memeriksa kondisi Shaka. Panasnya sudah turun, namun Shaka masih terlihat lemas. Kalau seperti ini Vallerie tidak bisa memaksa Shaka kembali ke Indonesia dalam waktu dekat, tentu saja dia tidak akan menjadi istri egois dalam kondisi seperti ini.
"Val, gue haus.." ujar Shaka lemas
"Duduk dulu ya, gue bantu"
Shaka tidak menolak dan membiarkan Vallerie melakukan apa pun padanya.
"Mau sarapan apa?" Tanya Vallerie
"Mulut gue pait Val.."
"Sedikit aja, biar bisa minum obat"
"Boleh mandi aja gk?" Shaka sudah merasa gerah karna dari kemarin Vallerie tidak membiarkanya mandi
"Jangan dulu, gue bantu lap badan lo aja ya"
"Tetep aja gerah Val.."
Chup~
"Nurut ya sayang"
Shaka terpaku mendapati perlakuan manis Vallerie, apa tadi dia bilang 'sayang' oh tuhan, apa Shaka tidak salah dengar. Dan apa benar tadi Vallerie mengcup bibirnya??
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTAN (Sweet Hubby)
RomanceArshaka : "Vall.. gue mau kita udahan" Vallerie : "....... Kak..... Arshaka : "Lo berhak dapet yang lebih baik" Vallerie hanya bisa terpaku mendengar penuturan dari laki- laki yang selama 3 tahun belakangan ini selalu menemaninya.