mine

388 12 3
                                    


Kemarin pas Vallerie belum setuju untuk melanjutkan kuliahnya, Shaka adalah orang pertama yang paling semangat dan memberi motipasi agar Vallerie segera melanjutkan studynya. Namun sekarang, setelah waktu keberangkatan Vallerie tinggal menghitung jam. Shaka jadi berubah super manja, ditinggal ke kamar mandi aja pakek acara ngerengek. Kalau tidak ingat dia sedang berada dirumah mertuanya, mungkin sudah dari tadi Vallerie memukul kepala Shaka agar dia kembali waras.

Ingin rasanya Vallerie teriak sekencang- kencangnya dihadapan Shaka. Dia ingin mengingatkan betapa kerasnya laki- laki itu membujuknya kemarin.

"Yangg... mau kemana lagii?" Rengek Shaka saat Vallerie hendak turun dari kasur

"Keluar" jawab Vallerie sekenanya

"Ngapain?"

Kira- kira kalau teman- teman dan rekan kerja Shaka melihat tingkahnya saat ini. Apa masih ada yang percaya dengan Shaka yang kalau lagi di kantor seriusnya bukan main.

"Mau liat Shea, lagian kita gak mungkin diem dikamar terus" ucap Vallerie, dia sudah mulai bosan tiduran di kasur dengan Shaka yang memeluknya dengan posesif

"Kenapa gak mungkin? Emang ada yang bakal marah kalau suami istri diem dikamar terus" ucap Shaka dengan nyolot

"Ayo keluar aja, Shea pasti kangen sama muka Papanya" bujuk Vallerie.

Walau masih dengan muka ditekuk, tapi Shaka tidak menolak saat Vallerie menariknya untuk bangun. Shaka berjalan di samping Vallerie, tanganya memeluk pinggang Vallerie dan kepalanya bersandar di bahu Vallerie.

"Gimana aku jalanya kalau kamu nempel gini?"

"Tinggal jalan aja apa susahnya"

Terserah Shaka aja deh, doakan saja semoga mereka tidak jatuh saat menuruni tangga nanti.

Tatapan orang- orang rumah seketika tertuju pada Shaka dan Vallerie yang baru turun tangga. Mungkin lebih tepatnya tatapan itu ditujukan pada Shaka. Nikita sampai tidak habis fikir melihat tingkah anak semata wayangnya itu.

"Muka kamu loh Ka, melas banget" ucap Abimanyu saat Shaka dan Vallerie ikut bergabung di ruang santai

"Namanya juga mau LDR, Yah" ucap Nikita

"Makanya jangan sok kamu, kemarin siapa yang ngide bujuk Vallerie. Giliran beneran ditinggal malah gitu" Shaka makin merengut mendengar sindiran Ayahnya

"Gimana kalau Shaka ikut aja, sekalian mantau kantor disana"

"Nggak boleh! Kamu udah janji mau jagain Shea" ucap Vallerie tegas. Lagian gak etis banget kalau mereka berdua ninggalin Shea, setidaknya harus ada satu orang yang tetap disamping Shea kan.

"Kan ada Ayah sama Bunda.." rengek Shaka

"Mending aku batal aja perginya kalau gitu" ini bukan ancaman, Vallerie serius dengam ucapanya. Seperti ucapanya sebelumnya, dia gak masalah nunda dulu.

Shaka semakin mengeratkan pelukanya pada pinggang Vallerie, wajahnya juga dia sembunyikan dibalik punggung Vallerie.

Shaka tau kalau Vallerie serius dengan ucapanya. Shaka tidak ingin egois terhadap Vallerie. Walau pun Shaka adalah kepala keluara dan bisa mengambil keputusan. Tapi Shaka tidak ingin mengekang Vallerie, Shaka ingin Vallerie merasa nyaman hidup denganya. Shaka ingin Vallerie tetap merasakan kebebasan meski sekarang mereka sudah punya Shea.

💐💐💐


Berhubung di dekat komplek ada cafe baru, Vallerie pun ngide untuk ngajak Shaka nongkrong dulu disana. Vallerie berharap bisa sedikit menghibur Shaka. Namun, harapnya hanya tinggal harapan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MANTAN (Sweet Hubby)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang