MYAM 4 🌷

4.2K 428 14
                                    

Di kediaman Albian, Nathan sedang sarapan bersama kedua orang tuanya yang baru pulang malam tadi.

"Sekolah kamu gimana sayang?" Tanya Widi, Bunda Nathan.

"Seperti biasa, ga ada yang spesial" jawabnya dengan datar.

"Kata wali kelas kamu, nilai kamu akhir-akhir ini meningkat. Kerja bagus, didikan ayah sama Bunda emang ga pernah gagal" kata Yuda, ayah Nathan.

Mendengar itu Nathan tersenyum miring.

"Didik? Yang ngajarin gw membaca aja Bibi, bukan kalian" ucapnya dalam hati.

"Minggu besok, ayah sama Buna ada acara di Bandung"

"Terus?" Tanya Nathan

"Kamu ikut" jawab Yuda

Nathan membulatkan matanya.

"Nathan ga mau ikut" tolaknya

"Kamu harus ikut, ayah ga Nerima penolakan!" Ucap Yuda dengan nada tegas membuat Nathan mengepalkan tangannya.

Widi melihat anak satu-satunya itu, lalu memegang tangan Nathan untuk menenangkannya. Tapi, tangannya lagsung ditepis oleh Nathan.

"Nathan berangkat sekarang "

Setelah itu Nathan meninggalkan kedua orang tuanya, ia cepatkan langkahnya keluar dari rumah mewahnya itu.

Dengan cepat ia menggas pol motornya menuju sekolah.

Saat di perjalanan, Nathan mengendarai motornya dengan ugal-ugalan, ia menyalip motor dan mobil dengan sesuka hatinya. Untung saja Nathan ini termasuk penguasa jalanan alias ahlinya balapan, kalau tidak bukannya sampai ke sekolah malah sampai ke Rumah sakit.

Disekolah pun Nathan tidak bergairah untuk mengeluarkan satu kata dari mulutnya, Hengki juga sudah paham jika sahabatnya sudah begini. Hengki yang banyak bicara akan menyesuaikan diri saat mood Nathan sedang tidak baik, ia hanya duduk disamping Nathan dan menemani sahabatnya itu meski tidak saling bicara.

Saat jam pelajaran selesai, mereka berdua pulang tapi Nathan enggan pulang kerumahnya. Ia membelokkan motornya ke warung Mie ayam langganannya.

"Mang Mie ayamnya seporsi" Akhirnya Nathan mengeluarkan suaranya juga setelah seharian puasa berbicara di sekolah.

"Siap A' "

Mang Agus mulai membuatkan pesanan Nathan, seperti biasa dengan tambahan dua bakso urat dan tiga bakso halus dan empat pangsit goreng. Itu sudah menjadi porsi favorit Nathan yang sudah di hafal oleh mang Agus diluar kepala.

"Mie ayamnya A' "

Nathan mematikan layar ponselnya saat semangkok mie ayam sudah tersedia didepannya.

"Makasih ya mang" ucapnya

Mang Agus hanya mengangguk lalu membuatkan pesanan pembeli lain.

Saat memakan mie ayam miliknya, Nathan lebih dulu mencoba mie ayam itu tanpa di racik terlebih dahulu, ia memejamkan matanya sambil menikmati mie ayamnya.

"Enak" ucapnya.

Sepertinya singgah di warung mie ayam mang Agus memang pilihan terbaik yang ampun mengobati mood Nathan yang hancur pagi tadi.

"Saatnya meracik"

Nathan mengambil tiga sendok sambal tumis, tiga sendok saus sambal dan dua sendok kecap dan dua perasan jeruk nipis.

Racikan itu sudah menjadi takaran mie ayam kesukaan Nathan.

"Sempurna"

🌷🌷🌷

Me, You And MayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang