14 🌷

2.7K 270 19
                                    

Jeno dan Widi datang ke rumah bibi Maya untuk membicarakan sesuatu yang sangat penting. Sebenarnya mereka sudah lama ingin mengatakan semuanya pada Maya tapi mereka menunggu waktu yang tepat dan hari ini adalah waktunya.

Mereka bertiga duduk di ruang tamu, Maya menyajikan kue dan teh untuk kedua majikannya. Mereka tampak serius dengan percakapan mereka sekarang, sedangkan Miara sedang berkerja seperti biasa di kediaman Albian.

"Jadi gini Bi, sebenarnya sudah lama saya sama menantu saya pengen ngomong ini ke bibi cuman kita tunggu waktu yang pas buat bicarakan hal ini" jelas Widi

Maya mengangguk paham "Tuan besar mau ngomong apa?" Tanyanya

"Kamu yang jelasin Jen"

"Begini Bi. Bibi tau sendirikan kalau suami saya sebelumnya susah hamil meskipun kandungannya itu sehat dan baik-baik saja?"

Maya mengangguk lagi.

"Yang jadi alasan kenapa suami saya waktu itu susah hamil adalah anak Bibi, Miara." Jelasnya membuat Bibi Maya kaget bukan main, apa yang sudah anaknya perbuat selama ini? Dia bahkan tidak mengetahuinya sedikitpun.

"Ma..maksud Tuan apa? Saya ga ngerti" ucapnya dengan sedikit terbata karena masih tidak percaya apa yang di ucapkan oleh sang majikan.

Widi mengeluarkan sekantung teh yang selalu Miara buatkan untuk Nathan dan meletakkan nya ke atas meja.

"Ini teh yang Miara buat setiap pagi untuk Nathan dan di dalam teh ini mengandung bahan yang membuat Nathan susah hamil" jelas Widi

Maya mengurutkan keningnya. Jadi, teh ini yang di maksud Widi waktu itu? Kenapa ia tidak menaruh curiga sedikitpun pada Miara?.

Dengan perasaan yang hancur Maya menangis dan berlutut di hadapan sang majikan.

"Maafin saya tuan, saya ga bisa didik anak saya, saya minta maaf sama semua kelakuan anak saya" isaknya sambil memegang kaki Widi.

Widi memeluk Maya "Bibi ga usah merasa bersalah, lagian Nathan sekarang udah hamil" ucapnya sambil mengusap belakang bibi Maya, berusaha untuk menenangkannya.

Jendral merasa iba, ia kasihan melihat Maya yang berlutut minta maaf tadi padahal Miara yang seharusnya melakukan itu.

"Tapi tetap aja, tuan. Anak saya udah berbuat jahat sama tuan muda, saya malu banget buat injakin kaki di kediaman Albian lagi" ucapnya

Widi menggeleng "Kalau bibi ga ke rumah lagi nanti Nathan bakalan sedih, bibi mau liat Nathan sedih?" Tanya Widi

"Enggak Tuan, saya ga mau liat Tuan muda sedih"

"Makanya bibi jangan ngomong kayak gitu lagi, yang seharusnya kita lakuin sekarang itu buat Miara sadar supaya ga ganggu pernikahan Jendral sama Nathan lagi" jelas Widi

"Saya bakalan ngomong sama Miara tentang ini, tuan. Saya janji Miara ga bakalan ganggu hubungan tuan muda lagi"

"Tapi bi, Miara udah obses banget sama suami saya. Takutnya Miara bakalan ngamuk kalau bibi sendiri yang ngomong sama dia, mending kita sama-sama buat-" ucapan Jendral terhenti saat dering ponselnya bergetar.

"Tunggu sebentar, bibi Ana nelpon " Jendral mengangkat sambungan telepon nya.

"Halo bi, kenapa?"

"TU..TUAN MUDA PINGSAN"

"Apa?! Suami saya kenapa? Saya pulang sekarang" Jendral memutuskan sambungan telpon nya.

Dengan wajah yang sudah pucat karena panik, Jendral memberitahu Widi dan Maya jika Nathan tidak sadarkan diri, mereka bertiga pun pulang dan segera melihat keadaan Nathan.

Me, You And MayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang