MYAM 9 🌷

3.6K 369 18
                                    

Setelah ciuman mereka waktu itu, Nathan selalu menghindar dari Jendral, dia masih membalas chat tapi sekarang dia selalu menghindar jika di ajak Jendral berangkat ke sekolah bersama ataupun di ajak keluar.

Jendral hanya pasrah, salahnya juga karena melebihi batas hari itu. Tapi, Nathan tidak menolak dan bahkan mereka berdua tampak menikmati ciuman itu.

Hari ini Jendral berencana datang ke rumah Nathan, ia sudah memberi tau bundanya Nathan kalau ia akan datang, dengan senang hati pun Widi mengizinkan.

Jendral membawa mie ayam kesukaan Nathan, martabak, dan bubble tea kesukaan Nathan. Jendral harap Nathan akan suka.

Jendral sengaja datang menggunakan mobilnya, ia ingin mengajak Nathan ke pasar malam setelah ini.

Setelah memarkirkan mobilnya, Jendral turun lalu membawa bawaannya masuk. Tak perlu memencet bel rumah karena Widi sudah berdiri di depan pintu untuk menyambutnya datang.

"Kamu bawa apa sayang? Banyak banget ini" kata Widi

"Makanan buat bunda sama Nathan" jawab Jendral

Widi tersenyum lalu membiarkan Jendral masuk, mereka berdua berjalan ke dapur lalu menyajikan makanan yang di bawa Jendral. Setelah semuanya siap, Widi menyuruh Jendral untuk naik memanggil Nathan.

Jendral berlari kecil menuju lantai atas untuk memanggil sang pujaan hati, ia perlambat langkahnya saat hampir sampai di depan pintu Nathan. Langkahnya berhenti tepat di depan pintu, ia menghembuskan nafasnya lalu mengetuk pintu kamar Nathan.

Ketukan pertama pintu itu masih belum terbuka, saat Jendral hendak mengetuk pintu itu kembali, Nathan sudah membukanya lalu menatap Jendral dengan tatapan kagetnya.

Saat melihat Jendral, Nathan langsung berbalik hendak menutup pintu kamarnya lagi tapi, ia langsung di tepis oleh Jendral.

"Ke bawah dulu yu, kita makan" ajak Jendral.

Nathan menggeleng, saat ia hendak menutup pintu lagi, tiba-tiba Jendral mengangkat badannya lalu membawanya turun untuk makan.

"Lepasin gw Jen!" Teriak Nathan

Jendral abai, ia terus menggendong Nathan tanpa berniat menurunkannya meskipun sudah mendapatkan pukulan bertubi-tubi dari sang empu.

"Kalau bunda liat bisa bahaya Jen!" Kata Nathan, ia panik saat mereka sudah sampai di bawah.

Jendral menggendong Nathan sampai di ruang makan, Widi yang menata makanan pun keheranan melihat anak dan calon mantunya itu, heh!.

"Anaknya manja ya Jen?" Tanya Widi dengan kekehan diakhir kalimatnya.

Jendral ikut terkekeh "iya Bun, makanya Jendral gendong" jawabnya

Sementara Nathan hanya ternganga melihat interaksi antara bundanya dan Jendral.

"Ayo makan sayang, Jendral udah beli ini semua untuk kita" kata Widi

Nathan melihat banyak makanan yang sudah tersaji di atas meja, ia melihat mie ayam kesukaannya dan langsung duduk di kursi untuk menyantap mie ayam itu.

Jendral dan Widi hanya geleng-geleng kepala melihat Nathan.

"Kok Lo tau si gw suka mie ayam ini?" Tanya Nathan

"Kalau makan jangan ngomong Na!" Bukannya menjawab, Jendral malah menyuapkan sepotong bakso kedalam mulut Nathan.

Widi yang melihat itu tertawa kecil, ia jadi ingat jaman pacaran dengan Yuda dulu.

Setelah memakan mie ayam mereka pindah ke ruang tamu lalu memakan martabak manis yang Jendral bawa.

"Bunda, Jendral mau minta izin bawa Nathan keluar" ucap Jendral tiba-tiba, Nathan yang mengunyah martabak pun langsung terbatuk, untung saja Jendral gercep lalu memberinya air minum.

Me, You And MayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang