Chapter 9

6.5K 581 24
                                    

Haruto menatap bingung semua peralatan perkakas di tangannya, kepalanya menoleh kearah Jeongwoo yang duduk di kursi dengan kedua tangan di silang didepan dada. Matanya mengode kearah kayu-kayu di rerumputan halaman belakang mansion

" Apa ini tuan?" Tanya Haruto setelah meletakkan perkakas yang tadi Jeongwoo berikan padanya

" Aku baru saja membeli kucing jadi buatkan kandang untuknya" perintah Jeongwoo dengan santai

" Tuan anda ini salah mengartikan pekerjaan ku atau bagaimana? Aku ini pelayan yang memenuhi kebutuhan mu bukan tukang kayu yang bisa membuat kandang untuk peliharaan mu"

Haruto tidak mengerti dengan jalan pikiran Jeongwoo, ntah apa maksudnya tapi ini sungguh tidak masuk akal. Pekerjaan utamanya saja baru di mulai di kamar Hyunsuk bahkan belum selesai tapi sudah di tarik ke halaman belakang hanya untuk membuat kandang kucing? Ini masih pagi astaga, apa Jeongwoo ini ngelantur?

" Kamu benar, tugas mu itu memenuhi kebutuhan ku dan saudara ku. Tapi sekarang aku butuh kandang kucing dan kau tidak mau membuatkannya?"

" Ya tapi itu.....ck tuan kan kaya, kenapa tidak beli saja kandang untuk kucing mu tuan Jeongwoo?"

" Ide bagus, aku akan beli dan gajih mu akan ku gunakan separuhnya untuk itu"

Jeongwoo meminum jus dengan santai, tidak perduli dengan keterkejutan Haruto dengan ucapannya

" Bagaimana bisa seperti itu?"

" Kenapa tidak, aku ini tuan mu. Tugas mu menuruti perintah ku, jika tidak aku bisa melakukan apapun untuk menghukum mu  dan karena kamu tidak menuruti ku, jadi gajih mu saja ku potong "

Haruto memejamkan matanya, kedua tangannya mengepal erat dan itu tak luput dari perhatian Jeongwoo yang tersenyum dalam diam di tempatnya. Dengan susah payah Haruto menahan emosinya yang siap meledak kapan saja

" Baiklah, akan aku lakukan "

Haruto mengambil peralatannya dan berjalan menuju kayu-kayu yang tak jauh dari tempat Jeongwoo duduk. Tangannya mengambil salah satu kayu, menatapnya dengan bingung

" Bagaimana aku membuatnya?"

Haruto kaget saat sebuah ponsel terpampang di depan wajahnya, sangat dekat sampai membuat matanya sedikit sakit

" Tuan ini kenapa sih?" Haruto menepis tangan Jeongwoo kesal, emosinya belum melunak dan Jeongwoo malah membuatnya tambah kesal

" Aku mau kau buat yang seperti ini, hari ini harus selesai "

Jeongwoo memberikan ponselnya pada Haruto sebelum kembali duduk ke tempatnya

" Oh ya, jangan berani melihat isi ponsel ku diam-diam"

Haruto meletakkan ponsel itu dengan kasar di rerumputan
" Siapa juga yang mau melihat isi ponsel mu" gumamnya pelan

" Heh ponsel ku bisa kotor"

Haruto menatap tajam kearah Jeongwoo kemudian tersenyum tipis sebelum memindahkan ponsel itu di pahanya

" Puas?"

Jeongwoo mengangguk mengiyakan, baru saja hendak meminum kembali jusnya teguran Haruto mengurungkan niatnya

" Bisakah tuan pergi, wajah tampan mu membuat ku ingin memukulnya dengan palu. Biarkan aku bekerja dengan tenang, bisakan tuan muda Park Jeongwoo?" Kata-kata yang menusuk meskipun terdapat pujian kecil yang sebenarnya berniat agar tidak terlihat mengancam, maklum Haruto masih ingat pria yang dia sebut tampan itu adalah majikannya

" B-baiklah, aku juga masih mengantuk jadi harus tidur " Jeongwoo dengan cepat masuk kedalam Mansion, meninggalkan Haruto sibuk dengan semua peralatan didepannya

Haruto Harem (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang