Chapter 22

4.7K 473 80
                                    

" Mars bagaimana keadaan mu?"

Mark mendudukkan dirinya di sisi ranjang, tangannya terulur mengusak lembut rambut adiknya yang masih terbaring

"Hiks maaf kak, aku....aku gak tahu kalau bakal hamil"

Mars langsung bangkit dan memeluk erat kakaknya, mengundang rasa iba dari Ji eun tapi tidak untuk putranya

"Katakan, anak siapa yang kamu kandung?!" Ada ketegasan di manik sang kakak tapi lebih terlihat jelas rasa kecewanya pada diri sendiri, merasa gagal untuk menjaga adiknya

Ji eun menyentuh pelan bahu Mars dan tersenyum lembut padanya
"Katakan saja jangan takut, kita pasti akan bantu kamu biar laki-laki itu mau bertanggung jawab"

Mars menatap kearah saudara park yang berdiri didepan jendela kamar yang membuat mereka kompak menatap kearah Jeongwoo karena tahu apa yang akan pria berbadan dua itu katakan

"Je-"

"Aku"

Semua orang disana menatap shock pada Jeongwoo, pria itu baru saja menyebut dirinya? Jihoon bahkan kini sampai menarik lengan Jeongwoo keras agar menatap kearahnya

"Apa yang kau katakan, jangan banyak omong kosong. Kita tahu kebenarannya Jeongwoo!"

Jihoon tak mengerti akan jalan pikiran Jeongwoo yang tiba-tiba memilih untuk mengakui sesuatu yang bukan kesalahannya

"Jeongwoo....katakan pada mommy kalau mommy salah dengar" Ji eun menangkup wajah tampan putranya, berharap putranya itu akan mengatakan jika apa yang ji Eun dengar adalah salah

"Aku mom"
.
.
.
.
.
Di sisi lain, mata cantik yang sejak tadi terpejam itu kini terbuka lebar. Tangan dan kakinya tidak terikat, ruangan tempatnya di kurung adalah tempat yang mewah, dia bahkan bisa merasakan senyaman apa ranjang yang menjadi tempatnya tertidur sejak tadi

"Ini dimana?"

Kakinya diturunkan perlahan dari ranjang, kepalanya terasa berat karena masih terasa efek obat bius yang di berikan para pria yang menculiknya tadi. Perlahan ia melangkah menuju balkon kamar yang pintunya tidak di kunci, tapi mustahil baginya untuk turun dari sana

Di bawah sana hanya ada halaman penuh dengan tanaman yang indah, tempat ini di kelilingi dinding menjulang dengan pagar tinggi tempat keluarnya, Haruto dapat menebak itu adalah halaman belakang mansion yang dia tempati sekarang

Samar-samar Haruto mendengar suara berisik dari arah kiri mansion, seperti ada kekacauan disana

"Kau sudah bangun?"

Secepat kilat Haruto berbalik menghadap seorang pria yang berdiri didepan pintu kamar yang sudah di tutup, pria itu adalah pria yang membius Haruto sebelum dibawa kesini dan sekarang dia tengah tersenyum ramah pada Haruto

"Kamu siapa, dan kenapa membawaku kemari?"

Sepasang pakaian mewah diletakkan diatas ranjang

"Gantilah pakaian anda, sebentar lagi seseorang akan datang untuk merias anda tuan"

"Apa maksud mu?"

"Nama ku Stevan, anda  bisa memanggil saya jika butuh sesuatu. Saya menunggu didepan kamar anda"

Stevan langsung keluar dari kamar tanpa menunggu respon Haruto, si cantik kini menatap bingung kearah pakaian mewah di atas ranjang

"Pakaiannya terlihat mewah, siapa mereka sebenarnya dan apa tujuan mereka menculik ku?"

Haruto mengabaikan pakaian mewah itu, kakinya kembali melangkah menuju balkon. Cuaca masih sangat cerah bahkan Haruto bisa melihat beberapa gedung di samping mansion ini, tapi Haruto rasa teriakannya tidak akan sampai kesana setelah menyadari seberapa luas halamannya

Haruto Harem (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang