Chapter 12

6.4K 559 84
                                    

Sore harinya Junkyu baru tiba di rumah bersama Junghwan, tadi pria itu datang ke agensi dengan Doyoung tapi saat Junkyu ingin pulang si bungsu itu malah ingin ikut dengannya

Junkyu tidak langsung ke kamarnya, dia ingin melihat keadaan Haruto sebentar. Kakinya melangkah kearah meja makan, meletakkan tasnya dikursi

" Heh, jangan di makan dulu. Ntar makan bareng sama yang lain"

Junghwan mendengus saat Junkyu menegurnya hanya karena ingin mencicipi makanan yang tersaji di atas meja

" Dikit doang kak"

" Gak! Sana mandi"

Dengan malas Junghwan berjalan ke kamarnya, tasnya bahkan di seret begitu saja. Tubuhnya sedikit membungkuk, dalam hati Junkyu menertawai Junghwan yang terlihat lemas. Sepertinya si bungsu sangat lapar

Junkyu menepuk dahinya ketika hampir melupakan tujuannya untuk mengecek kondisi Haruto, pintu di samping dapur itu di buka perlahan. Junkyu menganga lebar melihat dua manusia yang tidur berpelukan, tapi detik berikutnya senyumnya mengembang. Perlahan dia berjalan kearah keduanya, menepuk lengan Jihoon agar si sulung itu bangun. Sebenarnya tadi ingin membiarkan mereka tidur, tapi Junkyu baru ingat dia disuruh Yoshi untuk meminta Jihoon ke agensi sebentar

" Eummm kenapa?"

Jihoon mengusap matanya yang terasa berat, kemudian menatap si pengganggu tidurnya dengan mata menyipit

" Kak Yoshi nyuruh lo ke agensi bentar" bisik Junkyu pelan, takut mengganggu tidur Haruto

" Ngapain lo bisik-bismppp!!!"

Junkyu dengan kurang ajar membungkam Jihoon dengan telapak tangannya, suara Jihoon itu bisa menggangu ketenangan Haruto

" Sssttt tar dia bangun"

Jihoon mengerjap, sepertinya dia lupa sedang berada dimana dan memeluk siapa. Matanya melirik kesamping dimana Haruto masih tertidur pulas dengan memeluk tubuh Jihoon begitu erat

Jihoon menarik tangan Junkyu yang masih membekapnya
" Kyu gue cuma....itu...dia lagi meriang jadi gue, itu apa"

" Ck udahlah ngapain panik sih, gue santai kalik. Kalaupun gue di posisi lo juga bakal lakuin hal yang sama"

Junkyu diam sejenak, beranjak kesisi Haruto dan duduk disana

" Gue tahu lo tuh punya gengsi seluas semesta. Udah sana siap-siap, biar gue yang jagain Haruto. Bentar lagi waktunya dia minum obat, lo udah panggil dokter?"

Jihoon menggeleng pelan, dia tidak memanggil dokter untuk masalah demam Haruto. Kelupaan.

" Yaudah biar gue aja yang nelpon dokter "

Jihoon dengan perlahan melepaskan tangan Haruto yang memeluknya, tapi Haruto seperti tidak mau melepaskannya. Bahkan kini si manis merengek dengan mata terpejam

" Hiks jangan pergi, ayah jangan pergi "

" Apa gue setua itu sampe di panggil ayah?"

Junkyu tertawa kecil membuat Jihoon ikut tertawa juga sebelum akhirnya si sulung menepuk keras lengan Junkyu yang tidak berhenti tertawa

" Bantuin njir jangan ketawa mulu!"

" Iya iya ayah"

" Sialan lo mau gue tendang?"

" Coba aja kalau bisa"

Jihoon mengangkat kakinya untuk menendang Junkyu tapi pergerakannya membuat Haruto terganggu

" Ssssttt " Jihoon mengelus lembut rambut Haruto agar tenang, matanya menatap tajam pada Junkyu yang tertawa puas

" Tadinya gue pikir dia sadar yang di peluk itu lo"

Haruto Harem (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang