Sorry for typo!!
Happy reading<3
Beberapa saat telah berlalu setelah Taeyong menyelesaikan ceritanya. Mereka semua tak tahu harus merespon apa. Terutama Changbin, pemuda itu hanya diam selama Taeyong bercerita. Ia bahkan tak merespon apapun ketika mengetahui fakta tentang Jisung.
Padahal, Taeyong kira ia akan mendapatkan satu atau dua pukulan dari pemuda itu. Namun nyatanya, ia hanya diam dengan pandangan kosong. Wooyoung sudah kembali ke ruangan Jisung karena ia harus memantau pemuda manis itu. Sedangkan sisanya masih di ruangan yang sama dengan Taeyong.
Ketika semuanya sedang sibuk dengan pikiran masing-masing, Wooyoung masuk ke dalam ruangan tersebut dan mendekati Taeyong. Pemuda itu membisikkan sesuatu kepada Taeyong dan tidak lama kemudian Taeyong menatap Changbin yang sedang melamun.
"Changbin.." Panggil Taeyong, Changbin menatap hyung manis tersebut dengan pandangan datar.
"Jisung mau ketemu, kamu mau ngobrol?" tanya Taeyong, Changbin berpikir sejenak lalu kemudian mengangguk yakin.
"Kalau gitu, kamu bisa ikut Wooyoung ke ruangan Jisung." Changbin pun langsung berdiri dari duduknya dan mengikuti Wooyoung kembali ke ruangan Jisung tadi.
Selama menuju tempat Jisung, Changbin memikirkan harus memberikan respon apa kepada Jisung. Ia melamun sampai tak sadar kalau sudah berdiri di depan pintu berwarna putih.
"Lo masuk aja, gue tunggu diluar."
Changbin melangkah ragu, ia membuka perlahan pintu tersebut dan ketika masuk aroma yang pertama ia hirup adalah obat-obatan. Changbin bisa merasakan betapa dinginnya udara di dalam kamar bernuansa serba putih ini.
Diatas ranjang kecil tersebut, ada Jisung sang adik. Tengah terbaring dengan mata tertutup dan selang infus menancap di lengannya. Changbin perlahan mendekat berusaha tak membangunkan Jisung. Namun baru beberapa langkah, Jisung membuka matanya dan tersenyum kecil menyambut kedatangan Changbin.
"Hai kak.." sapa Jisung ketika Changbin berada persis disebelah kasurnya.
Jisung tak perlu repot-repot duduk, karena posisi sandaran kasur yang dibuat cukup tinggi memudahkan ia ketika mengobrol dengan Changbin.
"Mukanya gitu banget deh, gue gapapa kali." ucap Jisung ketika menyadari raut wajah Changbin saat melihat beberapa bekas suntikan yang membiru di lengannya.
Changbin mendongak menatap Jisung, pemuda manis itu malah tertawa menunjukkan deretan giginya membuat Changbin heran.
"Lo pasti udah denger kan ceritanya dari Taeyong hyung." Changbin mengangguk, jujur saja ia masih tidak tahu harus berkata apa.
Jisung menghela nafas melihat respon Changbin, gak bisa disalahkan juga. Karena respon Jisung saat itu pun kurang lebih sama seperti Changbin saat ini.
"Gue awalnya marah kak, marah banget. Gue nyalahin Wooyoung dan Taeyong hyung, karena gara-gara mereka gue jadi kayak gini. Tapi setelahnya gue sadar, gak ada gunanya gue marah sama mereka, karena marahnya gue gak akan ngembaliin apa yang udah terjadi." jelas Jisung sambil menatap lengannya yang terpasang infus.
"Kenapa.."
"Huh?"
"Kenapa.. Lo mau lakuin ini Ji? Kenapa lo mau jadi percobaan kayak gini?" Jisung tersenyum kecil.
"Karena gue satu-satunya harapan mereka, satu-satunya harapan semua orang. Gue mau selamatin mama, papa, lo, dan yang lainnya." Changbin mengusap rambut Jisung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zombie Attack [Stray kids]✔
HororKisah tentang perjalanan mereka yang berusaha bertahan hidup dan menyelamatkan diri dari kota yang hampir mati karena serangan zombie ••••• ⚠Bxb Harap bijak dalam memilih bacaan, gak suka? Silahkan tinggalkan lapak ©Babyquokka_