"Loh karlyn?" Jovan terkejut, ia kira Karlyn sudah tidur nyenyak dirumahnya, rupanya ia terkena pelecehan seksual dan kekerasan dari ketiga pria tersebut di depan apartemen nya.
"Jovan.. tolongin guee Jov." Ujar nya Karlyn dengan suara lirih.
"Lo masuk ke apartemen dulu trs cari tempat duduk." Ujar Jovan melepaskan pelukan Karlyn, Karlyn langsung pergi kedalam apartemen tersebut dan menduduki dirinya sambil menangis.
"Lo siapa?!! Berani-berani nya ambil dia dari kita." Ujar salah satu pria tersebut tak santai yang sudah mengepalkan kuat tangannya.
"saya suami nya. Mau apa kalian?" Jawab Jovan dengan satu pertanyaan diakhir kalimat nya.
"Oh Lo nantangin kita bertiga, sok banget gaya Lo." Ujar salah satu pria mesum.
"Kalo mau gelud ayok!" Ujar teman dari mereka berdua yg menantangi Jovan.
Bugh!
Bugh!
Bugh!
Jovan yang duluan maju dan turun tangan menghajar mereka bertiga tanpa jeda hingga mereka tepar dengan lebam banyak di wajahnya.
"Ampun boss.. ampun." Ketiga pria itu lari sekencang-kencangnya menjauhi Jovan.
"Badan doang tatoan sama kuping tindikan tapi lemah, baru tiga tonjokan sama tendangan gue kasih ke mereka." Ujar Jovan dengan sendirinya, lalu pergi masuk ke lobby apartemen nya dan menemukan Karlyn yang sedang menangis di kursi pojok kanan.
"Karlyn..!" Jovan berlari menghampiri Karlyn lalu memeluknya dengan erat agar memberikan kenyamanan.
"Lo gak kenapa-napa kan?" Tanya Jovan tanpa jawaban dari Karlyn, perempuan itu masih menangis sesenggukan dan tak bisa bicara. Jovan menggendong Karlyn dan membawanya ke unit nya.
Jovan memasuki unit nya dan mendudukkan Karlyn di sofa nya, terlihat wajah Karlyn dan lengan nya penuh lebam akibat kekerasan dari pria tak dikenali tadi.
Jovan pergi mengambil es batu dan handuk untuk mengobati lengan Karlyn yang sudah banyak lebam.
"Udah gosah nangis lagi.. orang itu udah pergi." Ujar Jovan, tangan Jovan mulai mengompres kan lebam di tangan Karlyn dengan hati-hati dan telaten.
"Gue takut.." Ujar Karlyn dengan sesegukan yang masih mengingat-ingat peristiwa tadi.
"mau ngompres lebam di wajah Lo gak?" Tanya Jovan dengan tangan yang sudah berhenti mengompres lengan Karlyn.
"Lo aja." Balas Karlyn dengan singkat.
"Kalo sakit bilang, soalnya lebam dimuka Lo udah ungu bukan biru lagi." Jelas Jovan di balas dengan anggukan dari Karlyn.
Jovan mengompres kan wajah Karlyn sementara agar ada sensasi dingin di area lebam nya, lalu pergi ke kamar nya sebentar mengambil sesuatu, setelah itu kembali lagi ke sofa lalu Jovan mengoleskan gel lidah buaya pada wajah Karlyn.
"Akh!" Ringis Karlyn merasa lebamnya seperti ditekan.
"Sorry sorry, bentar dikit lagi kelar." Ujar Jovan. Selesai mengobati Karlyn, ia membereskan kembali barang-barang untuk mengobati Karlyn ke tempat semula.
"Jovan.." panggil Karlyn kepada Jovan yang berjalan kearah nya.
"Hmm.. kenapa?" Tanya Jovan sudah duduk disampingnya menatap wajah Karlyn.
"Gue.. boleh nginep semalem gak disini? Gue takut buat pulang." Tanya Karlyn agak ragu, karena merasa gak enak sama Jovan.
"Boleh.. tapi kamar tamu udah di tempatin sama dua temen gue." Jawab Jovan sedikit menjelaskan kondisi unit nya malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
IV (4) PASANGAN || nct dream 00L x aespa
Fanfiction"Duda." -Karlyn "By The Way nama saya Arjovan." -Jovan "Om." -Winna "terserah kamu deh." -Naren "Ko Alma." -Naeshka "panggil saya Juan." -Juan "Boss.." -Shella "Ya. kenapa?" -Haekal Murni khayalan author, gak ada yang asli. Jadi jangan di anggap ser...