Pain; Prolog

551 26 0
                                    

🦋🦋🦋

Happy reading...

.

.

.

Di ruangan yang terlihat berantakan, terlihat beberapa pria berbadan besar yang tengah menyiksa pasangan suami istri dengan kejam dan tanpa rasa kasihan sedikitpun.

Dua orang terlihat memukuli sang suami yang sudah diikat di kursi kayu, dan beberapa orang lainnya sibuk melecehkan sang istri yang sudah beberapa kali berteriak kesakitan dan memohon agar semua nya berakhir.

"Tolo-nghh, lepask, khanhh kaminghhh hiks-"

Mendengar sang istri yang terus menangis kesakitan, membuat sang suami marah dan sedih dalam waktu yang bersamaan. Ia gagal menjadi suami yang harusnya menjaga istrinya.

"Jangan- sak-kiti is-tri saya- brengsek!"

Suara tawa terdegar keras ketika pria paruh baya itu terlihat marah, "Tolong lebih cepat!" Titah seseorang yang sedari tadi duduk menyaksikan adegan sadis itu.

Pria berambut gondrong itu semakin bergerak cepat, membuat wanita paruh baya itu semakin berteriak kesakitan. Setelahnya terlihat pria yang lebih muda berjalan ke arahnya lalu menarik dagu pria paruh baya itu.

"Sekarang bagaimana?" Ucap si pria sambil menyeringai.

"Kau brengsek, lepaskan istriku sialan! Dia tidak ada hubungannya dengan masalah kita!"

"Tidak ada?" Ucap pria itu kemudian tertawa keras, "Jelas ada, dia harus tau kalau suami nya selalu merebut kebahagiaan orang lain. Tapi tunggu, kau benar juga, kasihan istrimu tidak ada masalah denganku bukan? Kalau begitu aku akan berbaik hati, aku tidak akan menyakiti kalian lagi."

Pria itu masih dengan wajah iblisnya berjalan untuk mengambil jas nya yang tersampir di kursi tempat Ia duduk tadi, sebelum pergi, Ia berbalik untuk memberi perintah kepada orang-orang suruhannya.

"Habisi mereka sekarang juga!"

Orang-orang itu mengangguk patuh, lalu memgeluarkan pistol dari saku mereka masing-masing. Damn-

DOR-!!!

DOR-!!!

DOR-!!!

DOR-!!!

DOR-!!!

Mendapat tembakan berkali-kali bisa di pastikan kepala pria paruh baya itu berlubang dan darah yang mangalir dari kepalanya, serta kemaluan dan bagian kepala wanita paruh baya itu juga bersimbar darah.

Tanpa mereka sadari ternyata sedari tadi ada gadis kecil yang melihat dengan jelas semua perlakuan kasar mereka terhadap orang tua gadis kecil itu. Tubuhnya gemetar ketakutan, nafasnya memburu, dan matanya merah karena sedari tadi gadis itu menangis.

"Ayah hiks- bunda hiks- Zea takut hiks- hiks-"

"Tolong Zea Ayah hiks- bunda- takut Zea hiks-"

"Takut hiks- hiks-"

"Ternyata ada tikus kecil disini?" Suara itu membuat si gadis kecil semakin ketakutan.

"Mau melihat Ayah dan Bunda mu?"

"Zea takut paman hiks- hiks-"

"Kenapa? Pamam tidak jahat kok."

"Paman jahat hiks- paman buat Ayah dan bunda berdarah hiks- paman jahat-"

"PAMAM HANYA MEMINTA KEADILAN, MENUNTUT APA YANG HARUSNYA PAMAN DAPATKAN!" Bentak si pria membuat tangisan gadis kecil itu semakin menjadi-jadi.

"BERISIK KAU SIALAN! HABISI ANAK INI JUGA!!!"

"Maaf- apa tuan yakin?"

"APA AKU PERNAH MAIN-MAIN DENGAN UCAPANKU?! CEPAT HABISI ATAU KALIAN YANG AKU HABISI DISINI!"

Merasa dirinya terancam, gadis kecil itu langsung berlari keluar dari ruangan itu, walaupun tangan besar pria itu berhasil menangkap nya, tapi gadis itu langsung menggigitnya dan kembali berlari keluar dari rumah itu.

"KEJAR BAJINGAN!!! KENAPA KALIAN DIAM SAJA?!!!"

"Ba-baik Tuan."

🦋🦋🦋

Gadis kecil itu berhasil sampai di gerbang rumahnya, Ia semakin ketakutan ketika melihat satpam yang berjaga di depan sudah tewas dengan keadaan kepala yang berlubang.

"Berhenti kau!"

Gadis itu menoleh kebelakang dan melihat beberapa pria berbadan besar tengah mengejarnya. Gadis kecil itu tau, tenaganya tidak mungkin kuat untuk membuka gerbang besar ini, tapi untungnya tubuh nya muat untuk keluar lewat lubang kecil di bawah gerbang.

"Sialan! Cerdik juga anak itu!" Umpat salah satu pria itu.

"Kita pakai mobil." Usul pria yang lain.

Kelima pria itu setuju, kemudian masuk ke mobil dan melajukan mobilnya untuk menyusul gadia kecil yang mungkin sudah jauh dari mereka.

🦋🦋🦋

"Bunda Zea takut hiks- hiks-" tangis Zea sambil terus berlari.

"Anak kecil! Berhenti!"

Zea menoleh ketika mendengar teriakan seseorang, dia melihat jelas pria berbadan besar yang ada di rumahnya tadi sekarang mengejarnya menggunakan mobil.

Sebisa mungkin Zea berlari agar selamat dari pria-pria itu, tapi tepat di persimpangam Zea tidak menyadari kalau ada truk yang melaju cepat ke arahnya.

"AYAH BUNDA AAAAA!!!!"

BRUKKK-

Tubuh Zea terpental cukup jauh, dan kepalanya terbentur batu besar yang ada di bawah pohon. Pengemudi trus itu langsung melarikan diri tanpa rasa bersalah sedikitpun, sementara pria tadi memfoto Zea yang sudah tidak sadarkan diri untuk bukti kalau mereka sudah berhasil menyingkirkan gadis kecil merepotkan ini.

.

.

.

🦋🦋🦋



















Halo, Aku disiniii. Kalian boleh kasih saran lewat komen, makasih udah luangin waktu buat baca, jangan lupa Vote🫶

Pain || So Junghwan - [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang