Part 8. Jalan-jalan

54 38 18
                                    

"Kakak,,,udah pagi, katanya mau pergi ke taman" Zidan menarik-narik tangan Tere. Tere menggeliat sambil mengeratkan selimutnya.


Jam masih menunjukkan pukul enam pagi, tapi zidan sudah membangunkan Tere karena tidak sabar ingin bermain dengan Bian.

"Aduh zidan, ini masih pagi banget loh, kakak capek" Tere menutup wajahnya dengan selimutnya.

"Kakak bohong sama zidan hua,,," Zidan tiba-tiba menangis, membuat Tere langsung terbangun.

Tere seketika ngebug dan berusaha untuk mencerna apa yang sedang terjadi.

"Eh, ya udah, tapi zidan mandi dulu ya"

"......."

"Ya udah kalau gak mau, bg Bian gak jadi pergi ke taman sama kita" Tere melipat tangannya.

"Iya,,,," Zidan berjalan lesu ke luar kamar. Tere terkekeh kecil melihat tingkah lucu bocah kecil itu.

Kling!!!

"Morning, gimana kondisinya sekarang? Sudah mendingan?" Terlihat satu notifikasi dari HP Tere. Tere gercep langsung mengambil hpnya sambil tersenyum.

"Morning juga,udah mendingan, kita jam berapa perginya?" Tere balik bertanya

"Jam 8 aja, biar kita puas main sama zidan"

"Owh ya udah, aku siap-siap dulu sama zidan"

"Okey, bay Tere"

"Bay,,,"

Tere kembali meletakkan hpnya di atas meja samping tempat tidur. Tere merapikan tempat tidurnya dan menyambar handuk di gantungan baju lalu langsung masuk ke dalam kamar mandi. Tak butuh beberapa menit, Tere sudah selesai melakukan ritual paginya. Sekarang Tere sedeng duduk di depan meja Rias sambil menyisir rambutnya.

"Kamu berhak bahagia Tere" Tere bergumam dalam hati sambil melihat pantulan bayangan dirinya.

"Bi,,,zidan udah selesai mandinya? " Tere turun dari kamar atas menuju ke kamar Zidan.

"Sudah non, udah ganteng kan dek?" Terakhir Bi Reni memberikan baju Zidan minyak telon dan selesai.

"Non Tere mau ke mana?" Bi Reni mengemasi barang-barang Zidan setelah selesai mandi.

"Mau main sama Bian bi, ni zidan gak sabar mau ketemu sama Bian"

"Sepertinya zidan butuh sosok ayah deh Non, den Bian juga sepertinya cocok"

Deg,,,
Seketika badan Tere memanas, ada sedikit perasaan tidak rela dalam hatinya.

"M,,maaf Non, Bibi gak bermaksud, bibi ke belakang dulu ya Non" Bi Reni meninggalkan Tere yang masih terdiam.

Tin,,,,,

Tin,,,,,,,,

(Anggap saja itu bunyi klakson mobil ygy)

"Itu mobil bg Bian ya kak" Zidan berlari menuju pintu depan.

"Zidan jangan lari-lari dek" Tere mengekor dari belakang zidan, sambil membawa satu ransel bebek milik zidan.

Halaman terakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang