Setelah sampai di depan gerbang sekolah Tere turun dari motor mang ojek dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam pekarangan sekolah. Sesekali Tere ber pas-pasan dengan murid cewek yang julit terhadap kedekatan Tere dengan Bian.
"Mereka kenapa sih?"
Woy,,,
Dari arah belakang ada yang mengejutkan Tere, membuat perempuan itu terlonjak kaget.
"Apa sih?" Tere memukul lengan bram, membuat mata bram menyipit kesakitan.
"Bian mana? Tumben gak sama lo" Bram menyamai langkah kakinya dengan Tere.
"Gak tau, emang gue mak nya" Tere terus berjalan tampa melirik ke arah Bram sedikitpun.
Sesampainya di dalam kelas Tere mendudukkan bokongnya di atas kursi yang biasa dia tempati, mengaduk isi tasnya dan mengambil novel yang kemaren malam belum selesai dia baca.
Semua bangku sudah hampir terisi oleh teman-teman Tere yang baru datang. Kecuali bangku Bian, laki-laki itu masih belum menampakkan dirinya ke dalam kelas.
Tere terus celingak-celinguk di depan pintu, membuat Bram yang tadinya sibuk memainkan ponsel miliknya memilih menghampiri Tere.
"Lo cari bian?" Bram masih sibuk memainkan ponselnya.
"Iya, tumben banget Bian belum datang"
Bram mematikan ponselnya dan melirik heran ke arah Tere.
"Loh? Bian gak bilang sama lo dia mau pergi ke mana?" Bram mengerutkan keningnya begitupun dengan Tere, mereka sama-sama bingung karena bian tidak memberi tau ke mana dia sekarang.
"Ya gak tau lah, emang lo tau dia ke mana" Tere balik bertanya ke Bram
" Gue gak tau persis sih dia pergi ke mana, tapi dia bilang ada urusan aja, makannya dia nyuruh gue buat jagain lo"
Hening sejenak. Tere berusaha untuk memahami semua yang barusan dia dengar.
"Udah gak usah di pikirin, dia mungkin lagi ada urusan keluarga" Bram menepuk satu bahu Tere dan meninggalkan Tere yang masih diam di depan pintu.
Dari kejauhan terlihat guru yang akan mengajar di kelas perlahan mulai mendekat.
Tere bergegas kembali ke tempat duduknya."Bian ke mana ya" Gumam Tere dalam hati.
Selama jam pelajaran berlangsung Tere terlihat tidak fokus dengan apa yang sedang di terangkan oleh guru di papan tulis. Tere memang ada di dalam kelas itu, namun jiwanya sudah melayang jauh dari kelas.
Tak terasa jam pelajaran pertama pun selesai, Tere merapikan buku-buku di atas meja yang hanya berperan sebagai pajangan.
Bram dan marvel yang melihat Tere termenung selama pelajaran membuat mereka langsung menghampiri gadis itu.
"Lo diam mulu entar kesurupan loh" Bram duduk di kursi milik bian sedangkan marvel duduk di bangku depan Tere. Tere hanya menatap lesu teman-temannya.
"Eh, tugas lo udah lengkap belum Tere?" Tere hanya diam tidak tau apa yang di bahas oleh Marvel.
"Tugas yang mana ya?" Tere terkekeh tidak paham, membuat Bram dan Marvel
"Astoge Tere,,Tere.makannya dari tadi jangan ngelamun mulu, 2 minggu lagi kan kita udah ujian loh" Bram menatap Tere jengkel, Tere hanya bisa terkekeh membuat Bram gemes.
"Tapi kenapa bian gak ngabarin gue ya?"
"Mungkin dia lagi sibuk banget jadi gak bisa ngabarin lo, toh dia juga gak akan pergi untuk selamanya kan" Tere terdiam mendengar kata-kata barusan keluar dari mulut Bram. Marvel yang tau dari raut wajah Tere langsung memukul kepala temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halaman terakhir
Fiksi Remaja"Gue besok lusa balik ke Korea" Tere membulatkan matanya dan terdiam sejenak. Menatap hamparan laut yang selalu mereka kunjungi berdua. "Ke-kenapa?" Suara Tere terdengar mulai bergetar "Aku mau lanjutin sekolah di sana. Maaf Tere aku_" "Kamu bohong...