Part 3. Dekat

98 48 28
                                    

Kring,,,,

Bel pulang pun berbunyi nyaring di seluruh penjuru sekolah, menandakan waktu pulang akan segera tiba.

"Baik anak-anak, kalian bisa melanjutkan latihan ini di rumah"

"Baik buk"

Mereka semua serempak menjawab. Buk dea yang sudah selesai merapikan buku-bukunya langsung pergi dari dalam kelas.

"Re, gue belajar ke rumah lo ya, sekalian lo ngajarin gue materi beberapa bulan sebelumnya" Bian menyamping menghadap ke arah tere.

"Re? Lo manggil gue re? Panggil gue tere aja"

Bian mengerutkan keningnya.

"Lo marah cuman gara-gara panggilan singkat itu?"

" Lo gak bakalan paham Bian" Tere pergi meninggalkan Bian setelah selesai merapikan bukunya ke dalam tas.

"Tere tunggu" Bian berusaha untuk mengejar perempuan itu.

"Gue jadi belajar bareng di rumah lo kan TERE" Bian menekankan suaranya di ujung kalimat.

"Di rumah gue lagi ada acara" Tere terus berjalan tak mempedulikan Bian

"Ya udah selesai acara kita belajar bareng"

"Gak bisa, acaranya sampai malam"

"Ya udah, kita belajar kelompok malam juga gak apa-apa kok. kalau lo gak mau, gue bakalan tetap datang ke rumah lo"

Bian berhenti mengejar Tere.

Tere juga ikut berhenti setelah mendengar kata-kata yang baru saja keluar dari mulut bian. Diam sejenak, dan akhirnya Tere pun pergi  menghilang di balik kerumunan siswa yang sedang berlalu lalang.

***

Setelah sampai di depan gerbang rumahnya. Tere langsung membuka helm dan memberikan secarik uang pecahan dua puluh ribuan ke mang ojek langganan Tere.

"Semangat dek tere" Mang ojol pun melajukan kendaraannya dan hilang di balik perempatan jalan komplek perumahan Tere.

Aku pulang

Tere membuka gerbang rumahnya, menampakkan seorang perempuan yang sedang berdiri sambil memegang sebuah sapu lidi di tangannya.

" Kemana aja kamu? " Perempuan itu menatap tajam ke arah Tere.

"Ke sekolah lah bund, aku gak ke mana-mana kok, abis selesai kelas aku langsung pulang" Tere menjulurkan tangan ke arah perempuan yang Tere panggil dengan sebutan bunda itu.

"Kamu telat 30 menit, kamu bisa aja keluyuran gak jelas kek perempuan goblok di luar sana"

Deg,,,dada tere seketika merasa sesak, matanya menjadi berlinang, Entah apa yang sedang berada di dalam pikiran Tere saat ini.

"Bunda,,,tere terlambat gara-gara macet di jalan, bunda tau kan kalau di persimpangan sebelum masuk kompleks sedang ada perbaikan jalan, kenapa sih bunda selalu gini sama Tere" Mata Tere mulai berkaca-kaca.

" Kamu ngelawan lagi sama bunda, kamu mau jadikek kakak kamu, mau kek cewek goblok itu, gak cukup malam tadi kamu bunda pukul?" Tere tak bergeming di tempat, air matanya seketika lolos keluar begitu saja.

"Tere capek bund" Tere akhirnya berjalan masuk ke dalam rumah.

Kak re,,,

Anak kecil laki-laki itu berjalan sempoyongan ke arah Tere. Membuat tere seketika langsung mengusap kasar wajahnya yang menyisakan air mata.

Halaman terakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang