Part 2. Tere si pendiam

128 53 23
                                    

Hari ini adalah hari kedua Bian bersekolah di sekolah barunya.
Bian sengaja pergi sangat pagi karena mau meminjam beberapa buku di perpustakaan, karena dia tidak mau selalu berdebat dengan tere soal buku.

Bian berjalan santai menuju kelasnya, dia berfikir bahwa tidak nakan ada siswa yang datang sepagi ini ke sekolah. namun.  sampai di dalam kelas, mata bian langsung tertuju pada perempuan di pojok belakang yang menangis sambil  menenggelamkan wajahnya  kedua tangannya.
Bian seketika memelankan langkah kakinya agar tidak menggangu perempuan itu.

"Hiks,,,Capek banget ya" Bian seketika menghentikan langkah kakinya saat mendengar umpatan yang keluar dari mulut Tere.

Bian menarik nafasnya kasar

"Lo kenapa? " Bian langsung duduk di kursinya yang persis di sebelah Tere.

Tere langsung berhenti terisak, dan menyeka air matanya kasar.

"Sejak kapan lo di sini? " Tere menatap Bian tidak suka.

Mata dan hidung tere terlihat merah, jelas kalau perempuan itu sudah menangis dari tadi.

"Sejak lo ngomong, capek banget ya hiks"
Bian usil menirukan Tere.

"Lo emang nyebelin ya orangnya" Tere melipat kedua tangannya.

" Nyebelin nya cuman di depan lo kok"

Tere terdiam mendengar penuturan dari Bian.

"tolong gue cariin buku ini dong" Bian menyodorkan satu lembar kertas yang berisi daftar buku yang akan bian cari di perpustakaan.

"Gue malas ke luar" Tere lagi-lagi menghadap ke jendela.

"Sebagai murid lama di sini, lo seharus bantuin gue yang masih berstatus sebagai murid baru, ayo buruan, atau gak gue gendong nih"

Tere membulatkan matanya.

"Enak aja tu mulut" Tere memukul lengan Bian.

"Ooh, ya udah gue gendong ya, gue gak pernah bercanda orangnya"

Bian pun hampir saja melakukan aksinya,namun.

"Plak, apa-apaan sih lo"

Bian langsung memegangi pipinya yang baru di tampar oleh Tere,

"Tere,,,sakit" Bian merengek dan menangis sambil menghentak-hentakan kakinya di lantai. Persis seperti anak kecil yang tidak di belikan mainan oleh mamanya.
Tere langsung gelagapan melihat tingkah laku laki-laki itu.

"Eh,,lo nangis, aduh sorry ya, gue gak bermaksud nyakitin lo" Tere berjongkok di sebelah Bian yang menangis.

"Ni cowok tolol kali ya, di tampar gitu aja nangis kejar, sumpah gue jijik banget liat cowok alay, lebay kek gini" Tere mengumpat dalam hatinya

Hahaha,,,,

Bian tertawa renyah, melihat wajah panik Tere.

"Gue benci banget sama lo sumpah" Tere berdiri kesal sambil menendang kaki Bian.

"Aduh,,,hehehe,
maaf ya,,
tapi temenin gue ke perpustakaan dulu, emang lo mau buku lo berdua terus sama gue"

"Hadeh,,ya udah. Tapi nanti pas jam istirahat, soalnya sekarang udah mau masuk" Tere duduk kembali di kursinya pasrah.

Bangku-bangku kosong pun mulai terisi. Jam pelajaran pertama pun di mulai.

                        ***

Kring!!

Alarm istirahat pun berbunyi.

"Akhirnya gue terlepas dari mata pelajaran MTK yang mematikan ini" Bian meregangkan Badannya. Jelas kalau laki-laki itu menghabiskan waktu belajarnya dengan tidur.

"Lebay banget sih lo, emang di Korea gak ada mata pelajaran MTK? Yang gue tau, malah di Korea waktu belajarnya lama" Tere menerawang apa yang barusan dia bilang

" Iya, cuman gue sering cabut pas mata pelajaran MTK" Bian mengemasi buku-buku yang bahkan hanya jadi pajangan.

" enak ya jadi anak orang kaya" Tere merapikan buku  yang ada di atas mejanya

"gini ya, saat gue ketauan cabut sama. Nyokap gue, nyokap gue  ngeblokir semua kartu ATM gue, dan pas banget waktu itu gue lagi makan sama mantan pacar gue di Cafe, dan gue berujung jadi tukang cuci piring di cafe itu"

Tere tertawa mendengar cerita dari Bian

Cantik!

Bian bergumam dalam hati melihat Tere yang tampaknya Tertawa lepas.

"Ya udah, tadi lo mau di temenin ke perpustakaan kan? Ya udah ayok" Tere berjalan terlebih dahulu meninggalkan Bian.

Mereka berjalan beriringan menuju perpustakaan, Tak jarang banyak siswa yang memperhatikan mereka, di tambah Bian yang sesekali iseng menjahili Tere di perjalanan.

" Bian,,,,anjing lo ya"

Tere mengejar Bian yang sengaja melepas ikat rambut milik Tere, membuat rambut panjang tere terurai Indah
Suara Tere memenuhi perjalan menuju perpustakaan.

Sekarang mereka sudah berada di dalam perpustakaan, persisnya di depan rak-rak buku pelajaran.

Tere

Bian mulai buka suara

Hm,,,

Tere masih memilih buku yang ada di kertas milik Bian.

"Lo sering-sering senyum kek tadi ya, kan jadi cantik" Spontan kata-kata itu keluar dari mulut Bian.

Tere terdiam sejenak

"Andai saja bian, andai" seketika dia menerawang rumahnya, Tere merasa dadanya mulai sesak.

"Eh,,lo kenapa, gu,,gue gak ada maksud lain" Bian panik melihat hidung Tere yang mulai memerah.

"Ah,,gak, gak kenapa-napa kok, ya udah ayok, ini bukunya udah lengkap semua"

Tere meninggalkan Bian yang masih diam di tempat. Bian menatap lekat punggung perempuan itu,

"Sebenarnya kenapa sih" Bian berbicara sendiri.

Setelah melakukan pengecekan buku kepada guru yang bertugas di perpustakaan. Tere pun berjalan keluar perpustakaan untuk kembali ke kelasnya.

"Sini,,,ini kan buku gue" Bian merebut buku yang sedang di bawa Tere.

"Eh, iya juga ya, nih buku lo"

Dengan lugunya Tere memberikan tumpukan buku milik bian

Lucu

Ucap bian gemas dalam hati.

Bian terkekeh melihat tingkah laku Tere.

" Tolol banget dah"
Bian tersenyum miring sambil berjalan lebih dulu meninggalkan Tere.

" Eh lo ngomong apa barusan" Tere menatap Bian sinis

"Enggak,,maksud gue lo itu cantik, imut, baik, mau nolong gue, terus pendek" Bian memainkan jarinya seperti menghitung sifat Tere.

" Terserah lo mau bilang apa" Ucap Tere kesal

"Hehe,,sebagai permintaan Terima kasih gue sama lo, gue mau teraktir lo makan di kantin"

"Gak usah, gue mau duduk di kelas aja" Tere pun berlari dan masuk ke dalam kelasnya.

"Susah banget ya buat dekat sama Lo Tere" Bian menatap kepergian Tere dari balik persimpangan.
.
.
.
.

(Guys, aku bingung banget mau bikin apa di Bab ini, jadi mungkin bab ini paling pendek dari pada bab lainya, tapi bab ini menjadi awal perkenalan Bian dan Tere)

(Terpublikasi 2 juni-2023)

Halaman terakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang