Part 6. Baikkan

60 43 18
                                    

"Tere,,zidan,Bian, masuk. Kita makan bareng dulu yok" Terlihat bunda Tere yang tersenyum dari pintu depan.

Oma,,,

Zidan berlari ke arah omanya, dan langsung minta untuk di gendong.

"Itu anaknya siapa Tere? Aku kira tadi adek kamu"

"Zidan? Dia anak kakak aku"

"Kamu punya kakak? Kakak kamu mana, kok aku gak pernah lihat dari tadi"

Pertanyaan Bian berhasil membuat Tere terdiam.

Bian yang sudah paham berusaha untuk mengakhiri pembahasan yang merujuk pada keluarga Tere.

"Ya Udah gak usah di jawab, makan yok, aku lapar" Bian merangkul Tere dan berjalan masuk ke dalam rumah.

"Silahkan di makan nak" Bunda tersenyum ke arah Bian, dan di balas sama oleh Bian.

Mereka semua sudah ada di meja makan sekarang, zidan yang tadi di titipkan ke bi Reni, kini sudah tertidur pulas karena kelelahan bermain.

"Tante, bian boleh main di sini bentar lagi gak? Bentar,,, aja. Soalnya bian mau belajar kelompok sama Tere" Bian memecah keheningan di meja makan.

"Owh iya bund, ini Bian teman tere, dia baru pindah dari Korea Selatan ke sini gara-gara ortunya pindah kerja"

"Kamu orang Korea, pantesan ganteng gini?" Bunda Tere balik bertanya

"Iya tan, mama orang korea, kalau papa orang sini"

"Ooh,,,,ya udah, boleh.
tapi ingat waktu ya, mama kamu gak khawatir karena kamu belum pulang? "

"Nanti gampang tan, aku bisa telfon langsung mama aku aja" Bian tersenyum dan di balas anggukan oleh bunda Tere.

Acara makan sore pun selesai, kini bian dan Tere berada di taman belakang rumah Tere dan di temani oleh setumpuk buku pelajaran.

"Tere,,," Bian memberhentikan menulisnya dan menghadap ke arah Tere. Tere hanya membalas gumam.

"Aku boleh manggil kamu re gak?" Tere meletakkan pensilnya.

" Aku gak kuat dengar panggilan itu yan" Tere menatap lurus ke arah kolam berenang.

"Kenapa?"

"Panggilan itu sangat memilukan Yan, panggilan terakhir yang merenggut kebahagiaan di rumah ini"

"Tapi zidan manggil kamu Re?"

" Zidan hadir di saat kejadian memilukan itu, saat itu antara sedih dan bahagia, semua tercampur aduk sempurna"

Bian mengerutkan keningnya, dia tidak paham apa yang di maksud oleh Tere.

"Owh iya yan, aku di bolehin keluar rumah sama bunda, tapi cuman sampai jam 7 malam, gara-gara masalah tadi siang, bunda juga jadi lebih tenang dan gak marah-marah  lagi sama aku"

" Bener? Wah,, bagus dong, jadi kedatangan aku ke sini bikin kamu seneng kan, makannya jangan sering-sering cuekin aku" Bian tersenyum bangga.

"Kaki kamu gak sakit lagi kan?" Bian beralih menatap kaki Tere yang di perban

"Gak kok, ini mah belum seberapa yan" Tere tersenyum kecut ke arah bian.

Jelas. Sangat jelas kalau perempuan itu sedang menutupi banyak luka.

"Kamu hebat Tere" Bian bergumam dalam hati.

                          ***
Zidan sedang berada di kamar tere menonton kartun Tayo yang tak pernah bosan zidan tonton. Zidan sesekali tertawa sambil melihat ke TV yang ada di kamar tere.

Halaman terakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang