Sekarang Zidan dan Tere berada di tepi danau sambil memberikan makan pada bebek-bebek yang ada di danau.
Bian masih stay di bawah pohon sambil memperhatikan Zidan dan Tere.
"Kamu masih belum bisa ceritain semua itu sama aku ya Tere? Ya udah gak apa-apa, kalau aku masih belum bisa jadi rumah buat kamu, setidaknya aku udah berusaha jadi tempat untuk kamu pulang"
Bian pun ikut bergabung bersama Tere dan zidan. Mereka tertawa lepas melihat Zidan yang terciprat air oleh bebek-bebek yang ada di dalam danau.
" Hua,,,kak, zidan ngantuk mau gendong" Zidan merentangkan tangannya ke arah Tere.
"Zidan,,di gendong sama abg Bian aja ya"
Bian menggendong Zidan ala koala.
"Kita mau lanjut jalan-jalan lagi atau mau langsung pulang? Masih jam 2 loh ini"
Bian dan Tere kini sedang berjalan menuju parkiran mobil Bian.
"Hm,,kita pulang aja Yan, zidan keknya juga udah capek"
"Owh ya udah" Bian meletakkan Zidan di kursi belakang, dan mobil Bian pun keluar dari pekarangan
"love flowers"Di perjalanan hanya hening yang mengiringi perjalanan mereka, mereka berdua sedikit canggung karena sedari awal perjalanan hanya zidan yang membuat suasana di mobil itu hidup, tapi sekarang bocah itu sudah tertidur.
"Bian,,," Tere mulai buka suara
"Hm, kenapa Tere?" Bian masih memperhatikan jalanan.
Hening sesaat, Tere masih tidak menjawab pertanyaan Bian.
"Ngomong aja Tere, kalau sama aku gak usah sungkan gitu"
Mobil Bian berhenti di lampu merah.
"Hm,,aku boleh minta ciki-cikinya gak?"
Bian sebenarnya ingin tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaan dari Tere, tapi dia mengurungkan niatnya karena melihat wajah polos dan lugu Tere.
"Aduh Tere, jadi cuman karena ciki-ciki, aku kira kenapa, ya udah ambil, kalau mau kita berhenti di supermarket buat beli yang banyak" Bian tersenyum gemas
"Hehe, gak usah berlebihan, aku cuman pengen yang ini aja" Tere mengambil satu bungkus ciki-ciki dan memakannya lahap
Bian yang melihat itu seperti ingin mengigit pipi Tere, apa lagi di saat pipi tere menggembung karena memakan makanan." Sebelum aku mengenal kamu, jujur kamu seperti orang yang berbeda " Bian bergumam dalam hati.
Kini mereka sudah sampai di pekarangan rumah Tere, Bian langsung menggendong Zidan menuju kamar Tere, karena zidan selalu tidur di kamar Tere.
"Makasih ya Yan, unt__"
Kring!!
Kring!!!!
HP Tere seketika berdering, yang mencantumkan nama Bunda.
Telfon Tere&Bunda

KAMU SEDANG MEMBACA
Halaman terakhir
Roman pour Adolescents"Gue besok lusa balik ke Korea" Tere membulatkan matanya dan terdiam sejenak. Menatap hamparan laut yang selalu mereka kunjungi berdua. "Ke-kenapa?" Suara Tere terdengar mulai bergetar "Aku mau lanjutin sekolah di sana. Maaf Tere aku_" "Kamu bohong...