Gue lagi badmood banget. Tanpa gue sadarin kaki gue melangkah ke perpustakaan yang lumayan jauh dari kelas gue.
Perpustakaan di GS itu luas banget. Banyak sekali macam-macam buku yang sudah berumur dari puisi lama sampai sastra-sastra. Lengkap sekali.
Dengan malas gue buka pintu perpustakaan yang besar dan berukiran Bali. Disana selalu saja ramai. Mungkin di GS banyak yang kutu buku kali ya bisa jadi.
Gue kearah rak buku yang isinya novel semua. Dari novel yang sudah berumur mungkin dari jaman bokap dan nyokap gue belum lahir sampai jaman modern ini. Gue suka banget baca novel. Ya seperti remaja-remaja sekarang sukanya berbau love story.
"Shit, tinggi banget sih." Gue pengen ngambil novel yang ada dibagian atas. Sialnya gue gak kesampekan. Menurut gue sih gue gak pendek-pendek amat. Kenapa gak bisa ngambil hah?
Gue loncat-loncat terus buat ngambil novel itu. Tapi tetap saja gak bisa. Sumpah deh kenapa raknya tinggi banget gak pengen bikin gue seneng apa gimana sih.
Tiba-tiba ada tangan yang menjulur mengambil novel yang gue pengen. Gila mudah banget dia ngambilnya.
Kemudian novel yang sudah ada ditangannya dia kasih di depan muka gue. Oh kampret.
Gue mulai mengambil novel itu dan menoleh ke samping. Habisnya gue penasaran siapa dia.
Gilaa. Ganteng, tinggi, rambut nantang langit gitu woy, mata tajam, seragam lumayan berantakan.
"Hei,"--dia mengibaskan tangannya didepan muka gue--"lo gakpapa?" Ucapnya lagi.
Sukses bikin gue kembali sadar dari lamunan yang susah-susah gue bentuk. Udah kayak kuli bangunan aja gue haha.
"E-eh i-iya, thanks ya?" Jawab gue dengan senyum kikuk.
Dia tersenyum, "Yap, gue duluan ya." Katanya sambil pergi.
Oke sekarang waktunya buang nafas dalam-dalam habis dari tadi gue gak nafas sama sekali. Dia bikin gue blushing.
Siapa dia? Kok gue baru tau ya? Apa gue yang kudet? Ah gak mungkin gue kan famous disini.
"Kenapa tadi gak kenalan aja sih." Gumam gue gak jelas
***
"Jadi gitu." Gue ceritain semuanya ke Sherin tentang kejadian di perpustakaan tadi. Mungkin aja dia tau siapa cowok yang tolongin gue. Siapa tau kan.
"Ya ampun Khey lo dari jonggol apa comberan sih? Masa anak famous kayak dia lo gak tau? Apa kata dunia coba." Ucap Sherin yang lebaynya kambuh ya gini.
"Siapa sih emang? Serius gue gak kenal." Tanya gue polos. Habis gue emang bener-bener gak tau.
"Dia itu Varo anak kelas X 3, ganteng banget kan dia?" Sherin bergumam tidak jelas sambil senyum-senyum lagi. Kan serem.
"Oh" jawab gue singkat
"Tapi, dia itu playboy. Padahal tampang cukup, tajir, apapun yang orang pengen pasti dia punya." Ucap Sherin
Gue menghela nafas dalam-dalam, "Udah bisa gue tebak. Dari gayanya aja keliatan." Kata gue serius.
"Khey gue sih dukung aja kalau lo suka sama dia, tapi lo harus hati-hati sama dia. Pacarnya kan banyak gue gak mau lo dikhianatin sama cowok brengsek." Gue bisa liat omongan Sherin benar bisa dilihat dari matanya. Kayaknya dia tau semua tentang Varo.
Gue tersenyum mendengar ucapan Sherin kelihatan sekali jika dia khawatir. "Ya kali, gue kan lagi males yang namanya pacaran." Kata gue enteng.
"Jones dua tahun awet banget bu." Dia terkekeh melihat muka gue yang mulai merah karena kesal. Bisa-bisanya dia tertawa dalam kesedihan sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Change You
Novela JuvenilUntuk sementara waktu beberapa part ada yang di private, terima kasih. "Let bygones be bygones" Kata tersebut tepat sekali menggambarkan kehidupan sekarang gadis cantik ini. Berawal dari secerah langit yang disampingnya terdapat matahari hingga beru...