(20) He's Back?

631 26 2
                                    


"Lo pesan apa?" Tanya Gre yang ada di depan Khey.

Khey yang tadinya mengelamun sambil melihat jalanan yang ramai dari jendela kini mendongak melihat Gre.

"Terserah sama kayak lo aja." Ucapnya singkat.

Mereka sedang berada di Cafe Gad11. Suasana cafe yang lumayan ramai karena waktu pulang kerja telah tiba dimana orang-orang hilir mudik untuk pulang ke rumahnya masing-masing. Setelah pulang sekolah sekitar jam 4 tadi, mereka memutuskan untuk pergi ke Cafe Gad11 ini.

Seperti biasa, mereka belajar pelajaran yang membuat Khey muntah, Matematika.

Khey mengeluarkan buku dari tasnya lalu ia letakkan di meja kayu berwarna coklat itu. Dia mulai membuka bab yang akan ia pelajari karena senin depan dimana tes MAT akan di adakan.

Samar-samar hanya terdengar orang-orang sebayanya sedang asyik berbicara berbeda dengan kedua anak adam ini. Hening mendalam tak ada percakapan sedikitpun hingga pesanan mereka datang.

"Selamat menikmati." Ucap pelayan itu kemudian ia berlalu pergi.

Gre berdehem sedikit keras, "sekarang pelajari bab 3 dulu, nanti gue beri soal."

Khey menganggukan kepalanya, "jangan susah-susah wey!" Cengiran Khey muncul.

Gre hanya dapat memutar bola mata malas. Kalau saja Khey tidak di beri soal yang lebih sulit bagaimana dia bisa nantinya? Toh soal yang mudah Khey sudah lumayan mengusainya walaupun sedikit.

Gre yang sedang meminum pesannannya tadi sesekali melirik Khey yang serius mencoret buku tulisnya untuk mencoba apa yang dia pelajari. Matanya yang sedikit sipit, hidungnya yang mancung, bibir tipisnya yang merah, serta rambut panjang yang dikuncir dan sedikit rambut yang keluar berantakan dia sekitar pelipisnya. Ujung bibir Gre tertarik ke atas, ia sangat gemas dengan raut muka Khey yang sangat keruh jika di hadapkan dengan soal Matematika.

Lucu juga dia, eh apasih gue bilang apa tadi hah? Ngigo lo Gre!

Khey tiba-tiba mendongak, dia melihat Gre yang terang-terangan memperhatikannya. Dahinya berkerut bingung.

"Woy, kenapa?" Khey sedikit mengeraskan suaranya.

"Eh, a-apa?" Gre menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Mampus lo Gre ketahuan kan.

Nih bocah kenapa salting gini? batin Khey.

Khey mengerenyitkan dahinya, "lah balik tanya, lo tadi liatin gue kan? Gue cantik ya? Dari dulu sih." Kepala Khey mangut-mangut setuju.

"Yee, siapa yang liatin lo? Pede amat. Udah selesai?" Gre mengalihkan pembicaraan, matanya kini tertuju pada buku Khey.

Khey menghembuskan nafas pelan, "udah. Inget jangan susah-susah, kalau susah gue mutilasi lo!"

"Psikopat alay." Gre mengambil buku Khey dia mulai menulis soal.

Kheh yang tadinya mendengar ucapan Gre kini melotot tajam kearahnya, "rese lo!"

"Sts, diem!" Dengan kesal Khey menghentakkan kakinya seperti anak kecil.

***

"Gila lo bikin otak gue konslet, soal macem gini sih yang ada di olimpiade pea! Ah rese lo gue pusing, orang liat doang aja udah bikin gue enek apalagi sekarang gue coba cari jawabannya bisa sinting gue. Ih lo jahat banget sih otak gue itu nggak bisa mikir sama yang namanya MateMATIka. Gila gila." Gerutu Khey

Sedari tadi Khey mengomel tak jelas, pandangannya mengimidasi Gre. Wajahnya merah kerena kesal.

Soal mudah gitu dibilang sulit, gue yang kebangeten apa dia?

Change YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang