(5) I feel free

799 64 0
                                    

"THE LAST EXAM DONE." Teriak gue toa membuat seluruh anak-anak yang ada di kelas memandang ke arah gue.

Gue tanggepin dengan senyum yang sangat manis. Gue senang banget karena Ujian kenaikan kelas sudah selesai. Sekarang gue bisa memanjakan diri gue. Yeah

3 hari setelah ini libur panjang pun dimulai. Waktunya untuk bernyanyi. Libur telah tiba libur telah tiba hati ku gembira hore.

Gue langsung berjalan keluar kelas menuju parkiran. Gue pengen cepat-cepat sampai rumah karena gue pengen nonton film romance yang udah gue beli seminggu yang lalu sebelum ujian itu sengaja gue siapin buat mengisi jadwal super padat liburan gue.

Belum sampai diparkiran gue tiba-tiba menabrak orang sepertinya cowok soalnya tubuh gue malah limbung dan dia menangkap tubuh gue dengan gampangnya. Tangannya yang kekar menahan pinggang gue dan yang satunya lagi menopang punggung gue.

Gue memejamkan mata. Karena gue paling gak suka jatuh. Beberapa detik kemudian gue coba membuka mata. Sedikit demi sedikit dan akhirnya gue terbelalak gue setengah menjerit. Kalian tau siapa dia. Yap dia Varo.

Varo. Pasti kalian masih ingat siapa dia. Cowok yang tengil dan suka gonta-ganti pacar yang sebelas duabelas mirip dengan Rega. Eh gak juga Rega lebih baik dari pada dia.

"Ketemu lagi princess." Ucapnya sambil meniup wajah gue. Oh jarak wajah gue dan dia sangatlah dekat. Gue bisa merasakan tubuhnya yang hangat.

"Lo cantik banget dari dekat. Perfect." Katanya lagi. Mata gue terkunci dengannya seakan gue gak bisa mengalihkan kelopak matanya.

Dia memang tampan. Tetapi dia playboy dan gue gak suka cowok kayak dia. Pastinya dia brengsek.

Dia mulai memajukan wajahnya ke wajah gue. Gue semakin meringsut takut. Gue bingung seakan kaki gue gak bisa jalan kaki gue sangat lemas buat gerak saja susah. Semakin dekat. Gue mencoba untuk bergerak tetapi dia menahan gerakan gue.

Gue hanya bisa pasrah sama apa yang akan terjadi nantinya. Gue hanya ingin berdoa semoga ada malaikat penolong gue. Yap sekarang gue butuh malaikat penolong. Gue takut.

"KHEY!" Teriak seseorang. Membuat Varo tergagap dan membantu gue berdiri tegak.

Sherin. Oh untungnya dia datang tepat waktu. Dia malaikat penolong gue. Gue langsung berlari kearahnya. Dan memandang Varo tajam. Seakan tatapan gue berguman Gue-akan-balas-lo-cowok-tengik.

Varo berjalan ke arah gue dan Sherin. Dia masih tersenyum malah lebih mengembang.

Dia berdiri tepat di depan gue, "Gue tertarik sama lo." Gumamnya.

Gue langsung mendongakkan wajah gue, "Kalau lo sampai macem-macem sama gue lihat aja lo!" Ancam gue.

Dia tersenyum mengejek, "Gue gak akan pernah menyerah buat dapetin lo. Oke gue pulang duluan. Bye sayang." Dia langsung pergi dan tak lupa tersenyum.

"GUE GAK BAKAL JATUH KE PELUKAN LO TOLOL COWOK PLAYBOY CAP BADAK." Teriak gue.

Sherin menatap gue bingung, "Kenapa lo bisa berurusan sama dia sih Khey, kalau gini udah susah ngelepasinnya."

"Maksud lo?" Tanya gue bingung. gue gak ngerti apa maksud Sherin berkata seperti itu.

Sejenak Sherin menghela nafasnya. "Dulu, lo udah gue bilangin kan kalau Varo itu bisa aja dapetin apapun yang dia mau?" Gue mengangguk mengerti.

"Terus masalahnya sama gue apaan?"

"Ya Tuhan Khey lo itu cantik tapi otak sedeng." Dia mulai menggelengkan kepala dan melihat gue tajam.

"Jadi intinya, dia itu bisa saja dapetin lo dengan cara apapun dari cara yang baik sampai cara yang buruk."

Gue langsung melongo mendengar ucapan Sherin. Gue gak mau lagi berurusan dengan cowok brengesek semacam ini lagi. Gue udah terauma gue takut lagi luka lama yang susah-susah gue pendam akan kembali terbuka lebar menyimpan perih yang gue rasa menjadi sakit.

"Hah? Terus gue gimana Sher? Apa yang harus gue lakuin? Gue gimana?" Tanya gue bertubi-tibi karena gue sekarang panik dan takut.

Sherin menepuk pundak gue pelan dan mengelus lembut, "Jadi mulai sekarang lo harus hati-hati sama dia. Jangan sampai lo kibarkan bendera merah oke?"

Gue mengangguk mengerti. Setelah lama gue berbincang dengan Sherin akhirnya gue pulang karena semakin lama hari semakin sore.

Gue lagi berbaring diatas ranjang gue yang empuk ini. Gue dari tadi masih memikirkan ucapan Sherin siang tadi.

Jadi Varo itu udah brengsek, tambah kecakepan lagi. Batin gue.

Mulai sekarang gue harus hati-hati dengan orang yang bernama Varo karena gue gak mau kalau gue sampai suka dia.

Hari ini hari terakhir gue di kelas 10 semester 2 yeah berarti besok sudah mulai libur. Hati gue seneng banget.

"Ke kantin yuk laper dari tadi jamkos mulu." Ujar Sherin sambil menarik-narik tangan gue agar gue segera berdiri.

Gue menghela nafas berat. Kemudian gue mulai berdiri dan berjalan keluar kelas menuju kantin. Rega sedang ada rapat OSIS. Yap Rega itu anggota OSIS dan dia dicalonkan sebagai ketua OSIS gila aja tuh anak. Terkenal banget.

Gue memilih duduk dipinggir agar dekat dengan taman. Disana suasananya lebih segar dari pada ditengah yang suasanannya sangat ramai. Sherin langsung pergi ke arah makanan yang akan dia pilih. Gue hanya pesan dia nasi goreng dan lemon tea kesukaan gue.

Lumayan lama juga Sherin memesan makanan. Hingga cowok sialan itu duduk di depan gue dan mengamati gue dengan pandangan intens. Err gue paling gak suka.

"Ngapain lo lihatin gue kayak gitu?" Ujar gue sewot habisnya gue udah gak tahan lagi sama tatapannya.

Dia tersenyum lagi. Mungkin dia pikir gue bisa meleleh sama senyumannya. Padahal gak sama sekali.

"Mau gue pesenin?" Tanyanya lembut membuat gue enek.

Gue menatapnya tajam, "Udah pesen. Tuh. Sekarang lo minggir." Ujar gue sambil menunjuk Sherin dengan dagu gue.

Varo melihat kebelakang tepat sekali dia melihat Sherin dengan nampang pesanannya kemudian segera ia taruh dimeja depannya.

"Sekarang lo minggir sebelum selera gue hilang." Kata Sherin bikin gue tertawa. Apa lagi lihat wajah Varo yang menahan marah.

Varo seakan mengetahui gue kalau sedang menertawainnya. Dia langsung menoleh dan menatap tajam. Tatapannya yang sangat mengitimidasi gue membuat gue langsung diam dan takut.

"Oke lo sekarang menang, dan jangan berharap kalian menang untuk kedua kalinya dari gue. See you baby." Ucapanya sambil pergi dan mengacak rambut gue. Sialan.

"Huh, gue gak ngerti lagi sama curut itu."

Sherin terkekeh, sambil menyuap satu sendok makanan kedalam mulutnya, "Dia itu aneh gue bingung deh Cakep tapi sayang banget sama sifatnya. Dunia khey emang kayak gini."

"Gue gak mau ambil pusing Sher. Gue males sama dia kalau dia mulai bertindak melewati batas gue gak akan segan-segan bunuh dia." Kata gue kesal dan menahan kesal.

"Tenang Khey selama gue dan Rega ada disamping lo kita bakalan ngelindungi lo dari curut got kayak dia." Sherin tersenyum tulus. Gue mengangguk mengerti.

~~Change You~~

Change YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang