(11) The Game

543 55 4
                                    

Gre's pov

"Oh iya, kita kapan nih ngelakuin kebiasan nyari target setiap ganti tahun?" Ucap Edgar tiba-tiba.

Semua yang ada dimeja melihat ke arah Edgar. Dengan pandangan bertanya gue gak tau maksud Edgar apa.

Yap kita-kita sekarang lagi ada di kantin. Biasa kumpul dan makan bareng sambil bercanda.

Target? Target apaan coba.

Nicholas berdehem sebentar sambil mengetukan jari dimeja. Kayaknya dia lagi berfikir. "Hm bulan ini aja kan masih awal bulan." Celetuk Nicholas.

"Setuju, tanggal 3 Agustus masih awal." Tambah Gabriel.

"Gue ngikut aja." Natzo yang ada di samping gue mengangguk setuju.

"Sama." Aland menimpalinya.

Dan sekarang semua mata tertuju ke gue. Kerutan dahi gue mulai nyata terlihat. Sepertinya mereka menunggu reaksi gue.

Tapi apa? Gue hanya bungkam dan berdehem gak jelas.

"Apa?" Tanya gue lihat mereka yang mulai geram.

Dengan kesabaran yang teramat sangat Edgar mulai menjelaskan sedetail mungkin kebiasaan mereka.

"Gimana? Lo setuju kan kalau kita mulai hari ini? Biar kelas 12 waktu prom night ada pasangannya?" Tanya Natzo setelah ceramah dari Edgar sepanjang rel kereta selesai.

"Berarti waktunya setahun lebih kan?" Tanya Nicholas. Natzo mengangguk setuju.

Gue berbatuk kecil. "Setuju sih."

Gabriel mulai memandang gue murka. "Kok ada 'sih' nya?"

"SE-TU-JU. Puas?" Kata gue lagi.

Mereka mengembangkan senyumnya membuat gue bergidik ngeri melihat mereka.

Aland merogoh kantung seragamnya.

Note? Buat apa coba?

Aland mulai membuka dan mencoret-coret note itu. Gue gak tau apa yang dia tulis ya jadinya gue hanya mengerutkan dahi bingung.

Dari wajah mereka semua hanya gue yang murung dan bingung. Kenapa anak jaman sekarang selalu memainkan hati cewek sih apalagi pakai acara nyari target habis itu buat si cewek jatuh ke dia kemudian dilepasin gitu aja.

Bukannya itu jahat?

Ya, gue sebenarnya waktu SMP pernah kayak gini. Itu pun waktu gue terpuruk karena bokap baru meninggal. Dan sekarang gue harus bermain permain kayak gini (lagi) di SMA.

Oke siapa tahu gue nemuin target yang pas? Can be kan.

Natzo mengambil note dari Aland karena dia juga sudah selesai menulis. Mungkin nulis mantra kali ya buat cewek yang dia targetin?

Natzo berdehem sedikit. "Oke berdasarkan urutan yang nentuin target pertama adalah Gre--"

Ucapan Natzo langsung gue potong dengan suara batuk yang teramat lebay. Karena pada saat Natzo berbicara kalau gue yang pertama nyari target gue lagi enak-enakan minum lemon tea.

Alhasil gue tersedak dengan lebay.

Tangan gue dua-duanya mengangkat ke udara. "K-ko gu-e yang pertama?" Ucap gue tak terima

Seringai Gabriel muncul. "Lo kan anak baru terus gak ikut MOS juga waktu dulu, jadi sekarang lo harus ngikutin MOS kita dengan cara nyari target yang pertama? Gimana? Lo harus mau titik."

Disamping Gabriel, Aland dan Edgar mengangguk setuju. Natzo memberi tatapan tajam gue. Serasa mau jatuh juga tuh mata.

Mulut gue membuka sedikit, dengan sialnya mulut gue yang tadinya mau berbicara menyangkal mereka dengan gerakan cepat Nicholas menyumpali mulut gue dengan sampah bungkus roti yang ada dimeja.

Amarah gue mulai memuncak. Bagaimana pun juga gue gak bisa buat bilang tidak sama mereka-mereka karena mereka semua mau menerima gue gabung dengan apa adanya gue sekarang. Bukan ada apanya.

Gue bersyukur.

"Geblek lo Nick! Oke terserah kalian. Gue ke toilet dulu."

Gerakan yang sangat cepat langkah gue meninggalkan mereka semua yang sedang asik membully gue karena kalah pendapat.

Anak baru. Pantesan kayak gini.

~~Change You~~

Change YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang