(16) Friends

507 37 0
                                    

Gre's pov

Seperti biasa, sebenarnya sih gak juga. Sudah lama ini gue dan yang lain sering kumpul bareng. Seperti sekarang, kita lagi kumpul di rumah Nicholas.

Rumahnya yang besar dan nyaman membuat gue dan yang lain betah disini. Apalagi di taman belakang rumah Nich ada gazebonya membuat gue betah berlama-lama.

Nich tinggal bersama Bokapnya aja. BoNyok-nya cerai ketika Nich masih kelas 6 SD. Gue salut sama Nich meskipun keluarganya gak utuh tapi dia masih bisa bersikap biasa seolah hidupnya hanya untuk dia tertawa. Padahal gue yakin hati dia sakit menerima kenyataan itu bahkan lebih sakit gue yang ditinggal bokap selama-lamanya.

Menurut gue Nich yang paling dewasa antara kita semua. Dia yang paling ngerti sahabatnya gue gak habis pikir apa dia jangan-jangan bisa baca pikiran orang ya? Apa dia ada keturunan Pak Anang pakbon sekolah? Can be.

Ciri khas dia adalah topi berwarna hitam meskipun berbagai merek tapi dia selalu beli yang berwarna hitam, entah. Topi yang selalu ia pakai dibalik ke belakang. Gue gak tau kenapa tapi katanya kalau dia kayak gitu aura ketampanannya lebih memancar. Haha dasar sok cogan.

Duh, iyakan gue jadi lupa. Yuk kembali ke cerita lagi.

Di gazebo ini, di depannya menyuguhkan pemandangan kolam renang persegi panjang yang besar. Banyak pohon disekitarnya membuat kesan damai. Seperti di hutan tapi ini beda ini hutan indoor setengah outdoor.

Gue duduk paling ujung di kanan dekat dengan Edgar. Disampingnya ada Aland dan Natzo. Di depan gue ada Gabriel dan Nicholas. Mereka lagi memakan snack yang disediakan oleh Nich segunung. Gila banyak banget. Mungkin Nich punya supermarket kali ya di rumahnya.

Gue berdehem keras membuat mereka menengok ke arah gue dengan pandangan bertanya. "Gila gila gila, kalian harus tau ini!" Ucap gue heboh.

Lebih heboh gue daripada Syahrini yang maju mundur cantik.

Mereka melongo mendengarkan ucapan gue. Bahkan, Gabriel yang tadinya makan langsung terbatuk lebay.

Dasar sok kaget.

"Apaan?" Tanya Aland alisnya menaut, memandang kearah gue penuh tanya.

"Kayak cewek lo heboh." Celetuk Natzo yang diujung. Tapi dia tetap santai kembali membaca koran yang ada di tangannya.

"Woles mas bro, keselek gue!" Gabriel meminum soda yang ada di Meja.

Nicholas dan Edgar menaikkan salah satu alisnya. Wajah mereka sepolas pantat bayi yang belum lahir bahkan masih jadi janin.

Sebelumnya gue membuang nafas dan melihat serius ke arah mereka. "Ternyata ...," sengaja gue gantungin ucapan gue. Bisa gue lihat mereka semakin kepo. Haha kalau gini rasanya pengen gue colok juga tuh mata.

"... Khey anak karate." Lanjut gue

Gue tebak pasti mereka bakalan jerit gak jelas. Kayak cewek liat cowok keren.

Oke yuk mulai ngitung.

Satu

Dua

Ti-

Eh bentar kenapa mereka diem aja? Kenapa mereka cuma menunjukkan wajah biasa. Ini gue yang salah apa mereka sih?

"Kok lo pada diem? Gak teriak apa kek?" Tanya gue kepo melihat ekspresi mereka.

Edgar berdehem, dia menupuk pundak gue. "Semua orang udah tau kali Gre."

Gue menggerutu kesal, "Kok lo pada, gak ngasih tau gue hah? Kalau gini kejadiannya kan gue bisa antisipasi waktu dia nendang anu gue."

Semuanya kontan melotot mendegar ucapan gue yang tadi. Wajah mereka memerah menahan tawa. Hingga puncaknya gue melihat mereka acuh tak acuh dan saat itu juga tawa mereka pecah kayak gelas.

Tawa di gazebo rumah Nich menggelegar. Mereka memandang iba ke arah gue.

Pandangan kasihan campur ngeselin campur pengen bully campur nasi uduk pakai telor ayam.

Oke gue mulai di bully.

"Sakit?" Ejek Gabriel masih tertawa bahkan dia sampai mengelurkan air mata.

"Goblok haha!" Edgar menepuk-nepuk pundak gue keras.

"Buset dah parah lo." Natzo berdiri dan bertepuk ria. Kesambet apa deh dia?

"Mangkannya, dulu kan gue bilang kalau dia itu susah, lo nya sih gak mau dengerin gue." Ucap Aland kemudian tertawa keras lagi.

"Duh, sunat dua kali dong?" Ejek Nicholas sambil melempari kacang yang ada di meja ke arah gue.

Gue hanya bisa pasrah menerima siksaan temen-temen baru gue ini. Sakit woy di bully.

Ya seenggaknya gue tau yang benar dan salah.

"Gak lucu." Wajah gue cemburut persis cewek. Telinga gue memanas mendengar tawa mereka sepolos-polosnya gue juga kesel lihat mereka bully gue. Dan itu semua sama sekali tidak membuat mereka berhenti tertawa malah mereka tambah menjadi-jadi.

Gabriel berguling-guling di lantai. Aland memegangi perutnya. Edgar yang ada disamping gue dari tadi memukul bahu gue terus. Nicholas langsung izin ke kamar mandi. Bahkan Natzo yang selalu memancarkan sikap cuek dan coolnya itu hilang entah kemana dia malah berdiri dan nari gak jelas.

Ini temen gue yang sarap apa gue sih?

Oh Tuhan nasib hamba-Mu ini.

~~Change You~~

Haii!! Gimana kalian ngakak gak bacanya? Sumpah deh gue nyoba buat cerita yang buat kalian ketawa. Nggak ya? Oke ndakpapa aku mah apa atuh :")

Change YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang