(26) Dia

345 19 0
                                    

"KHEY!" Teriak seorang laki-laki seumuran Khey.

Laki-laki itu berada di ujung koridor, disana ia tersenyum lebar melihat Khey yang akan memasuki kelasnya.

Beda dengan Khey, ekspresinya langsung berubah. Dirinya melihat horor sosok laki-laki itu dengan cepat ia memasuki kelas dan mengunci pintu dari dalam.

Khey mengembuskan nafasnya berkali-laki. Huh, masih pagi Khey harus ekstra mengeluarkan tenaganya karena laki-laki tengil a.k.a Varo itu. Yup, laki-laki itu adalah Varo cowok yang mempunyai sejuta pesona tapi entah mengapa Khey tidak terbuai dalam pesonanya sedikit pun.

"Khey bukain! Kenapa di kunci sih?" Teriak Varo ia terus menggedor pintu kelas Khey.

Varo menghela nafasnya, "oke fine, sekarang gue lepasin lo. Besok-besok nggak akan."

Setelahnya tidak terdengar suara dari luar. Khey segera mengintip dari balik jendela untuk memastikan bahwa Varo benar-benar sudah pergi.

Akhirnya Khey bisa bernapas lega, ia memutar tubuhnya tapi naas ada orang di belakangnya hingga membuat dahi Khey menabrak dagu dari pemilik orang yang ada di depannya.

"AAA SET-- MPHHH." Laki-laki itu membekap Khey dengan tangan kanan yang berada di mulut Khey serta tangan kiri yang memegang bahu Khey.

Mata Khey melotot mengetahui laki-laki itu. Ia melihat tajam Gre. Gre melirik jendela dia menghela nafas pelan kemudian ia kembali melihat Khey yang hanya berjarak beberapa centi darinya.

Gre menaikan alisnya bingung melihat Khey yang sedari tadi melotot tajam kearahnya.

"Kenapa?" Tanya Gre dengan watados.

Khey memegang tangan Gre yang membekap mulutnya.

"Mphhhhh---." Ucap Khey tak jelas.

Setelah sadar dari kebingungannya Gre segera melepas tangannya. Dia mengacak rambut belakangnya.

"Eh sorry." Ucap Gre lirih.

"LO TUH YA APA-APAAN SIH BISA-BISANYA MAIN BEK--mphh."

Gre kembali membekap mulut Khey yang toanya melebihi toa masjid. Gre kesal dengan Khey bagaimanapun juga sekarang masih pagi Gre tidak mau membuat keributan dan berakhir dengan hukuman.

"Bicaranya santai aja dong, nggak usah nyolot!"

Khey membelalakan matanya. Apa-apaan Gre malah memarahinya, jika Gre dengan tiba-tiba tidak membekap Khey, dirinya tidak akan histeris seperti tadi.

Khey meronta tangannya memukul lengan Gre keras, hingga Gre melepaskannya dan mengusap lengannya.

"Gila lo! Tenaga macem banteng." Gre menggelengkan kepalanya.

"APA? BANTENG? NYEBELIN BANGET SIH!" Khey menginjak kaki Gre kemudian ia segera keluar dari kelas.

"Shit! Awas lo ya!" Teriak Gre di tengah emosinya.

Gimana bisa gue suka sama cewek macem dia?

***

"Sialan banget sih, pagi-pagi udah badmood aja. Hhh... terus gue sekarang kemana? Kalau ke lapangan nanti ada si tengil kalau nanti ke--- eh Natzo?"

Khey memanggil nama Natzo. Ia sekarang telah berada di koridor yang menghubungkan jalan ke taman belakang. Disana Natzo sedang duduk sendiri sambil menikmati hawa dingin pagi hari ini.

Khey melangkahkan kakinya mendekat ke 'sahabat barunya'

"Hai!" Natzo berjengkit kaget, "e--eh sorry nggak maksud." Khey menyengir ke arah Natzo.

Natzo tersenyum tipis. "Gue kirain siapa, ternyata elo."

Natzo menepuk kursi sampingnya, Khey pun menuruti duduk di samping Natzo.

"Lo kenapa nggak ke kelas?" Tanya Natzo.

Khey memiringkan kepalanya. "Lo sendiri juga kenapa?" Tanya-nya balik.

Natzo memutar bola matanya kesal. "Pengen ke sini aja."

"Sama." Natzo melirik Khey, "apaan nggak kreatif."

Khey tertawa kecil. Setelah itu tidak ada yang saling berbicara, mereka berdua telah larut dalam pikirannya masing-masing hingga seseorang yang meneriaki nama Khey mengintrupsi mereka.

"KHEY!"

Khey dan Natzo menoleh ke belakang melihat orang yang meneriaki nama Khey.

Khey tersenyum lebar melihat orang yang tadi memanggil namanya, Natzo yang melihat perbedaan dari khey mengernyitkan dahinya bingung.

Pasalnya Khey berbeda ketika melihat orang itu seperti rasa suka?

"Gue cariin lo ternyata disini!" Ucap orang itu.

Khey menyengir, "hehe sorry Re."

Rega melirik seseorang disamping Khey, "Nat?"

Natzo yang baru bangun dari lamunannya melihat Rega dengan ramah. "Eh? Re?"

"Lo ngelamun?" Tanya Rega dengan pandangan menyelidik.

Natzo mengusap tengkuknya. "Ha? Enggak siapa yang ngelamun. Oh iya tadi lo kenapa manggil Khey?"

Terdengar suara tepukan di dahinya, Rega berteriak hiateris.

"Aduh bego gue, padahal gue kesini mau pinjem Khey buat nyalin pr gue yang belum selesai."

Khey memutar kedua bola matanya. "Hhh... dasar pikun."

Rega menarik lengan Khey, sehingga Khey berdiri. "Nat gue duluan ya, bawa Khey!"
Sedangkan Khey tersenyum tipis.

Natzo mengangguk, dia melihat kepergian dua sahabat yang tak dapat terpisahkan itu.

Seenggaknya gue masih bisa deket sama lo Khey, meskipun gue nggak bisa milikin hati lo.

~~Change You~~

A.n

Nyambung nggak sih ceritanya? Hikz lagi minim kata-kata :( maaf ya gue juga lagi fokus buat namatin cerita gue yang judulnya 'EN' inshaAllah dalam waktu deket bakalan gue kirim ke penerbit Amin semoga diterima :')

Baca cerita gue juga dong yang judulnya 'EN' ayolah :D

Selamat menikmati waktu sekolah lagi wq. Salam kedip-kedip ;)

10 Januari 2016

Change YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang