(22) Friendship

482 26 2
                                    

"Gue nggak nyangka dia berani hubungin lo."

Rega sedari tadi bolak-balik sambil mengetukkan jari tulunjuknya di dagunya. Sherin yang duduk di sisi ranjang Khey melihat malas ke Rega.

"Eh odong lo bisa diem nggak? Kasian Khey dia pusing liat lo mondar-mandir nggak jelas kayak gitu!"

Rega berhenti kemudian ia menghela nafasnya. Ia duduk di karpet. "Terus maksud dia apa coba tiba-tiba tanpa merasa bersalah bisa hubungin lo Khey?"

Khey hanya mengedikkan bahunya, ia kembali mengelamun.

Rega dan Sherin saling berpandangan. Sungguh mereka sangat tahu bagaimana jika Khey sedang memikirkan sesuatu seperti sekarang ini. Ia bisa menjadi pendiam.

Khey yang merasa diperhatikan kini melihat satu persatu sahabatnya, "udahlah Re, Sher. Mungkin dia pengen memperbaiki hubungan gue sama dia."

Rega segera menyambar ucapan Khey, "Tapi Khey, masa dengan mudahnya dia hubungin lo, dengan entengnya bilang kangen? Aneh banget."

Sherin melihat tajam Rega, "No! Bisa aja dia emang ingin memperbaiki hubungan dia sama Khey."

Rega menaikan alisnya, tanganya menyilang di dada. Sungguh jika seperti ini Rega sungguh tampan sekali.

Dua gadis yang berada di depannya ini menahan nafas melihat laki-laki yang maha tampannya ini memainkan alisnya.

"Nggak tau kenapa gue nggak yakin." Ucap Rega datar.

Khey pindah duduk di samping Rega, ia menghadap Rega. "Re, udahlah gue kan bukan Khey anak SD. Gue udah SMA Re kelas 11 pula.

Gue tahu kok mana yang baik dan yang buruk dan mana yang tulus sama mana yang main-main. Jadi, gue mohon kalian jangan terlalu khawatir. Gue pasti bisa selesaiin masalah ini sendiri. Kalau dia niatnya udah buruk dan ngelakuin hal aneh-aneh gue pasti langsung kabarin kalian." Khey tersenyum ikhlas.

Sherin yang berada di tengah-tengah mereka langsung merentangkan kedua tangannya.

"Ah melankolis banget sih Khey gue jadi terhura. Hiks."

Rega membalas memeluk kedua gadis yang sangat berarti dalam kehidupannya ini. Ia sangat nyaman.

Khey terkekeh, "kan gue diajarin Bang Levin bikin puisi. Jadi agak melankolis gini."

Sherin yang mendengar sedikit tertawa. Ia masih menangis di kedua bahu temannya ini.

"Woy oncom lo jangan nangis elah, nanti bau baju gue, kena ingus lo!" Rega segera melepaskan pelukan hangat itu.

Sherin mengerucutkan bibirnya, "Rega! Ih nyebelin banget sih lo."

Rega segera berlari ke sudut kamar Khey. Dan sesegera mungkin Sherin mengejar Rega. Mereka tertawa, mereka bahagia.

"Thanks Re, Sher. Gue nggak tahu kalau nggak ada kalian disisi gue kayak gimana. Semoga kita selamanya."

Khey tersenyum lebar ia masih memperhatikan kedua sahabatnya yang kini masih berlarian di kamarnya. Tak dapat dipungkiri lagi ketika ia melihat kedua sahabatnya itu bahagia, hatinya akan sungguh merasa bahagia.

~~Change You~~

A.n

Sorry kalau ada typo(s) okay. Soalnya ini enggak gue baca ulang dan agak males edit lagi huft.

Semoga kalian suka ya maaf kalau lama update ya namanya orang sibuk *songongamatokeyabaikan-.-

Salam manis :)
21 Nov 2015

Change YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang