•°ep. 2: ABC game, start!°•

1.8K 109 6
                                    

Begitu turun dari motor milik Jonathan, Ady langsung sujud mencium tanah dengan berlinang tangisan syukur.

Dia tidak memperdulikan tatapan murid-murid lain di sekitar parkiran yang memandang aneh dan ngeri padanya.

Sementara Jonathan nyengir nista. Malu dengan kelakuan Ady yang lebay, tapi bersamaan juga senang melihat Ady tersiksa akibat ulahnya sendiri.

"JO SIALAN!! ASU!! MEMEK!! NGENTOD!! Kalo mau mati muda jangan ngajakin gue!" teriak Ady masih gemetaran dengan air mata dan ingus yang tidak bisa dibedakan lagi.

Jonathan menggeleng malas. Ia beralih membantu Ady berdiri dan merogoh tas, mengeluarkan tisu untuk bocah bongsor di hadapannya.

Walau sebenarnya Jonathan juga bongsor sih...

"Cengeng! Diajak ngebut dikit nanges!"

Ady tidak memperdulikan cibiran Jonathan. Dia mengambil kasar tisu yang disodorkan kawan masa kecilnya ini, kemudian mengelap ingus serta muka yang basah karena habis menangis.

"NGEBUT DIKIT EEK ONTA!! Lo bawa motor di jalan rame kayak bawa motor pas balapan di MotoGP anjing!

"Nggak denger tadi sampe ada polisi yang teriak, hah?! Mana gue nggak pake helm lagi! Gimana kalo gue tiba-tiba terbang terus nyangkut di tiang billboard?!"

"Alay," tanggap Jonathan, berjalan lebih dulu karena tak minat meladeni ocehan Ady yang berlagak menjadi orang paling tersakiti sedunia.

"Gue belum selesai, woi!"

Ady beranjak berlari mengejar Jonathan, mensejajarkan langkah mereka lalu lanjut berpidato dengan materi yang tidak bermutu.

Begitu keduanya sampai di depan kelas mereka, Jonathan terpaksa berhenti karena Ady yang berjalan lebih dulu di depannya merentangkan sebelah tangan. Meminta agar dirinya diam terlebih dahulu.

Detik berikutnya, Ady membuka pintu ruang kelas dengan gaya bak selebritis yang baru keluar dari gedung pengadilan sehabis mengajukan gugatan cerai.

Ady melambai-lambai pada seisi kelas yang disangka sebagai wartawan dan jurnalis dengan hobi mengurusi kehidupan rumah tangganya yang baru saja udahan.

"Tenang-tenang, kalian bisa foto-foto sepuasnya kok."

Anak kelas yang melihat tingkah Ady langsung kompak menyorakinya bersama-sama.

Sedangkan Jonathan masuk kelas dengan berjalan cepat. Takut jika malah terlibat dalam perdebatan tak berfaedah yang baru saja dimulai anak sekelasnya bersama Ady

"Tumben lo bareng Ady," ucap Yudhis, teman sebangku dan segugus Jonathan sejak dari awal masuk sekolah.

"Tau tuh! Tadi pagi dateng ke rumah gue, katanya diusir dari rumah. Mana cara dia cerita ke bonyok gue dramatis banget lagi."

Yudhis cekikikan mendengar penjelasan Jonathan karena berbicara dengan muka dongkol.

"Gue ketinggalan apa nih?" tanya Dero, sang ketua kelas hasil dipaksa yang masuk circle Ady, Jonathan dan Yudhis.

Dia baru saja tiba di kelas dan mendapati para anggota kelas sudah ribut seperti tengah berada dalam penangkaran hewan—dengan mereka sendiri sebagai hewannya.

Dero duduk di belakang tempat duduk Yudhis dan Jonathan. Enggan melerai keributan kelas karena dia juga sebenarnya suka mencari ribut.

"AHAHAHAH!! NGGAK BISA KAN LO?!" teriak Elsa di depan kelas, sudah kayang dari tadi sambil menantang Ady.

Elsa itu sama seperti Dero, anggota pengurus kelas hasil dipaksa yang malas melerai keributan karena justru ingin join.

"HALAH!! KACANG KAPRI!!" Ady menanggapi tak kalah heboh. Dia melempar sembarangan ransel yang dipakainya kemudian ikut kayang bersama Elsa.

Secret side: Ernest | BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang