>Hari ke-16 taruhan Ady
Maria seketika menjatuhkan sepatula yang ia gunakan untuk mengaduk tumis kol dalam wajan di hadapannya.
Kedatangan tiba-tiba Ady yang menghebohkan suasana dapur pagi ini membuat Maria terkaget dan keheranan.
"Mbak! Ernest badannya panas banget!!" teriak Ady dengan panik begitu Maria bertanya dan menghentikan kegiatan memasaknya.
Setelah mendengar penjelasan singkat dari Ady yang masih panik, Maria segera menyiapkan kantong es untuk mengompres Ernest. Ia tetap tenang, seperti sudah terbiasa dengan keadaan ini.
Kala keduanya memaski kamar Ernest dan mendapatinya tengah berbaring penuh keringat. Wajahnya terlihat pucat, gelisah juga tidak nyaman karena suhu tubuh yang semakin meningkat.
Maria meletakan kantong es dengan pelan di atas dahi Ernest, kemudian tangan lainnya yang menganggur digerakkan untuk memasukan ujung termometer ke dalam mulut Ernest.
"Maaf ya, kamu pasti kaget liat Ernest tiba-tiba sakit," ucap Maria seraya menunggu suara termometer berbunyi, menandakan pengukuran suhu tubuh yang dilakukan telah selesai.
Maria masih nampak tenang, senyum getir terkulas di bibinya ketika menyaksikan sang adik yang terbaring sakit.
"Ernest emang gampang sakit. Biasanya kalo mendadak demam gini, penyebabnya pasti kecapean atau kelamaan mandi pake air dingin."
Ady menelan ludahnya kasar setelah mendengar penjelasan singkat yang dikatakan Maria. Ia menyadari jika penyebab Ernest jatuh sakit pagi ini adalah karena dirinya yang kemarin malam mengunci Ernest dalam waktu lama di kamar mandi.
Saat subuh tadi, ia juga membersihkan tubuh Ernest menggunakan air dingin. Ditambah kehadirannya belakangan ini di sekitar si kakak kelas yang pasti sangat mengganggunya.
"Mbak, biar gue yang jagain Ernest," kata Ady, penuh penyesalan.
Ady bisa melihat ekspresi terkejut yang seketika ditunjukan Maria. Sebelum sempat wanita berambut merah itu mengutarakan kebingungannya, Ady lebih dulu menjelaskan maksudnya barusan.
"Mbak pasti sibuk ngurus toko kan? Jadi biar gue yang jaga Ernest di sini sampai Mbak nutup. Lagian hari ini juga libur, nggak masalah kan?"
Maria menimang-nimang usulan Ady. Rumah mereka juga menyatu dengan toko, jadi ia bisa memeriksa adiknya dan Ady sesekali. Setelah berpikir sejenak, Maria menerima pertolongan yang ditawarkan Ady.
__•°•__
Ady segera membuka pintu belakang rumah Ernest setelah mendapat pangilan spam dari Jonathan yang datang untuk membawakannya baju ganti. Kala pintu terbuka, wajah dongkol Jonathan langsung terlihat menyapa Ady.
"Makasi Mas Jojo~" ucap Ady manja, dia senyum-senyum mayun di hadapan teman masa kecilnya yang justru menahan muntah.
"Lagian ngapain sih lo tiba-tiba nginep di backery shop begini? Lo ngelamar di sini kemaren?"
"Enak aja! Ini rumah Ernest, progres gue udah banyak sama dia, jadiiiiiiiiiiiii...~ Gue pasti bakal nguras seluruh saldo ATM lo!"
Ady tertawa jahanam setelah menerima pakaian ganti yang dibawakan Jonathan.
Kemudian beranjak menutup pintu tanpa menunggu respon Jonthan yang masih bingung dan ketakutan setelah mendengar info tidak penting dari Ady—yang bisa saja akan menjadi pertanda hancurnya keuangan Yudhis, Dero dan dirinya sendiri.
Begitu selesai membersihkan diri dan bersalin baju, Ady kembali menuju dapur untuk mengambil makanan yang sudah Maria siapkan sebagai sarapan Ernest.
Di atas nampan berbeda, terdapat semangkuk bubur nasi beirisi telur rebus dan ayam suir juga segelas air dengan tambahan obat beserta vitaminnya. Sepertinya ini obat yang biasa Ernest minum ketika demam.
Tanpa menyia-nyiakan waktu lebih lama, Ady segera membawa nampan berisi sarapan Ernest pagi ini menuju kamarnya.
"Loh Nest?! Lo ngapain?!" pekik Ady ketika telah memasuki kamar si kulkas Antartika dan mendapatinya bersusah payah bangkit dari kasur meski dalam keadaan lemas.
Cepat Ady melangkah mendekat, kakinya yang pajang membuat Ady sampai di sebelah kasur dalam hitungan kurang dari semenit. Ia membuat Ernest duduk kembali di atas kasur dengan bersandar pada kepala kasur.
"Sarapan dulu, habis itu minum obatnya," ucap Ady kemudian. Ia mengambil sendok dan mangkuk bubur agar bisa menyuapi Ernest.
Namun kala ia menyodorkan suapan pertama ke mulut Ernest, Ady harus menurunkan kembali sendok bubur untuk menjelaskan sesingkat yang dibisa mengenai alasan kenapa dirinya belum pulang dan masih berada di kamar Ernest.
Helaan napas terdengar, Ernest tidak memberi tanggapan berarti selain mengangguk pasrah untuk menerima fakta bahwa Ady akan menemaninya seharian ini. Tanpa banyak protes, Ernest menerima suapan bubur dari si adik kelas.
Begitu bubur sudah dimakan habis tanpa sisa, Ady beralih memberikan obat dan vitamin yang harus Ernest minum. Namun malah penolakan yang ia dapat, Ernest tidak mau minum obatnya.
"Satu doang Nest, biar lo bisa sembuh," paksa Ady, tapi tetap mendapat gelengan dari Ernest.
"Nggak mau! Pahit!"
Ady melongo untuk sesaat kala menyaksikan Ernest kehilangan aura dingin atau cuek yang salama ini ia tunjukan. Kakak kelasnya nampak seperti anak paud yang menolak menakan obat cacing.
Seorang Ernest Erlangga, ketua ekstra voli dan mesin olimpiade di sekolahnya yang terkenal kaku juga tegas, kini bersikap manja padanya? Menolak minum obat kecil karena terasa pahit?
Jantung Ady tiba-tiba berdetak kencang, ia gemas sendiri melihat ekspresi kesal dan gelisah Ernest yang menolak obat pemberiannya. Tawa menyeruak di kamar Ernest, asalnya dari Ady yang masih deg-deggan karena tidak percaya apa yang baru saja ia saksikan.
"Mau tau cara bikin obatnya nggak kerasa pahit?" tanya Ady setelah meredakan tawanya dan melihat wajah kebingungan Ernest.
Senyum jahil Ady semakin melebar kala mendapat anggukan polos dari Ernest atas pertanyaan yang diajukannya.
Ady memasukan obat milik Ernest ke dalam mulutnya sendiri, kemudian meminum sisa air dalam gelas.
Kejadiannya cepat, tanpa Ernest sadari bibir mereka sudah menyatu. Air dan obat di mulut Ady disalurkan padanya, Ernest seketika merasa dejavu.
__•°•__
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret side: Ernest | BL
RomansaSeries cerita Secret side: Arsa __•°•__ "Ini gue traktir, soalnya yang manis-manis kayak lo biasanya minum Pop ice rasa coklat." - Adyasa Narendra __•°•__ Ini cerita tentang jamet muka bintang laut a.k.a Adyasa Narendra. Dimulai ketika ia kalah dal...