•°ep. 20: sweet sweet kiss°•

1.3K 82 16
                                    

"Dan jujur... Sentuhan lo buat gue nyaman," Ernest memalingkan muka kala suaranya kembali terdengar untuk menutarakan kalimat terakhir yang ingin ia sampaikan kepada Ady.

Selama beberapa menit keduanya bungkam. Ady dengan perasaan shock berusaha alakadarnya untuk mengerti apa yang baru saja didengar telinganya sendiri.

Sementara Ernest menahan malu sampai rasanya mau cepirit. Kenapa dia bisa kebablasan berbicara terlalu jujur dan berakhir membeberkan semua yang menganjal di pikirannya selama ini?!

"Ng-ngomong dong!" hardik Ernest gugup. Tangannya memukul kecil dada Ady agar kesadaran bocah Cina kw yang masih merangkulnya itu kembali.

"Jadi... Nggak masalah kalo gue minta ciuman?" tanya Ady setelah mendapat banyak serangan tamparan dari Ernest di bagian dada.

Ady masih memerlukan retorika, sebuah penegasan ulang yang membuat dirinya benar-benar yakin. 

Hidup sudah kadung trust issue...

"Nggak. Tapi gue bukan gay,"

"Lo pikir gue iya?"

Anggukan polos menjadi respon dari pertanyaan tidak langsung yang Ady lontarkan. Dan respon itu dengan telak menorehkan luka di hati monguel mahluk jelmaan dajjal satu ini.

Wajar aja sih, Ady kan anak sus.

Sebenarnya orientasi seksual Ady tidak terlalu nikung-nikung amat. Dia masih doyan toket brutal.

Tapi entah bagaimana, rasa keterpaksaan karena hukuman yang Ady dapat langsung berubah menjadi penerimaan ketika Ernest melakukan interaksi dengannya.

Ady menghembuskan napas perlahan. Ia menepis jauh-jauh tentang prasangka Ernest yang mengira bahwa dirinya adalah gay, hal itu bisa diluruskan nanti-nanti. 

Ady menggerakkan kepalanya mendekat pada Ernest. Sekali lagi memangkas jarak di antara dirinya dan si kulkas Antartika. Napasnya memberat, mata Ady separuh terpejam. Dalam hitungan detik, bibir keduanya bertemu. 

Ciuman terjadi sesuai kehendak Ady. Ia bisa merasakan sensasi baru dari bibir Ernest yang bersentuhan dengan miliknya.

Kali ini Ady bisa leluasa menjelajah lebih dalam tentang karakteristik bibir Ernest. Di mana bagian nikmat yang akan membuat Ernest ketagihan. 

Paling penting, Ady tidak akan menuntut Ernest seperti terakhir kali, tapi membiarkannya ikut dalam permainan agar Ady bisa tahu apa hal Ernest suka lakukan dalam berciuman. 

Hari ini Ady akan memplajari semuanya!

Dia pasti akan membuat freezer sosis Indomaret ini meleleh karena teknik ciumannya.

Ady memiringkan sedikit kepala ke kiri. Bibirnya mulai melumat milik Ernest dalam gerakan pelan yang lembut.

Saat dirasa posisi Ernest terlalu mundur dan menghambat ciumaan mereka agar bisa lebih intens, satu tangan Ady bergerak naik untuk menahan bagian belakang kepala Ernest.

Kecipak basah mulai terdengar. Tanpa memaksa, lidah Ady bisa dengan mulus masuk kedalam mulut Ernest. Bergerak-gerak tidak beraturan, menjilati atap mulut serta gigi Ernest yang berjejer rapi. 

Ady juga menuntun lidah milik Ernest keluar untuk berperang lidah, saling mengulum, menukar saliva masing-masing hingga suara lenghuan tertangkap indra pendengaran.

"Mmnh.. Ad-nmh.."

Ernest kewalahan, ia mencengkram erat pakaian Ady untuk menyalurkan apa yang dirasakannya. Kala mulut mereka sudah benar-benar basah dengan pasokan oksigen yang menipis, barulah ciuman dilepas. 

Sepersekian detik Ady kembali mendekat, memberikan ciuman singkat pada Ernest sebelum turun menyerang area leher. Ia bahkan tidak memperdulikan kakak kelasnya yang masih berusaha mengatur napas setelah ciuman panas tadi.

"Amhh.. Janganh.. Jangan di situ!" 

Ady tidak menghiraukan perintah Ernest, dia semakin menekan lidahnya pada telingga kiri Ernest, bahkan sekarang sudah memberikan gigitan kecil.

Desah tertahan langsung terdengar, menjadi yel-yel penyemangat untuk Ady agar bisa semakin gencar memanjakan titik nikmat milik si kulkas Antartika.

Tangan Ady yang menganggur juga tidak tinggal diam. Salah satu tangan menyelip masuk ke pakaian Ernest. Telapak tangan Ady langsung bisa merasakan kulit tubuh kakak kelasnya yang hangat. 

Ernest menggeliat kegelian. Kendati mulutnya masih aktif mendesah, walau suaranya teredam karena tanggan yang menutup mulut.

Tanpa aba-aba, Ady dengan cepat menyingkap baju yang Ernest kenakan ke atas sampai memperlihatkan area dada berisi karena hasil olahraga.

Puting Ernest nampak coklat, menyesuaikan dengan warna kulitnya. Kedua puting tersebut sedikt keras dan begitu mengguirkan jika di lihat lama-lama.

Ady tidak menyia-nyiakan kesempatan, ia segera melahap dada sebelah kanan Ernest. Mengemut putingnya perlahan, memberi jilatan, gigitan kecil yang membuat tubuh kakak kelasnya melengking ke depan seakan meminta lebih.

"Shh.. Anh.. A-ady stop.. Mnhh.."

Ernest merintih keenakan. Kemudian segala suara kenikmatan yang ia keluarkan berganti kembali dengan lenguhan tertahan karena Ady memberikan ciuman setelah berhasil membuat puting di dada kanan Ernest membengkak karena diberikan servis.

Pukulan kecil Ady dapatkan di area dada. Ernest berusaha mendorongnya menjauh dengan segala tenaga yang tersisa.

Ady yang tidak ingin memaksa segera menyudahi ciuman dan gerakan tangannya yang masih menggrapa-grepe tubuh Ernest walau sebenarnya masih enggan.

Napas kedua insan berbatang ini memburu. Mereka berusaha menghirup oksigen sebanyak-banyaknya karena hampir kehabisan napas sekali lagi.

"U-udah... Stop dulu, gue mau mandi!"

Bahu Ady turun perlahan karena kecewa harus menyudahi pergumulan panas mereka.

Kontol sudah ngaceg maksimal, sedikit lagi ewe-ewean. Tapi Ernest justru hendak kabur darinya dengan dalih harus mandi. 

Tentu saja Ady tidak akan membiarkannya!

Dia punya seribu satu cara untuk selalu menempel pada Ernest.

Segila apa pun ide dalam kepalanya, Ady akan tetap mengutarakan ide itu dengan penuh optimis dan tanpa perasaan malu barang sedikit!

"Ikut!!" Ady merengek manja. Membuat Ernest jadi kesal dan muak sendiri menghadapadi sikap kurang ajar adik kelasnya.

__•°•__

To be continued...

Secret side: Ernest | BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang