•°ep. 3: doesn't have to be a girl°•

1.5K 117 4
                                    

"Inggris," Dero menjawab paling awal. Dia meletakan ponsel dikantong saku, mulai terhanyut dan melupakan Pou ngik-ngik yang tadi dia mainkan.

"Islandia," kata Jonathan setelah Dero.

"Prindapan," ucap Ady beberapa detik kemudian, mengundang tatapan aneh dari ketiga temannya.

"P, maksud?" - Yudhis

"Lo pulang lewat mana Banh?" - Dero

"Boleh langsung tonjok aja nggak sih?" - Jonathan

"Beneran punya dendam lo pada ama gue ya?!!"

"EMANG!!"

Ady menciut begitu ketiga kawannya berteriak tanpa beban sampai menggelegar ke hampir seluruh penjuru kantin yang sepi.

"India maksudnya," Ady membenahi jawabannya seraya menunduk dalam-dalam.

"Indonesia."

Baiklah, ronde ketiga dimulai setelah Yudhis menyebutkan jawaban. Di ronde berikutnya, mereka harus mencari nama hewan yang berawalan huruf Y.

"Yaki," jawab Yudhis, menyebut nama monyet wolai atau monyet hitam Sulawesi.

"Yak!" ucap Jonathan setalah Yudhis. Kok Jonathan suka sekali jadi yang nomor dua?

"Lo ngewasit di lomba lari sprint atau nyebut nama hewan?! Mana ada yang namanya 'Yak' gitu doang!"

Jonathan memutar bola matanya dengan malas begitu mendengar protesan Ady.

Dia lantas menangih ponsel Dero untuk dipinjam sebentar karana ponsel miliknya tidak berisi kuota. Maklum, Jonathan ini user Wi-Fi rumahan.

Begitu Jonathan memperlihatkan gambar sapi gondrong yang bermayoritas di Tibet, Ady seketika bungkam dan berhenti menggerutu.

Makanya jangan banyak congeh Dy!

"Yabby. Kalo kalian nggak tau, bentukannya kayak seperempat udang selebihnya lobster," Dero menjawab kala ponselnya telah dikembalikan Jonathan.

Sekarang hanya tersisa Ady yang belum menjawab. Ia bangkit dan mengambil posisi duduk dengan tangan menggaruk kepala. Berusahalah membuat otaknya yang jarang digunakan untuk berpikir lebih keras.

"Eeenghh... Yanto?"

"Lo nyebut bapak siapa pepeg?!" Yudhis berteriak, tidak habis thingking.

"Gue nyebut bapaknya ikan cupang gue, namanya Sayang, dia cewek. Trus si Sayang ini gue cariin bapak kan? Eh, merekanya malam inses! Kecewa gue sama Yanto, ternyata dia tua bangka bejat!"

"Sekarang mereka gimana?" Dero malah bertanya, membuat Ady melanjutkan cerita tragis ikan-ikan cupang peliharaannya.

"Gue buang Yanto ke laut, kalo Sayang kayaknya mati depresi karena nggak ada Yanto."

Ady mengakhiri ceritanya dengan wajah sedih, dan ajaibnya membuat Dero turut berduka.

Kalian stress? Saya juga..

"Paok! Mending lo jalanin nih hukumannya daripada bela sungkawa sama pelaku inses!" kata Jonathan yang sukses mengundang ekspresi bingung di wajah Ady.

"Ngapain ada hukuman anjir?! Tadi kaga ada bilang yang kalah dapet hukuman!"

"Harus itu! Dimana-mana tuh main ABC lima dasar pasti dapet hukuman! Betul tidak adik-adik?"

Jonathan tetap mengompori Ady dengan mukanya yang kini mirip pejabat korup sok merakyat. Sedangkan Dero dan Yudhis mengangguk menyetujui perkataannya.

"Palingan juga dicubit atau sentil tangan doang, kan? Nih kalo gitu, tapi jangan keras-keras! Bisa-bisa tangan indah gue lecet nanti!"

Jonathan menggeleng pasrah, menurutnya tingkah Ady makin menjadi-jadi semenjak mereka beranjak dewasa. Dulu waktu kecil tidak sampai separah ini.

Yah, walaupun dulu juga masih bisa dibilang parah.

"Yeee!! Lo kira kita anak TK? Hukuman segitu mah nggak seru! Yang nantang dikit kali," tanggap Yudhis dengan nada yang sengaja dia buat agar terdengar bosan.

Ady menelan kasar ludahnya. Tamat sudah riwayatnya.

Dengan keringat dingin yang mulai bercucuran, Ady menantikan Jonathan, Yudhis dan Dero untuk berbicara.

Sepertinya mereka mulai memikirkan hukuman paling buruk dari yang terburuk untuk dijalankan manusia jebolan neraka macam Ady.

Di sisi lain, Jonathan, Yudhis dan Dero juga berniat membalaskan dendam atas kelakuan tidak berfaedah, tidak bernalar, dan tidak ngotak yang sering dilakukan Ady pada mereka juga orang tidak bersalah lainnya.

Daripada menunggu karma ilahi untuk Ady datang, lebih baik dibalaskan sendiri, kan?

"Makan seblak lima ratus cabe?"

Dero dan Jonathan menggeleng mendengar usulan Yudhis. Kemudian kembali berfikir, mengabaikan Ady yang sudah panas dingin.

"Jadi lady boy Thailand seharian?"

Kini Dero dan Jonathan menggeleng makin horor, menandakan mereka sangat tidak setuju akan ide Yudhis berikutnya.

Ady itu tidak normal, dan sekarang disuruh jadi bencong?

Dunia kiamat!

Akan ada banyak orang-orang yang menjadi korban pengidap mata dehidrasi karena melihat penampilan jahanam next level Ady ketika cosplay lady boy Thailand.

Yudhis mendengus kesal. Dia berbalik memandang kedua orang di seberangnya lalu menyalak tak sabaran. "Terus mau kalian apa kodok?!"

"Gini aja, lo harus gebet orang pertama yang bakal masuk lewatin pintu kantin dalam sepuluh menit setelah ini,"

"Raimu piye?! Siapa coba cewek yang bakal ke kantin jam pelajaran gini? Lo tau kan, cewek-cewek sini tuh kebanyakkan hikikomori semua!" protes Ady untuk kesekian kalinya kala mendengar hukuman Dero.

"Siapa bilang harus cewek?"

"Hah?"

"He say it clearly, dosen't have to be a girl," Jonathan yang menjawab untuk menegaskan kembali perkataan Dero.

"Sok Inggris lo! Dasar bule kw!"

Lalu si bocah biadab mendapat tamparan silih berganti dari ketiga orang kawannya.

__•°•__

To be continued...

Secret side: Ernest | BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang