•°ep. 11: club service°•

1.1K 80 6
                                    

> Hari ke-9 taruhan Ady:

Ady menulis dengan khusyuk pada sebuah catatan. Dia membuat daftar hal-hal kesukaan serta yang tidak disukai Ernest sesuai wawancara mereka kemarin.

Ernest di sebelah Ady hanya melirik sekilas sebelum kembali pada buku pelajarannya.

Kini mereka tengah berada di perpustakaan. Atau lebih tepatnya, Ady tiba-tiba datang ke perpustakaan tempat Ernest sering berdiam diri.

Alhasil, kedua murid laki-laki beda personalitas ini menghabiskan waktu bersama dalam ketenangan perpustakan.

Sebenarnya Ady sedikit menderita karena harus menahan diri untuk bersuara. Bahkan jika memang perlu berbicara, ia harus sepelan mungkin. Ini sudah seperti simulasi jadi orang bisu bagi Ady.

Tapi tidak apa-apa, demi makan gratis tiga bulan, apa pun akan Ady lakukan!

Setelah selesai mencatat daftar yang dia buat, Ady melakukan pemeriksaan kembali atau memverifikasi apa yang dia buat pada Ernest.

Ady nyengir kuda lalu menarik kembali catatan yang ia buat sesudah mendapatkan anggukan singkat.

Sebelum menutup buku catatannya kembali, Ady memerhatikan namanya sebentar dalam daftar hal yang tidak disukai Ernest.

Ady seketika mengepalkan tangan dengan mata penuh api membara.

Mahluk titisan syaiton satu ini telah bertekad untuk merubah tempat namanya dalam daftar yang tadi ia buat sendiri—tentu saja setelah konfirmasi ulang dengan Ernest selaku orang yang bersangkutan.

Di detik berikutnya, kenyelenehan Ady kembali terjadi. Dia tiba-tiba mengeluarkan kertas origami yang entah sejak kapan dibawa dan dari mana datangnya.

Ady mulai kegiatan lipat melipat kertas warna mejikuhibiniu selayaknya bagaimana Kyan—adik bontotnya, di rumah bermain sekolah-sekolahan.

Yang pertama Ady buat dari kertas origami adalah bunga mawar, lalu lanjut tulip, lalu lanjut daisy lengkap dengan batang berdaun.

Kala berbagai macam bunga telah dia buat, Ady bangkit dari duduknya kemudian menghampiri pustaka untuk meminjam gunting dan perekat yang ada.

Setelah mendapatkan kedua alat tersebut, Ady kembali duduk di sebelah Ernest yang cuek bebek pada apa yang ia kerjakan.

"Ernest.." Ady memanggil dengan berbisik di telinga Ernest beberapa menit kemudian.

Membuat Ernest terkejut dan refleks menjauhkan tubuhnya dari Ady seraya memegangi salah satu telinga yang tadi sempat terkena deru napas si adik kelas.

"Nih," ucap Ady dengan senyum tipis. Ia menyerahkan buket bunga origami yang telah dibuat tanpa Ernest sadari.

"Emang jelek sih, lain kali gue bikin yang lebih bagus," bisik Ady lagi begitu Ernest menerima buket buatannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Emang jelek sih, lain kali gue bikin yang lebih bagus," bisik Ady lagi begitu Ernest menerima buket buatannya.

Tanpa menunggu respon si kulkas Antartika, Ady bangkit lagi dari duduk kemudian merapikan barangnya dan alat-alat yang dia pinjam dari pustakawan.

"Oh! Sama satu lagi! Ini buat lo, tadi pagi gue dapet waktu ke Indomaret."

Ady meletakan beberapa bungkus permen kopi di atas buku pelajaran Ernest.

Ia menyengir lagi sebelum berpamitan dan meninggalkan Ernest di perpustakaan bersama buket, permen kopi, juga catatan kecil berisi kalimat penyemangat.

Kenapa anak ini suka sekali memberi Ernest banyak hadiah?

__•°•__

Malam ini Ady bersama Jonathan, Dero, dan Yudhis pergi ke club tempat Jonathan merayakan ulang tahunnya kemarin.

Kali ini Ady tidak mengajak Ren karena kakak sepupunya dikabarkan tengah menginap di rumah Arsa—peserta balap liar yang ternyata adalah teman sekolahan Ren.

*(ep. 39: sweet tooth, Secret side: Arsa)

Ady awalnya agak terkejut mengetahui hal itu. Dia tidak memberitahu Ren tentang Arsa karena ingat akan 'tiga aturan bayangan' yang berkaitan dengan si pembalap bermotor hitam ini.

*(ep. 24: he's gone, Secret side: Arsa)

Lalu club yang tengah ia kunjungi sekarang sesungguhnya adalah milik paman dari Yudhis.

Jadi wajar mereka mendapatkan akses masuk meski masih di bawah umur.

Saat ulang tahun Jonathan juga sebenarnya Yudhis yang mengurus akses masuk kedua orang temannya ditambah Ren.

*(ep. 4: club, Secret side: Arsa)

"Katanya hari ini ada semacam service baru gitu, lo pada tertarik nggak?" tanya Yudhis setelah menyesap sedikit minuman di gelasnya.

"Gratis refill minum apa aja?" Ady balik bertanya antusias setelah meminum habis mojito pesanannya.

"Langsung bangkrut Om gue kalo sekarang ada gratis refill!"

"Lah, kenapa?"

"Soalnya, lo kalo minta refill pasti pake galon. Galon yang dari tetangga juga bakal lo pinjem biar bisa refill sekalian buat warga komplek."

Semua orang tertawa mendengar jawaban enteng Jonathan kecuali Ady yang kini cemberut.

Tapi tawa mereka tidak berselang lama karena Ady malah cosplay Bagas dribble setelah mewek.

"Jangan senam gemoy anjing! Gue panggilin satpam juga nih!"

Ady langsung mingkem setelah diancam Yudhis.

Keempat sekawan lanjut membahas yang lain, dan rencana akan memesan service barur club malam ini.

Kala ada satu pegawai club datang menghampiri untuk memberitahu kalau service yang dipesan sudah siap, mereka segera beranjak menuju tempat sesuai arahan pegawai yang tadi datang karena servicenya disediakan di ruang lain.

"Duluan aja, gue mau ke toilet dulu," ucap Jonathan sebelum memisahkan diri dari teman-temannya.

Dan begitu tiga orang yang tersisa sampai di sebuah tempat dengan panggung memanjang seperti run away berisi tiang besi kokoh di beberapa tempat, mereka segera mengambil tempat duduk dekat panggung yang disediakan.

Ady nampak antusias dengan pertunjukan dan service seperti apa yang akan ia dapatkan bersama dengan beberapa pelanggan lain yang memesan.

Namun tanpa bisa disadari oleh Ady, dari tempat inilah sebuah rahasia mencengangkan akan ia ketahui.

__•°•__

To be continued...

Secret side: Ernest | BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang