3.

325 27 3
                                    

__________________________________________________

Mengenal bukan hanya tentang menilai🦋
__________________________________________________



Rooftop.

Gila!

Pemandangan seindah ini mereka sia-siain?
Tempat yang begitu sepi? Iyalah! Namanya juga rooftop. Mana mungkin ada yang disini saat jam upacara? Hanya dirinya beserta otak gilanya!

Tempat yang cukup luas ini dilengkapi dengan beberapa kursi tua, dan juga meja.
Tapi ada yang sedikit aneh? Tempat ini seperti sering dikunjungi?! Semuanya tertata rapi walau barangnya hanya seadanya dan berantakan.

Bodoamatlah! Atara disini hanya ingin ketenangan!

Tanpa menunggu lama, gadis berseragam putih abu-abu itu merebahkan tubuhnya disalah satu kursi yang dikiranya terlihat paling nyaman untuk tidur sejenak.
Atara menikmati keindahan sekolahnya dari atas sini.

Mengamati seluruh penghuni sekolah yang sedang menghormati bendera merah putih. Ia tersenyum jahil.

"Kasian banget sih disuruh jemur badan aja seneng, mending rebahan kek gue! "

Entah pengaruh dari mana, tapi rasanya ia harus segera tidur, matanya tidak bisa dikondisikan lagi kalau sudah menyangkut dengan rebahan. Dan dalam hitungan menit, Atara sudah pergi ke alamnya.

Alam mimpi.

_________________________________________________

Gerbang depan.

Di waktu yang sama namun berbeda tempat.

Seorang cowok dengan Almamater yang ia sampirkan dipundaknya, baju yang dikeluarkan, dan rambut yang ia biarkan terurai ke mana-mana, ia melupakan hari ini harus sekolah. Sungguh mendeskripsikan seolah-olah ia hanyalah seorang berandal sekolah. Tapi itu benar!

Menatap gerbang tinggi yang sudah tertutup rapat tanpa setitik Celahpun.
Pria itu berdecak kesal, namun setelahnya ia tersenyum gila dengan pikirannya.

Ia dengan instingnya, memasuki sekolahnya dengan jalannya sendiri. Lewat tembok belakang sekolah yang sudah menjadi gerbang masuk tanpa ada kata tutup sekalipun.

Bukan hanya dirinya yang mengetahui jalan rahasia ini, tapi sebagian besar anak nakal tau.

Bahkan para guru pun tidak pernah tau kalau jalan ini ada dan bisa digapai oleh kami anak-anak nakal.

Setelah berhasil memasuki sekolah jalur VVIP, ia menyelinap dibalik koridor kelas-kelas untuk mencegah pandangan anggota OSIS bahkan para guru.

Dengan bangganya dia menatap barisan demi barisan sedang mengangkat tangannya, hormat pada bendera.

Dan dengan santainya ia pergi dari lapangan, menghiraukan semunya. Tujuanya kini hanya satu, markasnya.

Dengan santai ia berjalan ke Rooftop. Ya! Itulah markasnya! Bukan markas sebenarnya, tempat itu hanya pelarian saat mau skip kelas atau sekedar untuk melepas penat akan pelajaran. Tempat yang strategis dan jarang bahkan nyaris tidak pernah ada yang berani kesana kecuali dirinya dan teman-temannya.

Setelah ia sampai di lapangan Rooftop. Satu yang menjadi tanya dan tujuannya. Seorang wanita sedang tidur dikursinya?!

What the hell!

Dirgantara (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang