13.

171 13 2
                                    


__________________________________________________

Nggak semua rumah isinya tenang! Dan soalnya rumah itu rumah gue!
__________________________________________________


Happy Reading



Uks.

Tempat dimana ia sekarang berada. Ditemani berbagai ocehan Nadia juga. Mulai dari pertanyaan biasa sampai pada pujian dari Nadia ia dengar.

"Gue salut banget sama lo... Gisyel aja lo bisa ladenin... Emang the best deh lo... " Pujian Nadia.

Nadia memberi obat merah pada luka cakar dibagian lengan dan wajah Atara. Dengan telaten ia lakukan. Sengaja Nadia menekan luka ditangan Atara, pasalnya nih anak nggak meringis, ngeluh atau apa. Hanya diam saja ketika lukanya terkena alkohol.

"Kenapa lo teken bambang! " Protes Atara.

"Aneh aja, lo nggak ngerasa sakit meskipun nih cakaran dalem banget... "

Atara tersenyum. " Luka yang biasa gue dapet beribu kali lebih sakit nad,Dan gue nggak mungkin ngerasa sakit cuma karena cakaran Gisyel sama atek-ateknya!"

Nadia mengakap nada datar dari Atara.

"Tapi ini dalem banget anjirr! Sampai berdarah gini! Apa lagiini ni! "

Kata Nadia sambil menunjuk luka dibagian lengan Atara.

Atara menggeleg.

Nadia mulai serius.

"Lo nanggep gue temen nggak? "
Atara menatap keseriusan Nadia pada nada bicaranya.

"Nggak... Gue nggangep lo babu gue... " Penuturan Atara meruntuhkan harapan Nadia untuk serius.

"Serius njir... " Gemas Nadia.

Atara meraih tangan Nadia lalu dielusnya Nadia.

"Bahkan lo gue anggap lo keluarga gue nad!" Sekarang Atara benar-benar serius.
Nadia tersentuh, ini jawaban yang lebih dari harapanya.

"Cerita Atara, Selama lo disini Gue nggak pernah tau lo, Dalam artian asal usul lo, keluarga lo, apapun tentang lo gue nggak pernah tau Tar, Kenapa lo nggak pernah cerita tentang diri lo sendiri? "

Atara menarik nafas dalam-dalam. Hal yang begitu sensitif ditelinganya. Atara bukanlah orang yang bisa bercerita tentang hidupnya, masalahnya. Terbiasa memendam segalanya sendiri. Menurutnya tidak etis saja tak ada angin tak ada hujan bercerita panjang lebar pada orang random.

Nadia melihat Atara yang tidak nyaman dengan pertanyaan nya.

"Sorry kalo gue lancang, tapi apapun masalah lo, gue siap dengerin lo"

Nadia tersenyum tulus.

Atara menarik nafasnya lagi, begitu menyesakkan.

"Oke gue cerita! Tapi lo janji setelah ini apapun yang lo tau tentang gue Gue mohon jangan ceritain ke siapa pun." Pinta Atara.

"Lo udah kaya orang penting aja... "

Atara tersenyum mendengar pernyataan Nadia.

Atara memposisikan duduknya agar lebih nyaman. Mungkin akan mrmakan waktu sangat lama.

"Gue nggak tau apa yang harus gue ceritaain nad?! Tapi mungkin ini bisa memberi sedikit penjelasan buat lo."

"Nama gue Atara Kinan Winata... Lo sering nanya kan ke gue? Kenapa nama gue cuma Atara! "

Dirgantara (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang