-- REALIZED --

65 6 2
                                    

"Mana istrimu?"

"Ibu--"

"Dimana Sakura?"

Iaros terkejut mendapati situasi tersebut. Dirinya yang baru saja pulang bekerja, dikejutkan oleh kedatangan sang ibu secara tiba-tiba di apartemennya.

"Sakura sedang mengunjungi neneknya."

"Dan kau biarkan dia pergi sendirian?"

"Aku tidak bisa cuti dadakan--"

"Sampai kapan kau akan terus seperti ini, hah?!"

Iaros terdiam. Ia mulai mengerti jika ibunya sedang emosi tinggi. Ia tak menyangka sebelumnya. Sosok ibu yang selalu lembut kepadanya, kini memarahinya dengan menakutkan.

"Kau selalu mengabaikannya kan? Memperlakukannya sesukamu? Kau pikir istrimu boneka?"

"... sudah lama ibu merasakannya. Meski kalian terlihat selalu harmonis, ibu tau kau belum sepenuhnya menganggap Sakura sebagai istrimu."

Iaros seakan membeku. Tak bisa menjawab perkataan ibunya. Karena dirinya pun mengakui hal tersebut.

"Sebenarnya apa maumu, Nak? Mengapa kau terus mempertahankan sikapmu yang buruk pada Sakura? Salah apa dia padamu?"

"... ibu pikir kelembutan Sakura akan berdampak positif untuk dapat mengubah sikapmu. Tapi ternyata ibu salah. Kau selalu menyakitinya tanpa batas dengan kekasaranmu."

"Ibu, aku--"

"Ibu tau kau sangat memprioritaskan pekerjaanmu. Tapi Sakura juga telah jadi milikmu. Jangan sampai kau kehilangan dia suatu hari nanti akibat prioritas pekerjaanmu."

"... ibu hanya tak ingin kau menyesal."

Perkataan sang ibu sukses menohok hatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perkataan sang ibu sukses menohok hatinya. Entah mengapa ia merasa takut setelah sang ibu berkata demikian. Hanya sekadar perkataan pengingat, tetapi Iaros merasa jika kondisi tersebut dapat benar-benar terjadi. Membayangkannya pun tak pernah.

Ia mulai bertanya pada hatinya, tentang kebenaran perasaannya pada Sakura. Ia tak rela kehilangan Sakura, tetapi ia sendiri tak tau apakah hatinya telah jatuh pada Sakura. Semuanya terasa membingungkan.

Apakah Sakura benar-benar telah mencintainya?

Lalu, apa yang harus ia lakukan?

Bodoh.

Iaros merasa sangat bodoh memahami situasi tersebut.

Tanpa sadar ada pukulan keras yang mendarat di kepalanya.

"Hei, dilarang melamun di kantor."

Iaros menghela napas. Sejenak ia hendak memukul sosok yang menganggunya barusan. Namun ia hentikan karena lawannya yang tak sepadan.

"Pulanglah jika tak fokus bekerja."

"Ada apa Nona kesini?"

"Kau lupa 2 jam lagi ayahku akan datang? Tentu kau juga tak lupa jika harus menyiapkan materi meeting kan?"

Love Blossom🌸Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang