-- AGAINST --

60 6 0
                                    

Valerio tersenyum. Hatinya menghangat ketika mendengar pernyataan Sakura. Tak pelak wajahnya seketika merona. Dirinya ingin menghujani wanita itu dengan beribu ciuman manis.

Valerio ingin menunjukkan betapa dirinya benar-benar takluk atas cintanya pada Sakura. Dia tak menyesal telah memilih pilihan untuk hidup bersama Sakura. Selamanya.

"Jangan pernah memutuskanku atau mengabaikanku lagi. Aku tidak ingin kita harus berpura-pura saling menjauh seperti dulu. Aku tersiksa karena hal itu."

Valerio mengakhiri ucapannya dengan mengecup kening Sakura dengan lembut. Ia melakukannya karena ingin memberitahu bahwa ia sangat menyayangi perempuan itu.

"Sakura, maaf menempatkanmu pada situasi sulit seperti ini. Namun percayalah, aku berusaha secepat mungkin menyelesaikan segalanya tentang hubunganku dengan Tamara.."

"... Setelah itu aku sendiri yang akan menemui suamimu dan menceritakan segalanya tentang hubungan kita. Sampai waktunya tiba untuk kita bisa bersama, aku mohon bersabarlah sebentar lagi."

Sakura terenyuh mendengar ucapan Valerio yang begitu tulus ingin memperjuangkan hubungan mereka. Binar tegas dari netra Valerio telah menjelaskan keinginan pria itu untuk dapat segera bersatu dengan Sakura.

Sakura dan Valerio mengerti tentang rintangan terjal dan karma beragam yang akan menghampiri mereka. Terlebih jika itu menyangkut tentang perasaan Tamara dan Iaros yang telah mereka khianati.

Segalanya terasa rumit karena Sakura tak sanggup membayangkan betapa menyakitkan bila kedua orang tersebut merasa kecewa atas pengkhianatan yang dilakukannya bersama Valerio.

Sakura tahu bila ia bersikeras bersama Valerio, akan ada banyak insan yang tersakiti karena hubungan yang mereka jalani.

Ini tentang siapa yang akan ia pilih untuk dikorbankan atas perasaannya, apakah kebahagiaannya bersama Valerio atau perasaan orang di sekitar mereka seperti Tamara dan Iaros.

Tentu Sakura lebih memilih untuk egois mempertahankan hubungan terlarangnya bersama Valerio. Wanita itu telah merasakan bagaimana tersiksanya dirinya saat terpisah dan saling berjauhan dengan pria itu.

Sakura tak ingin munafik dengan tetap mempertahankan hubungan penuh kesakitannya bersama Iaros. Sungguh wanita itu tak sanggup bila harus bertahan tanpa Valerio. Saat ia tahu Valerio pun mengalami kesakitan yang sama sepertinya, ia tak ingin memilih pilihan yang berimbas menyakiti perasaan mereka hingga akhir.

Sakura lebih memilih untuk menggapai uluran tangan Valerio yang mengajaknya menggapai kebahagiaan bersama dan menggenggamnya erat seakan tak ingin terlepaskan.

Meski ia tahu bahwa opsi tersebut akan membuatnya tercebur dalam kubangan dosa yang tak termaafkan, dengan karma yang sedang menanti mereka.

Membeku dalam netra yang saling menatap lekat, Valerio dan Sakura mulai menipiskan jarak antara mereka. Dengan tubuh yang masih berpelukan erat, mendukung jarak yang semakin terkikis antara kedua insan di atas ranjang itu.

Sebuah ciuman manis kembali terjalin atas kehendak satu sama lain disertai senyuman dan tatapan mereka yang tak terputus. Begitu menikmati dengan apa yang mereka lakukan, ciuman manis itu berubah menjadi lumatan panjang yang intens. Dengan saling melontarkan desah sebagai efek dari kenikmatan yang terjalin karenanya.

Merasai bibir Sakura yang menjadi candu berat untuknya, Valerio lebih agresif menginginkan bibir wanita itu untuk selalu berada dalam lumatannya. Ia tak pernah merasakan gairah cinta ini bersama istrinya dulu yaitu, Tamara.

Namun pada Sakura, Valerio selalu berupaya untuk mengendalikan dirinya agar tak semakin jauh leluasa menyentuh wanita yang dicintainya itu.

Ia tidak ingin cintanya pada Sakura terpengaruhi oleh gejolak nafsu menggebu yang sebenarnya telah ia rasakan sejak ciuman pertama mereka dulu. Meskipun nyatanya keberadaan wanita itu benar-benar bisa mengganggu hasratnya.

Love Blossom🌸Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang